EXTRA PART!

3K 81 20
                                    

"Gue duluan ya. Salam buat tante Luna"

Seorang lelaki dengan senyum tertutup helm full face itu mengulurkan tangannya untuk ber tos ala Ezra-Ocha. Gadis didepannya itu pun tersenyum sambil membalas uluran tangan itu. Sehabis pulang sekolah, seperti biasa mereka kumpul dengan kelompok band SMA mereka. Karena  acara classmeeting dimulai seminggu lagi dan band mereka akan tampil untuk pembuka acara.

"Ih ngga mampir dulu?" balas Ocha menyerahkan helm nya kepada Ezra.

"Enggak dulu, masa ketemu Chaca keringetan gini bau. Besok aja deh"

Chaca aja terus yang dipikirin. Gue gapernah. Dasar cowo buta!

Batin Ocha jengkel. Kapan sih, Ezra mau melihatnya sebagai cewek dengan keistimewaan tersendiri? Bukan hanya sahabat masa kecil?

"Mhm, yaudah gue masuk dulu. Lo gausah ati ati biar jatoh dijalan"

"Siap boss. Jangan lupa tumpahin shampoo di lantai biar kepleset" kata Ezra sambil melajukan motornya menjauh dari kawasan rumah itu sedangkan Ocha mengacungkan jari tengahnya membuat Ezra tertawa.

Ocha menghela nafas. Sulit untuk bertahan dan berpura pura tidak mencintainya. Sulit untuk berpura pura bahwa dia tidak apa apa kalau Ezra mencintai yang lain. Kenapa karakternya tidak seperti Chaca yang lembut, manis dan imut? Apa itu yang dicari dari dalam seorang perempuan?

Gadis bernama asli Rosa itu berjalan lunglai menuju kamarnya. Setelah menyapa mamanya di dapur tadi dia menjumpai Chaca yang sedang berbaring di lantai kamarnya dengan senyum merekah. Ocha melempar tasnya ke ranjang lalu ikut berbaring disamping Chaca menikmati langit langit kamar mereka.

"Bahagia banget bundaa ada apaa?" celoteh Ocha membuat gadis disampingnya memejamkan mata dan tertawa kecil.

"Kak River bilang aku cantiikk" kata Chaca menggebu gebu. Matanya berbinar membuat wajahnya semakin menggemaskan.

"Demi apa lo? Seumur umur gue baru denger ini kak River bilang gitu. Gimana ceritanyaaaaa"

"Iyaaa jadi tu tadi kan kak River ajak aku ke kelasnya ambil helm ketinggalan. Terus ada kak Anggun lewat trus dia bilang kalo kak River sekarang cuek sama kak Anggun ternyata udah dapet baru, gitu sambil ngelirik ke aku sinis banget. Terus kak River bilang jelas lah lebih milih Chaca daripada kak Anggun, dibandingin juga cantikan Chaca daripada kak Anggun"

Ocha mengernyit mendengar Chaca nerocos. Bahasa Chaca selalu membuat Ocha kebingungan. Karena perbendaharaan kata bahasa Indonesia milik Chaca masih kurang cukup untuk berbicara dengan teman kalangan SMA nya. Terkadang butuh beberapa hari untuk mencerna curhatan Chaca yang rumit. Namun perlahan Ocha bisa mengenalkan kata kata baru untuk sahabat rasa saudaranya itu.

"bentar bentar gue ngga ngerti. Coba praktekin aja mereka ngomong apa"

Chaca menghela nafas berat mendrngar permintaan Ocha. Gadis itu kemudian mempraktikkan ekspresi dan kalimat yang diucapkan Anggun tadi siang.

"Oh, pantesan cuek. Udah dapet yang baru? Doyan banget sama adek kelas, heran" kata Chaca sambil mengibaskan rambut panjangnya menirukan gaya Anggun, mantan pacar River itu.

"Jelas lah. Dibandingin juga cantikan dia daripada lo" kemudian disusul dengan expression dari River yang cuek dan datar.

Ocha tampak berpikir sejenak sebelum mengeluarkan dugaannya. Gadis itu menyangga dagunya dengan tangan kanan. Tersenyum tipis kemudian maju mendekati Chaca.

"Kalo gue jadi lo sih ya, gue udah ke GR an. Secara yang bilang lo cantik itu kak River, didepan mantannya lagi. Beruntung banget lo"

Ga kaya gue, dimata Ezra lo selalu yang paling waw

Batin Ocha lagi. Yah, dia hanya bisa mengatakannya pada diri sendiri. Didalam hatinya selalu ada rasa takut kalau dia akan mengacaukan semuanya. Tapi tanpa ia ketahui, Chaca selalu tau kalau Ocha menyukai Ezra.

"Tapi aku gatau sih, kak River itu susah ditebak. Kadang dia liat aku kaya aku tu orang yang paling dia benci didunia. Tapi kalo dia udah manis, aku udah ga bisa nahannya"

"Pokoknya pepet aja terus ca, gue yakin kak River tuh bisa ditaklukin"

Drrrt Drrrrtt
Ponsel di saku Ocha bergetar beberapa kali dengan tempo teratur. Dia mengambil benda hitam pipih itu kemudian beranjak berdiri. Dia melangkah keluar kamar untuk mengangkat teleponnya.

"Halo? Gimana? Udah jatoh belom?" Ucap Ocha tiba tiba kemudian disambut tawa oleh sang penelepon.

"Hahahah enak aja lo. Eh gue mau nanya nih penting"

"Ya tinggal nanya kaya ama siapa aja lo"

"Jadi besok kan Chaca ada kelas olahraga nih. Gue mau beliin minum, kira kira dia lebih suka susu kotak dingin atau minuman isotonik gitu?"

Bangsat. Chaca mulu. Gue kalo olahraga paling dikasih air putih ngga pernah susu kotak.

Batin Ocha lagi dalam hati. Dia harus super sabar menghadapi mulut Ezra yang blak blak an menyebut nama Chaca didepan Ocha. Entah kenapa semakin sering dia mendengarnya dia menjadi kesal.

"Woi Ochaa diem aja lo"

"Eh, iya sorry. Keknya susu deh, dia suka rasa buah gitu"

"Oh gitu. Yaudah deh. Mandi lo sono! Bau lo sampe sini"

"Enak aja lo yaudah bye" kata Ocha sambil mematikan ponselnya. Dia tersenyum miring.

Gue juga suka dibeliin susu kotak dingin kalo kelas olahraga, Ra

6.41 pm
Friday, 1 Oct 2021

Ps. Boleh comment kok. Boleh marah, boleh nangis, boleh maksa juga yang penting readers bahagia:)

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang