Part8

20 9 0
                                    

Pelabuhan tuk berlabu

Bibir bisa saja berbohong berulang kali akan tetapi mata tidak bisa jika kau bisa membaca mata seseorang maka kau akan tahu rahasia dunia ini. Aku berusaha membuka kotak rahasia yang berada di dalam lautan hati seorang gadis.

Awalnya aku ragu melakukannya namun, takdir seolah-olah mendorong ku untuk melakukannya. Dia gadis yang tak begitu menarik ketika di nilai dari fisik akan tetapi nilainya tak ternilai saat suaranya mulai menyentuh hati mu.

Sekilas tak ada yang istimewa darinya, ia hanya murid SMA yang cukup berbakat dalam hobinya. Ini sudut pandang ku tentang gadis yang awalnya tak menarik di mata ku namun, kini menjadi tak ternilai.

"Dela kenapa di pinggir, ayo kemari!" Ajak Tiara yang bermain bersama Alea dan Laras di atas lantai es.

"Iya, sesekali gunakan kaki mu untuk berjalan di atas es ini jangan selalu gunakan sikap dingin mu untuk mengusir seseorang," Laras.

"Perkataan mu tidak nyambung!" Alea memukul pundak Laras.

Dela menebar pandangan di tatapnya Ezra yang mendekat "Jika aku tidak bermain dan berdiam disini maka kak Ezra akan mengajak ku berbincang, argh, lebih baik jika aku bermain," Batin Dela melangkahkan kakinya.

Tak mudah bermain diatas lempengan es tebal yang begitu licin, Dela kesulitan bermain tapi, ia tidak menyesal ikut bersama teman-temannya. Melihat Alea yang seketika berubah menjadi seorang putri saat bermain di atas es.

"Halo?!"

"Kau dimana?!"

"Ada yang bisa saya bantu?!"

"Bisakah kau datang ke rumah ku ada sedikit masalah di rumah," suara dengan nada rendah tak seperti biasanya membuat Dela khawatir dan berlari membuat alasan.

"Dela kau mau kemana?!" Teriak Tiara melihat Dela melepas sepatunya.

"Aku ada urusan mendadak, kalian lanjut main saja!" Teriak Dela lalu berlari sejauh mungkin.

"Kenapa ia selalu membuat kita penasaran, sih?!" Gerutu Laras.

"Mungkin ia mendapat telepon dari sekolah,"Alea.

Dengan napas yang terengah-engah Dela mengetuk pintu rumah Deon menampakkan sosok pemilik rumah. Dela melihat sosok Deon dari ujung kaki hingga ujung rambut. Ia tanpak baik-baik saja.

"Ada apa?!" Tanya Dela.

"Begini, apa kau tahu cara merayu wanita yang marah tanpa alasan yang jelas?" Tanya Agam seketika suara menjadi sunyi.

Dela tercengang mendengar perkataan Deon wajah Dela tak menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, ia berlari dari halte bus untuk sampai ke kemari ia bahan pergi tanpa berpamitan dengan teman-temannya hanya untuk mendengar pertanyaan itu.

"Apa kau gila?!" Umpat Dela membuat Deon terkejut karena untuk kedua kalinya Dela mengumpat di depannya namun, kali ini dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Kenapa kau marah?" Tanya Deon bingung.

"Jangan tersinggung aku tidak marah pada mu, hanya saja aku marah pada sosok pria yang sejak datang dalam hidup ku, ia terkadang membuat ku berada di atas awan lalu menghempaskan ku ke dalam lautan kini ia menghempaskan ku di atas bangunan tujuh lantai!" Sindir Dela namun, Deon sosok pria yang tak peka. Wajar saja jika ada seorang wanita yang marah padanya.

Goresan tinta TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang