26. Sucks

1.9K 62 17
                                    

Rora menyedot habis milktea nya yang di beli di cafet kampus. Siang ini memang terik membuat gadis itu ingin menyiramkan es milktea nya ke kepala. Bersama Elva dan Derrick, dia duduk di bangku cafetaria yang terdapat 4 kursi disana.

Semakin hari, dia semakin terbiasa dengan aura wajah Derrick yang awalnya menakutkan baginya. Tapi setelah melihat cara Derrick menatap Elva, dia tau ada sesuatu di dalam hati cowok itu. Rora melihat ada sisi yang lain dari Derrick yang manis, penyayang dan lembut.

Rora rasa Derrick hanya mengeluarkan sisi manisnya pada Elva.

"Derrick! Gue tabok nih"

Elva mengangkat tangan kananya sambil menghadap Derrick disampingnya. Gadis itu kesal pasalnya Derrick menatapnya terus menerus dengan senyum diwajahnya.

"Tabok aja. Gue suka" kata Derrick memajukan wajahnya mempersilahkan Elva memukulnya.

Derrick menyangga dagunya dengan telapak tangan kirinya. Dia tau, hal ini sangat tidak pantas baginya. Ini memalukan, seorang Derrick dibuat bertekuk lutut oleh gadis yang baru ia kenal beberapa bulan terakhir ini.

Rora tersenyum kecil memandangi sepasang manusia didepannya. Dia tau, Elva sudah bersuami. Tapi entah kenapa melihatnya bersama Derrick dia ikut merasakan bahagia dari Elva.

"Aldo ga pernah keliatan ya sekarang? Kemana dia?" tanya Elva sambil memakan permen lolly nya.

"Aldo siapa?"

Tanya Rora pada Elva sambil sesekali melirik Derrick yang masih setia menatap Elva dan menutup mulut.

"Dia biasanya gangguin gue. Tapi akhir akhir ini ga pernah keliatan"

"Dia takut ama gue" kata Derrick tiba tiba. Cowok itu kemudian beralih duduk dengan tegak dan tersenyum.

"Dih, masa?" Elva mengernyit membuat Derrick membalasnya dengan senyum.

Drrtt! Drrt!
Ponsel Derrick bergetar dan mengumandangkan nada dering pertanda panggilan masuk. Tertera tulisan 'mama' disana dan menampilkan foto wanita paruh baya yang sedang tersenyum. Lelaki itu pun mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan itu.

"Halo ma"

"..."

"Aa' masih di kampus ma"

"..."

"Enya, sakedap deui uwih"
(Iya, sebentar lagi pulang)

"..."

"Nya enya atuh, ma"
(Ya iya lah ma)

"..."

"Iya, mamaa"

Derrick berbalik setelah menerima telepon dari mamanya. Cowok itu menggendong tas nya di bahu sebelah kanan. Dia juga menyentuh punggung Elva dengan signal mengajak gadis itu pulang.

"Yuk gue anterin dulu"

"Lah? Lo mau pulang? Cepet banget" tanya Elva.

"Iya, disuruh mama pulang sekarang"

"Yaudah sana duluan, gue sama Rora. Ntar gue minta dijemput aja"

Derrick menatap Elva sambil tersenyum. Dia ingin mengantar Elva pulang, tapi mamanya meminta dia untuk pulang cepat. Jadi cowok itu hanya menghela nafas lalu mengusap puncak kepala Elva dan mengucapkan sampai jumpa. Dia juga melambai ke arah Rora.

Setelah Derrick menjauh dan punggungnya tidak terlihat lagi, Elva menelepon Gio agar dia menjemput Elva dan Rora. Layaknya selebriti dia mengibaskan rambut panjangnya selepas Gio mengatakan akan segera kesana. Enak ya, punya supir pribadi.

RelationshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang