Elva memoles wajahnya dengan sedikit face powder. Dirinya menatap pantulan cermin besar dihadapannya. Malam ini dia akan menghadiri farewell party di SMA nya yang bertema prom. Rencana awal, dia tidak akan datang ke pesta itu. Tapi setelah usulan dari mamanya, dia akhirnya pergi bersama Vicky.
Dia akan memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa setelah ini dan akan meninggalkan semua teman temannya di SMA. Sampai saat ini gadis itu masih sering menghubungi Vera, sahabatnya yang sekarang masih menetap di Jepang. Dia berharap akan menemukan teman baru seperti Vera di kampusnya nanti.
"Hei, gorgeous"
Seseorang memasuki kamarnya dengan langkah pelan. Lelaki berpakaian formal itu tersenyum melihat Elva yang memandang cermin. Perlahan kakinya melangkah mendekati tunangannya itu. Elva tersenyum tipis melihat Vicky sudah berada di belakangnya.
"Damn" umpat Vicky sambil memeluk Elva dari belakang.
"Apa? Make up ku jelek ya?" tanya Elva panik.
"I'm not sure about this party. Can we just cancel it?" kata Vicky.
"Why? Do i look ugly?"
"No, i just wanna fuck you tonight"
"Ew, Vicky you're pervert"
Elva mendorong wajah Vicky dari bahunya dan mengambil sebuah dompet yang besar di ranjang. Gadis itu berdiri dihadapan Vicky dengan wajah memastikan. Vicky yang pandangannya tidak lepas dari dada Elva itu mengedipkan matanya.
"Gue beneran gak jelek kan?"
"Nggak, sayaang. Lo cantik. Yuk"
Vicky menggandeng tangan Elva dan menuntunnya keluar kamar menuruni tangga rumahnya itu. Di ruang keluarga, mereka bertemu Dirga yang baru saja pulang dari kantornya. Ayah Elva itu tidak tau jika Vicky sudah menjemput Elva untuk pergi malam ini.
"Eh, udah mau berangkat?" Dirga menggantung kunci mobilnya di gantungan dinding.
"Iya om, takutnya telat" Vicky menjabat tangan calon mertuanya itu.
"Pa, nanti El mau nginep apartment aja" tutur Elva.
"Iyaa, hati hati kalian ya"
Mereka berdua pun pergi dari rumah Elva sambil menggandeng tangan. Harum aroma tubuh Elva yang khas membuat Vicky tiada henti mengambil nafas dan menghirupnya. Dengan senyum lebar, pria itu merangkul gadis disampingnya.
"Ky" panggil Elva membuat Vicky menoleh mengalihkan pandangan.
"Menurut lo gimana kalo gue say goodbye sama Rendra?" Elva menyandarkan tubuhnya di kursi.
"Oh, itu. Ya terserah"
"Lo marah ya?" tanya Elva mencari mata Vicky yang menatap jalanan. Cowok itu menghela nafas nya sambil terpejam sebentar.
"Huft, gini ya El. Dia tu udah maki maki lo, trus klo udah gitu apa? Biarin dia bikin lo nangis lagi?"
"Ky, gue tau. Tapi dia kaya gitu tu cuma karena-"
Ciiit!!
Tiba tiba Vicky menghentikan mobilnya dan menatap sepasang mata indah berwarna biru itu. Tangan kiri Vicky meraih tangan Elva, menggenggamnya dengan sepenuh hati. Masih terdiam, mereka berdua saling pandang.
"Tegang?"
Suara bass yang menenangkan itu menghantam telinga Elva. Gadis itu memejamkan mata dan membuang nafas. Menunduk perlahan lalu mengangkatnya lagi sebagai anggukan.
"Gue bakal lega kalo lo juga lega. Jangan khawatir, ok?"
Kalimat Vicky yang didampingi dengan senyuman hangat dan genggaman tangan yang lembut itu membuat pintu hati Elva terketuk dari luar. Rasanya dia ingin mempersilahkan pria dihadapannya ini masuk ke hatinya, menggantikan seseorang yang masih tersimpan didalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit
Romance"Pokonya kalian harus nikah sesegera mungkin!" "Papa! tapi kita tu sepupu!" "Ya kalian tau kalian saudaraan, tapi kalian ngelakuin itu!" "Papa! Ini salahpaham, itu tu cuma-" "Oke om, kapan kami mau dinikahkan?" ×× "Vicky! Lo apaan sih?!" "Sst.. lo n...