12. Gunting Potong

3.1K 353 207
                                    

Gie berjalan cepat mengikuti jejak langkah perempuan yang telah berani-beraninya sok kegenitan kepada Revan. Asal semua orang tahu, Revan hanya cocok dengannya, bukan dengan gadis kampung itu.

"WOI, BERHENTI!" Okta berteriak mewakili Gie dan teman-temannya yang berjalan di koridor kampus dengan cepat.

Mahasiswi yang Gie tahu bernama Soraya, masuk di universitas mewah ini karena beasiswa, dan berasal dari desa itu menoleh sejenak kemudian berjalan lagi. Menganggap panggilan itu bukan ditujukan untuknya, membuat Gie menggeram marah.

"Gak usah sok kecantikan lo."

Bruk!

Gie mendorong tubuh Soraya dengan kuat hingga menyebabkan gadis itu terjengkang di lantai. Gie menatap Soraya penuh amarah, napasnya menggebu-gebu.

"Jangan sok centil deket-deket Revan! Lo gak tau siapa gue? Gue itu pacarnya Revan!"

Gie mendengkus memandang wajah sok polos Soraya yang tampak terkejut. Dengan perlahan gadis itu tampak berdiri dan menepuk celananya yang terkena debu.

"Maaf, aku nggak pernah ngelakuin seperti yang kamu bilang."

"Selain sok cantik, sok centil, dia juga sok baik, Gie." Sharen tertawa remeh sembari mengunyah cokelat batang.

Gie memandang sinis Soraya. Dia maju satu langkah mendekat ke arah gadis itu. Sepatu hak tingginya membuat dia harus menunduk untuk melihat Soraya. "Jauhin Revan kalau lo gak mau berurusan sama gue." Gie mengangkat alisnya. "Paham?"

Soraya tidak menjawab. Dia juga tidak menunduk ketakutan. Gie sedikit tersentak dengan keberanian gadis kampung itu. "PAHAM?"

Masih tidak terdengar jawaban dari mulut Soraya.

"PAHAM GAK LO?"

Emosi Gie melambung tinggi. Dia melemparkan tatapan sekilas kepada temannya kemudian menarik sudut bibir tipis. "Dia nggak paham bahasa manusia. Jadi, kita bikin paham dia dengan bahasa binatang."

Okta, Sharen, dan Si Kribo mengangguk-angguk senang. Mereka akan puas membuat Soraya tersiksa dan malu. Siapapun yang tidak patuh dengan Gie akan mendapat masalah besar.

"Bawa dia ke markas!"

Dengan sigap Sharen dan Kribo memegangi kedua lengan Soraya dan menyeret gadis itu untuk berjalan. Soraya sempat memberontak karena perbuatan yang dilakukan keempat orang itu melanggar hukum, menyeret tanpa izin.

"Aku nggak tau apa masalah kalian. Tolong, lepasin!"

Tubuh Soraya dibawa paksa menuju kamar mandi khusus mahasiswi. Pintu ditutup rapat dan hanya berisi mereka berlima di sana.

"Karena lo udah nyepelein kami, jadi lo dapet balasan yang lebih spesial."

Soraya menggeleng. "Tu-tunggu. Aku enggak pernah bersikap seperti yang kalian bilang untuk deketin Revan. Aku juga gak tau kamu pacarnya dia, karena selama kami berteman dia nggak pernah bilang."

Ucapan yang dikatakan Soraya membuat Gie menghembuskan napas kasar. Wajar jika Revan tidak bercerita mengenai dirinya, karena cerita cinta mereka sudah usai satu tahun yang lalu. Namun, Gie benci seolah-olah Soraya tidak salah jika dekat dengan Revan.

"Terus lo tadi di kantin ngapain, hah? Sengaja suap-suapan sama Revan, biar dikira wow deket sama dia?"

Soraya ingin menyanggah jika hanya Revan yang menyuapinya dan dia pun tidak meminta, tetapi fokusnya langsung teralih ketika Okta mengeluarkan sebuah gunting.

Gunting kertas yang akan beralih fungsi menjadi gunting rambut.

Gie tersenyum puas melihat Soraya yang memasang wajah pias. Dia akan menghabisi rambut gadis miskin dari kampung itu dan membuat awut-awutan tidak beraturan. Penampilan Soraya setelah itu akan memalukan dan tentu Revan illfeel dari gadis itu.

After She's GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang