part 9

20 8 0
                                    

Run

Pagi ini Dela dan teman-temannya tengah mengobrol di depan gerbang menunggu seorang gadis yang seharusnya sudah muncul batang hidungnya.

"Sebenarnya kemana Tiara tumben dia terlambat," Alea dengan wajah cemberut.

"Perlombaan akan di mulai tiga menit lagi, bagaimana ini?" Ucap Rio yang datang dan khawatir jika kelasnya akan di eliminasi dalam lomba tenis meja.

"Mungkin ada halangan di jalan," ucap Dela yang selalu positif thinking.

"Teman-teman!" Suara Tiara yang menggema mengakhiri pemikiran negatif yang berkembang biak di otak.

"Kenapa kau lama sekali,hah?!" Laras sambil memukul bahu Tiara.

"Maaf semua ini gara-gara Ezra."

"Ada apa dengan kakak mu?!"

"Bahas itu nanti saja, sekarang kau harus segera ke lapangan indoor," ucap Rio menarik lengan Tiara pergi.

"Apa kita sedang melihat drama India?" Gumam Alea kaku menatap dua insan yang berlari sambil bergandengan tangan.

"Jangan salah paham, Rio orang yang cukup ambisius jadi wajar dia jadi ketua kelas dan memiliki nilai yang amat bagus," ucap Laras berjalan menyusul Tiara.

"Eh, tumben enggak julid," ejek Alea.

"Ngomong-ngomong bukannya kita bertiga harus ke lapangan estafet sekarang? Nurul dan Eka pasti sudah menunggu," ucap Dela membuat Laras memutar arah dengan cool.

"Ada apa dengannya?" Alea dengan tatapan aneh.

"Mode cool dan misterius untuk memikat murid sekolah lain, biasa artis kelas kita sedang menaikkan popularitas," ejek Dela yang membuat Alea tertawa.

Apapun yang terjadi, aku harus melakukan yang terbaik untuk sekolah. Hari ini aku tidak boleh gagal, aku sudah sering gagal dalam melawan takdir kini aku tak ingin kalah untuk seseorang.

"Kau gadis yang kuat jadi jangan menyerah"


Mendengar suara langkah kaki Laras yang tiba-tiba berlari mengejutkan Dela saat melihat seorang adik kelas tengah membuly teman-temannya. Melihat Eka yang di dorong hingga terjatuh membuat Laras berdiri di depannya sebagai perisai.

"Jaga batasan mu!" Gertak Laras membuat Sekar berlindung di belakang tubuh Sherly yang tersenyum smirik.

"Kau dan teman mu yang harus jaga batas, Jangan sok dekat dengan Ernest, kalian itu tidak lebih dari debu!" Ucap Sherly membuat Laras mengepalkan kedua tangannya.

"Masih untung debu masih bisa di gunakan untuk tayamum dari pada sampah yang hanya bisa mencemari lingkungan!"ucap Dela sarkas berjalan santai berdiri di samping Laras.

"Siapa kau, apa kau murid baru?" Ucap Sherly amat tak sopan menatap Dela dari ujung kaki hingga rambut.

"Siapa kau, apa kau murid baru?" Ucap Sherly amat tak sopan menatap Dela dari ujung kaki hingga rambut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Goresan tinta TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang