Dengan rambut yang sedikit berantakan, Dela berlari masuk kelas. Ia hampir saja terlambat hanya karena pelukan Deon yang enggan melepasnya.
Setelah kelasnya selesai sosok pria tinggi memasuki ruangan. Pria itu tak lain adalah Deon yang menggantikan jam dosen kelasnya. Para mahasiswi tanpak senang melihat Deon yang ternyata mengajar di kelas mereka, Dela bingung. Apa pacarnya sepopuler itu?
"Apa ada pertanyaan?" Tanyanya lepas menjelaskan beberapa menit.
"Pak, apa kau punya pasangan?" Tanya seorang mahasiswi yang membuat mahasiswi lain penasaran.
Meski sebenarnya itu pertanyaan yang tak berhubungan dengan materi.
"Ah, itu?" Ucap Deon dengan jeda panjang lalu melirik Dela tampaknya sedang meminta izin dari lirikan matanya, Dela menggaruk kepalanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain menatap ribuan murid di kelas ini.
"Ayolah, pak!" Ucap Siswi yang lain yang tak sabar.
"Emangnya kalau punya kenapa?" Jawab Deon dengan lemah lembut, ia melepaskan kacamatanya lalu berjalan maju ke depan podium.
"Apa pekerjaannya?"
"Apa dia seorang model?"
"Apa dia artis?"
"Apa dia seorang Dosen?"
Ribuan tanda tanya itu menghujani Deon tapi menusuk Dela. Sadar diri. Itulah yang terlintas di benaknya. Melihat Dela yang tak nyaman akan suasana Deon meraih spidol lalu menulis beberapa kata di papan tulis.
"Tentunya kalian semua pasti kenal dengan Mark Elliot Zuckerberg, bukan?"
Semua murid mengangguk menunggu penjelasan Deon yang kembali sibuk menggambar sebuah sketsa di papan.
"Tentunya kalian juga kenal siapa pasangannya!" Lanjut Deon lalu menaruh spidol menggeser tubuhnya sedikit membiarkan puluhan kepala melihat sebuah sketsa seorang gadis yang ia gambar.
Tak perlu waktu yang lama baginya untuk membuat sketsa itu, hanya perlu beberapa menit karena ia hapal betul bagaimana wajah gadis yang memenangkan hatinya.
Wajah Dela sama terkejutnya dengan murid yang lain. Bagaimana tidak, ketika ia melihat wajahnya terpampang di papan tulis senyum yang terlihat dari balik buku serta seragam yang ia kenakan saat sekolah.
Sketsa itu adalah dirinya setiap pelajaran matematika memasuki kelas. Kebiasaan yang membuat dirinya tak memiliki hubungan baik dengan guru matematika saat SMA dulu.
"Di balik pria sukses ada seorang wanita sederhana yang menyemangati dirinya. Kalian tak melihat harta serta jabatan akan tetapi, mendapatkan sebuah kedamaian."
"Tunggu, apa gadis itu sekolah di sini?" Tanya seorang murid yang kebetulan duduk di samping Dela.
"Iya, ku rasa aku pernah melihat gadis itu," ucap Seorang mahasiswa lain lalu melirik Dela yang menyembunyikan wajahnya dengan rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan tinta TAMAT✓
General FictionCinta pertama telah meninggal dirinya Lika liku hidup yang penuh kejutan ujian silih berganti datang menjabat tangannya yang dingin di saat semakin tingginya panas global. Menemukan cinta setelah sekian lama berharap pada satu janji yang pada akhirn...