14. My girl

3.6K 121 9
                                    

"Mau pulang? Ke rumah atau eyang?"

Vicky yang sedang fokus menyetir itu mengambil kesempatan memegang tangan Elva dengan tangan kirinya. Elva menarik tangannya lalu memukul milik Vicky. Gadis itu melirik sinis lelaki disampingnya itu.

"Genit lo"

"Ke apartemen aja lah" lanjut Elva meletakkan ponselnya.

Cewek itu duduk di kursi penumpang dengan kaki menyilang. Tidak peduli gaun malam nya yang akan kusut, dia memangku sebuah bantal yang tersedia di mobil Vicky.

"Kerumah gue dulu yuk. Mama nanyain lo"

Setelah itu, mobil Vicky kembali sunyi. Elva yang memposisikan diri bersandar sambil memasang earphone wirelessnya. Gadis itu menatap ke luar jendela mobil. Air conditioner yang dingin membuatnya memejamkan mata.

Tangan Vicky meraih puncak kepala tunangannya. Rasanya damai melihat seorang malaikat tidur nyenyak disampingnya. Hal itu mendorong dirinya untuk tersenyum. Dia telah bersumpah dalam hati bahwa dia akan mencintai Elva selamanya dalam susah dan senang.

Dia mengambil ponsel di kantung celana panjangnya. Kemudian mengirimkan sebuah pesan ke mamanya. Dia bilang Elva tertidur di mobilnya dan dia akan membawa gadis itu ke apartemen.

Beberapa lama kemudian, Vicky berhasil memarkirkan mobilnya di bawah. Tidak ada pilihan lain, cowok itu menggendong Elva dan membawanya naik ke kamar apartment menggunakan lift. Semua orang yang berlalu lalang memperhatikan mereka berdua. Vicky tidak mempedulikannya dan segera membawa Elva naik.

"Ngh" gumam Elva ketika tanpa sengaja Vicky membenturkan kepala gadis itu ke dinding lift.

"Oh, shit. I'm sorry baby"

Elva membuka matanya ketika dia merasa sedikit sakit di bagian ubun ubunnya. Gadis itu melihat wajah Vicky yang panik sedang menggendongnya. Dia kemudian berusaha turun dan berdiri sendiri.

"Sakit ya? Maaf tadi gue tekan tombol disitu malah kejedot"

"Ah, iya gapapa. Lo gendong gue dari parkiran?" kaget Elva melihat Vicky dari atas sampai bawah.

"Iya abisnya lo tidur"

"Lo gila ya? Lo ntar capek. Lagian kenapa gue ga dibangunin aja sih?"

"Nggak papa kok" jawab Vicky menggaruk tengkuknya.

"Em, gue berat ya?"

"Ehehe dikit"

Elva tersenyum mencium pelipis Vicky dan mengucapkan terimakasih. Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada Vicky sambil menutup mata. Melihat Elva bertingkah manis, cowok itu gemas. Vicky mencekal dagunya lalu mendongakkan agar wajahnya mendekat.

Perlahan mereka menuju ciuman lembut. Kemudian dilanjutkan kecapan kecapan bergairah di leher Elva. Tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka saling mendorong ke pojok dinding dan saling memperdalam ciuman.

Sampai akhirnya Vicky benar benar mendorong Elva dengan kasar hingga gadis itu merasakan sakit di punggungnya. Vicky meminta maaf lalu berhenti. Cowok itu melepas jas nya dan memakaikannya kepada Elva.

"Maaf" katanya sambil mengancingkan kancing baju paling atas. Kemeja putih itu sudah keluar dari celana panjangnya. Dasinya juga sudah longgar karena kelakuan liar mereka di dalam lift.

"Gue malu" kata Elva.

"Kenapa malu?"

"CCTV"

"Ahs! Sorry" balas Vicky menepuk dahinya.

Mereka pun melangkah keluar dari lift dengan diam. Melangkah bersama dengan tempo yang serentak. Elva mengeratkan jas hitam Vicky yang dipakainya untuk melindungi lengan telanjangnya dari udara dingin.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang