Elva menatap layar laptop sambil menyangga dagunya dengan tangan kiri. Gadis itu sedang menunggu kopi hitam yang dia pesan di cafetaria kampus. Sembari mengetik essay yang sudah mepet deadline, dia mendengarkan lagu lagu disney di playlist yang dia buat sendiri.
Kaki kanannya memangku kaki kiri. Angin dari arah kanan membuatnya mengantuk. Alunan musik dari earphone nya pun ikut menjadi obat tidur baginya. Hari ini sangat berat baginya berhubung dia adalah mahasiswi baru.
"Hei, orange juice?"
Tiba tiba wajah seseorang muncul dari balik layar laptop Elva. Seseorang dengan rambut hitam kecoklatan dan senyum lebar yang membuat gigi putihnya terpampang itu menyodorkan sebuah cup berukuran sedang berisi jus jeruk.
Elva memutar bola matanya jengah. Kampus nya ini luas, dan bangunannya bertingkat tinggi. Tapi mengapa orang ini selalu bisa menemukannya. Cowok ini beda kelas dengannya, bahkan beda prodi. Tapi cowok ini selalu tau cara menemukan Elva dan membuat hari harinya bertambah buruk.
"Ini kak, kopinya"
Suara seorang perempuan pekerja kedai itu membawakan kopi hitam panas yang mengeluarkan asap aroma kopi kesukaan Elva. Wajah masam cowok itu muncul setelah melihat Elva sudah memesan kopi. Jus jeruknya pun perlahan digeser ke pinggiran meja.
"Oh, iya. Kopi" kata cowok itu.
Gadis itu dengan cepat mematikan laptopnya lalu menutup benda kotak pipih besar didepannya. Mengemasi barang barangnya lalu mengambil kopi dengan gelas styrofoam putih.
"Elva jangan pergi dulu lah" cegah cowok itu memegang lengan Elva.
"Aldo udah lah"
"Gue cuma mau bantu, gue bawa sesuatu buat lo"
"Maaf ya Aldo, gue ga suka jus jeruk" kata Elva sambil melihat ke Aldo, tapi kakinya melangkah pergi.
"Kemaren lo beli jus jeruk deh"
"Gue ga suka yang dari lo. Udah minum aj-"
Brukk!
Karena tidak memperhatikan jalan, Elva hampir saja jatuh karena menabrak sesuatu yang besar. Gadis itu menarik sisi kain hitam yang membalut benda besar didepannya itu agar tidak terjatuh. Benda kokoh itu masih tegak berdiri bahkan setelah Elva menariknya cukup keras.
"Astaga" ucap Elva.
Cewek yang membawa cup kopi di tangan kanannya itu menatap sesuatu didepannya dengan wajah menganga. Seorang lelaki berbadan besar. Kulit coklat yang berkilau, rambut panjang diikat, lengkap dengan kaus dan jaket hitam membungkus badan besar berotot itu.
Elva terkejut dan agak merasa marah melihat cowok ini menatapnya dengan dahi berkerut. Cowok ini telah dicari Elva selama 4 hari, dan muncul dengan tampang seolah olah dirinya tidak berdosa sedari lahir.
"Derrick! Lo kemana aja sih gak pernah berangkat?! Gue pusing tau ga sih nyariin lo! Lo tu niat kuliah ga sih? Lo ga kasian sama gue?! Ngumpulin tugas selalu paling akhir. Gue tu ga bisa suruh santai kaya lo tau gak?! Kerjaan gue banyak ga cuma ngiket rambut doang kaya lu! Mana gue sekelompok mulu sama lo. Ih kesel gue"
Wajah Elva memerah, jidat dan pipinya mulai panas, nafasnya memburu, pandagan bencinya ke Derrick semakin jelas terlihat. Tapi bukannya meminta maaf atau menjelaskan sesuatu, Derrik hanya menoleh ke Aldo dan melambaikan tangannya.
"Thanks bro" katanya bahkan tanpa melirik ke Elva barang sedetik saja.
'What?! Omelan gue ga berarti apa apa buat dia? What a fuckin dick' batin Elva kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit
Romance"Pokonya kalian harus nikah sesegera mungkin!" "Papa! tapi kita tu sepupu!" "Ya kalian tau kalian saudaraan, tapi kalian ngelakuin itu!" "Papa! Ini salahpaham, itu tu cuma-" "Oke om, kapan kami mau dinikahkan?" ×× "Vicky! Lo apaan sih?!" "Sst.. lo n...