34. Love war

2.5K 70 20
                                    

Warning!
Sexual content
-------------------------

"Brisik lo!"

Vicky membuat Elva terkejut sekaligus takut. Entah, Vicky juga tidak tau kenapa dia bisa membentak Elva seperti itu. Semua refleks dari otaknya. Walaupun sebenarnya dia ingin bersikap halus pada Elva.

Mata Vicky berkedip setelah sadar apa yang diucapkannya. Dia merasa menjadi suami paling buruk didunia. Setelah mengatakan itu, dia melenggang pergi ke kamar yang biasanya dia pakai untuk tidur tiga hari terakhir ini.

Tapi kemudian dengan berani Elva mencekal tangan Vicky. Gadis itu menatap mata suaminya dalam dalam. Elva juga cape di cuekin setiap hari. Dia ingin masalahnya selesai dan menjalani hubungan suami istri biasa.

Walaupun didalam lubuk hatinya yang terdalam, dia tau dia berbuat salah. Kesalahan yang fatal.

"Kak, gue tau gue salah. Tapi lo jangan gini terus dong, lo kaya anak kecil" tutur Elva memberanikan diri.

"Ok, lo boleh marah sama gue. Tapi dengerin gue minta maaf dulu, gue cape minta maaf ga pernah didengerin" lanjut Elva.

Vicky diam memperhatikan Elva. Dia mulai tersinggung dengan ucapan istrinya tadi. Anak kecil? Mau setua apapun kalo diselingkuhin pasti marah. Emangnya cuma Elva yang cape ga didengerin? Vicky berkali kali bilang cinta dari dulu sampe sekarang ga pernah didengerin.

Ok, sekarang Vicky akan buktikan kalau pernyataan 'cewek selau benar' itu salah.

"Lo minta maaf baru lima hari yang lalu. Lo cape karena gue ga pernah dengerin" Vicky menyentak Elva membuat istrinya itu melepas cekalan tangannya.

"Dari dulu gue bilang kalo gue cinta sama lo. Ga pernah sekalipun lo peduli. Gue kasih semua yang gue punya buat kebahagiaan lo. Lo pikir gue ngapain pergi jauh? Buat nyariin lo duit"

"Lo pikir kenapa gue diem aja? Gue cape ngalah mulu. Gue juga pingin didengerin. Gue marah liat lo ngehianatin gue. Gue cemburu. Ngerti ga sih?"

Elva semakin terisak mendengar Vicky mengeluarkan semua yang disimpannya. Air mata jatuh semakin deras. Ya mau gimana lagi? Memang Elva yang salah. Dia cuma nggak mau keliatan sepenuhnya salah, jadi dia nyalahin kechildish-an Vicky.

"Gio ke kantor gue siang tadi. Dia bikin gue mikir lagi dengan keputusan nyuekin lo ini. Jadi gue pulang sore tadi" cerita Vicky sambil sedikit terkekeh datar.

"Ekspektasi gue lo bakal nungguin suami lo pulang dan gue bakal maafin lo. Tapi gue salah. Gue liat istri gue dicium pipinya sama cowo brengsek"

"Life is funny, isn't it?"

Hah, siapa bilang Vicky tidak bisa marah? Dia ini kepala keluarga. Dia harus menunjukkan kekuasaannya dirumah.

"Itu ga disengaja kak. Tadi gue gak bolehin-"

"Udah El, cape. Mending tidur" kata Vicky menepuk bahu Elva pelan. Cowok itu membalikkan badan lalu melangkah pelan menuju kamar sementara nya.

"Iya, hidup emang lucu. Keinginan gue hidup normal sama pasangan yang gue cinta tanpa paksaan. Dan sekarang gue ngejar keinginan padahal gue tau itu udah ga mungkin terjadi"

Mendengar Elva kembali membuka mulut, Vicky berhenti ditempatnya berdiri. Telinganya mulai memanas saat Elva mengatakan itu. Elva kembali menyalahkannya atas pernikahan ini. Vicky sudah lelah.

"Harusnya gue ga perlu jadi istri beneran dong? Kan lo butuh gue cuma buat pelampiasan sexual"

Mulut Elva. Benar benar. Vicky ingin merobeknya. Bagaimana bisa bibir itu mengeluarkan bisa padahal sangat manis saat dicium? Gila.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang