EPILOG

3.5K 86 14
                                    

"Tantee"

Seorang anak lelaki berusia 2 tahun itu menarik narik jaket yang dikenakan wanita disampingnya. Dia duduk sambil mengernyit mendengar teriakan ibunya samar samar.

"Iya sayang?" Jawab wanita yang sedang mengandung itu.

"Mama kok teriak?" Tanyanya polos. Anak itu beranjak berdiri dan mengkhawatirkan ibunya.

"Mama nggapapa kok, River duduk aja ya"

Anak lelaki itu kemudian duduk kembali disamping wanita tadi. Dia mengayunkan kedua kakinya sambil menatap pintu ruangan itu. Mendengarkan suara suara aneh yang diyakininya bahwa ibunya sedang kesakitan.

Tak lama kemudian datanglah seorang pria dengan kantong plastik putih ditangannya. Dia tersenyum pada wanita hamil disamping River. Menghampiri mereka perlahan.

"Elva gimana?" Tanya pria itu.

"Masih didalem sama Vicky. Hp aku kamu bawa nggak?"

"Ada nih. Rora telfon kamu terus, udah 13 kali missedcall"

"Hehe kasian dia. Gaboleh pergi jauh sama mamanya"

"Ya iya lah. Namanya lagi hamil"

Suara ketukan jari kecilnya dengan kursi terdengar jelas ditelinga River. Anak lelaki itu sedang fokus dengan yang ada di otaknya. Berharap agar mamanya baik baik saja. Tapi kalau dipikir pikir mamanya tidak mungkin baik baik saja karena jelas jelas dia berteriak.

Sedari tadi kedua neneknya juga sangat khawatir. Mereka beberapa kali menelepon handphone Vicky yang sekarang berada di dalam tas karakter ironman milik River.

"Huufft"

Luna membuang nafas sambil menyeka keringat di dahinya. Wanita itu tersenyum pada River disampingnya kemudian merasakan sesuatu yang bergejolak di perutnya.

"Ahhs, sayang" wanita itu mengerang sambil mencengkeram lengan suaminya.

"Lah lah kenapa nih" panik Gio.

"Kayaknya aku nyusul Elva deh" kata Luna sambil terus memegang perutnya. Punggung bawahnya seperti patah, dia mencengkeram Gio semakin kuat.

"Aku udah dari tadi pagi kontraksi. Ini kayaknya sekarang deh" lanjutnya masih meringis kesakitan.

"Terus kamu nggak bilang aku gitu?! Ya Tuhaan istriku yang cantikk" balas Gio makin panik.

"Kamu jangan marah marah dong. Sakit nih" kata Luna sambil mencengkeram lengan Gio.

"Udah kamu tenang, aku panggil dokter dulu"

××

10 tahun kemudian

"Good morning sweetheart" sapa seorang lelaki dibelakang telinga Elva.

Nafasnya yang hangat berhembus di leher kiri wanita itu. Rambut panjangnya diikat keatas memberi akses lebih dari bibir Vicky ke kulit Elva. Wanita itu membentuk senyum diwajahnya. Senyum termanis yang pernah Vicky lihat.

Bibir cowok itu meraba belakang telinga istrinya. Kedua telapak tangannya juga sudah menempel dengan kaus wanita didepannya. Dari perut naik ke dada Elva yang hanya filapisi kain kaus tipis. Istrinya ini sangat pandai menggodanya. Bukan hanya di malam hari, paginya pun Vicky masih horny berat gara gara pakaian Elva.

"Hm, kan aku udah bilang beberapa kali. Pake baju tu yang lengkap. Anak kita tu cowo" ujar Vicky masih memeluk Elva dari belakang.

"Apaan sih. Emang kenapa"

"Ya aku gamau tubuhmu diliatin cowo lain"

"What? They're ten and twelve. Are you kidding me?" Kata Elva menatap suaminya dengan dahi mengerut.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang