Part18

13 9 0
                                    


Di ruang ber-AC Dela duduk berhadapan dengan sosok yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan ini ia di himpit oleh dua pria berwajah menawan.

Karena kesibukan Deon, ia harus datang sendirian untuk rapat untuk naskah dan pemilihan tokoh drama. Dela tak menyangka jika potongan naskahnya akan di buat sebagai drama yang berarti kegiatan rapat seperti ini akan ia alami setiap harinya. Itu pasti melelahkan.

"Ngomong-ngomong boleh saya tahu dari mana anda mendapatkan ide cemerlang ini?" Sahut seorang pria berumur yang duduk tak jauh dari Dela.

"Sebenarnya aku menulis cerita ini saat galau aku tidak menyangka jika kalian akan menyukainya," ucap Dela terus terang.

"Kelihatannya anda sangat penasaran dengan pencetus naskah kami, Tuan Hwang," Ezra yang asik memainkan pulpen di jemarinya.

"Apa tampak jelas? Ku rasa dia sangat cocok dengan putra ku," ucapnya dengan nada bercanda namun, dengan tampang serius.

Tanpa pikir panjang Dela tersenyum lalu menjawab pertanyaannya. "Maaf sekali tapi, ku rasa anda harus mencari gadis lain kau sudah punya pacar," Dela sambil menunjukkan jari manisnya. Dengan indah cincin berlian melingkar di jarinya. "Dan kami akan segera menikah, ku harap anda bisa mendoakan ku. Kata orang doa orang tua adalah doa yang paling mujarab."

Tak tampak tersinggung sama sekali pria itu tersenyum lalu mengelus puncak kepala Dela. "Semoga kau bahagia dengannya tapi, jika terjadi sesuatu datanglah pada ku," ucapnya menyimpul senyum.

Kalimat Dela barusan memecah pikiran Ezra yang sedari tadi diam-diam menatap kecantikan Dela yang membuatnya candu dari pantulan kaca meja.

"Baiklah rapat kali ini selesai, terima kasih atas kerja samanya nona Dela," ucap pak June produser.

Dela tersenyum lalu berjalan pergi. Tak ada lagi kain yang melilit bahu dan juga lengannya yang membuat gadis itu dengan bebas menggerakkan jemarinya yang pegal. Pagi ini ia pergi ke rumah sakit bersama Deon dan dokter mengatakan jika penyembuhan Dela berjalan baik dan sudah bisa melepas perman dan arms Sling tapi, saat kaki mereka tiba di depan kantor Deon tiba-tiba mendapat telepon dan ia harus segera pergi.

Potongan peristiwa itulah yang membuat Dela harus berangkat sendiri bersama cicik yang buru-buru Deon kenakan di jemarinya lalu pergi. Dela mengangkat jemarinya membiarkan sinar matahari memantul ke berlian imitasi tapi, tampak asli.

"Kelihatannya kau sangat bahagia, siapa pria itu? Apa Deon?!" Tanya Ezra bak wartawan yang tak tahan saat melihat Dela tersenyum menatap cincin di jemarinya.

"Kenapa nada bicara mu gemuruh seperti itu? Sudah siang aku harus segera berangkat ke kampus, sampai jumpa!" Dela membungkuk lalu berjalan pergi.

"Apa begitu mudah?" Suara rendah itu mencegah langkah Dela dan membuat tubuhnya refleks berbalik. "Apa begitu mudah melupakan semua hal yang kita lakukan bersama?!" Ezra dengan nada suara yang cukup tinggi. Di tatapnya Dela dengan mata berkaca-kaca. "Dulu aku sangat menyukai mu dan hingga sekarang aku masih amat menyukai mu tapi, tanpa memikirkan perasaan ku kau berkencan dengan pria sialan itu!" Gertaknya. Kini ia tampak sulit bernapas entah karena sedih atau marah.

Dela hanya menatapnya lirih senyum smirik perlahan muncul di wajahnya. "Bodoh, bercerminlah di genangan air itu dan lihat betapa mengerikannya sosok pria di balik wajah wibawa berbalut jas itu," suara langkah Dela tampak mendekat menipis sedikit jarak antara mereka. "Apapun alasan mu bagi ku, kau hanya seorang penghianat bahkan keluarga mu terutama adik mu yang kau sayang itu. Kalian melakukan ini sekedar untuk menjaga perasaan ku, bukan? Tapi yang terjadi adalah kalian malah menusuk ku secara perlahan-lahan. Empat tahun Ez, empat tahun aku menunggu kehadiran mu. Aku menunggu kabar dari mu tapi, apa yang ku dapat?! Sebuah penghianatan yang hanya aku seorang diri tahu betapa sakitnya!"

Kalimat Dela yang penuh tekanan seolah-olah menggema di lorong kantor yang sepi karena jam kerja.

"Apa aku sejahat itu di mata mu? Aku juga merasakan sakit saat harus berbohong pada mu. Berbohong pada manik mata polos mu yang selalu menantikan kepulangan ku, aku juga merasa berat melakukan semua itu. Itu bukanlah mau ku. Aku hanya menginginkan mu karena aku amat mencintai mu hanya kau yang membuat ku lemah, Del! Hanya kau!"

"Kau mencintaiku? Benarkah?! Kalau memang benar mengapa kau selingkuh dari ku dan dari istri mu, apakah aku pernah membayangkan betapa sakitnya ia saat tahu semua ini?!" Gertak Dela dengan jemari yang megepal menahan amarah.

Dari jauh tampak dua pria tengah mengawasi mereka berdua bersiab dengan camera yang menangkap kejadian itu.

"Dela, aku mohon pahami situasi ku. Aku juga tahu kau masih memiliki perasaan yang sama pada ku kita masih bisa memperbaiki semuanya!" Ezra yang mulai mengemis berusaha meraih jemari Dela tapi dengan cepat di tepis olehnya.

"Baiklah, ayo kita perbaiki semuanya. Ayo kita pergi dari sini, tingkalkan karier anak serta istri mu!" Ucap Dela seketika membuat Ezra terdiam dengan wajah terpaku. "Kenapa? Apa kau tidak bisa?! Begitu juga dengan ku, aku tidak bisa kembali bersama dengan seorang penghianat tak ada kesempatan untuk orang seperti mu di hati ku, hati yang ku bangun atas nama diri mu telah hancur dan kini aku membangun hati untuk orang lain yang lebih bisa menghargai ku dari pada diri mu!" Kalimat Dela terasa menusuk Deon.

Ia hanya bisa melihat sosok gadis yang ia cintai kini berjalan pergi darinya sosok yang dulunya selalu menyemangati dirinya kini telah hilang dan tak ada yang bisa mengisi posisi itu di kehidupannya.

"Apa sudah selesai?!" Ucap Taeyang.

"Sudah, apa kita akan langsung mengirim rekaman ini?!" Tanya Jaehwa.

"Untuk saat ini kita simpan saja lebih dulu, aku tidak ingin kakak ku tertekan karena mengetahui ini."

Kim Taeyang adik kandung Yuna. Amat kecewa akan hal ini ia tak bisa membayangkan senyum di wajah kakaknya memudar karena kesalahan seorang pria tak tahu balas budi.

Selama ini Taeyang menjadikan kebahagiaan Yuna nomor satu dalam hidupnya apa lagi setelah ayahnya meninggal tak lama setelah ibu mereka. Yuna sosok gadis lemah yang sok kuat ia tak ingin menambah beban kakaknya apa lagi mengingat kakaknya tengah mengandung.

Goresan tinta TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang