Life drama
Dela amat terkesan saat melihat teaser dramanya yang saat ini sedang dalam rangka syuting. Dia tidak pernah menyangka jika karyanya akan di jadikan sebuah drama. Tentu saja ia mendapat banyak pujian dari Alea dan Hyungwon.
Berbicara tentang mereka berdua kemarin malam Dela terkejut saat tahu jika Hyungwon menembak Alea dan berencana memperkenalkan gadis itu dengan orang tuanya. Kisah Alea terlihat tampak lebih simpel di bandingkan dengan ku. Tentu aku iri akan hal itu, dia tak memiliki banyak rintangan dalam hubungan asmaranya.
"Apa kau yakin tidak ingin datang?" Ajak Hyungwon untuk kedua kalinya.
"Tidak, lagi pula bukankah itu acara pribadi kau Alea dan keluarga mu?!"
"Iya tapi, kata Alea dulu dia hadir saat kau berkenalan dengan orang tua Ezra. Aku ingin kau merasakan hal yang sama!" Hyungwon yang tak berpikir dua kali sebelum bicara sehingga membuat Alea mencubit lengannya.
"Dan kau juga tahu bagaimana akhir kisah ku, aku tak ingin Alea merasakan hal yang sama jadi kalian pergi saja aku juga harus ke lokasi syuting malam ini," Dela membuat Hyungwon merasa menyesal.
"Kalau begitu kami pergi dulu, aku sudah menghubungi Deon. Dia akan mengantar dan menemani mu di lokasi syuting agar terhindar dari sosok pria itu," Alea yang khawatir dengan keadaan Dela yang baru saja sembuh.
"Baik, bos!" Ucap Dela pasrah.
Mata Dela terpejam akibat silau sorot cahaya lampu syuting. Setelah menunggu Deon setengah jam Dela memutuskan pergi lebih dulu dan sesampainya dia di lokasi syuting ia malah mendapat sorotan lampu.
Matanya mengerjab menatap sosok Ezra yang berdiri di depannya menghalau cahaya menerpa Dela. Wajah dan cahayanya tanpak menyatu sama-sama memantulkan aura tersendiri.
"Kenapa kau ada di sini?" Tanyanya.
"Pak June meminta ku datang untuk melihat lokasi syuting," tak ada pembicaraan panjang. Dela berjalan pergi menuju tenda pak June yang sedang sibuk dengan skrib.
"Kapan kau datang?!"
"Baru saja, pak!"
Dela tak dapat menyembunyikan senyumnya selama proses syuting ia amat bahagia yang membuat seorang Ezra terkekeh akan kepolosan yang masih di miliki gadis itu.
Melihat arah mata Ezra yang tak henti menatap Dela membakar api cemburu, Deon yang baru saja tiba berjalan lalu berdiri di samping Dela menghalangi pandangan Ezra.
"Kau datang?" Sapa hangat Dela dengan senyum.
"Tentu, maaf aku terlambat."
"Tak masalah, aku juga baru datang. Eh, jas mu kotor," ucap Dela berjinjit lalu membersihkan debu yang ada di bahu Deon.
"Kelihatannya aku amat tinggi," ejek Deon membuat tatapan tajam melayang padanya.
"Cih!"
"Jangan marah, apa kau punya waktu luang?!" Deon sambil mencubit pipi Dela.
"Tidak!" Jawab Dela dengan wajah serius.
Dengan jemarinya Deon memutar kepala Dela menatapnya. "Apa kau ingin menemani ku?" Ucapnya dengan mata berbinar dan jemari yang mengusap dagu Dela lembut.
"Emangnya kita mau kemana?"
"Rahasia."
Ezra memilih pergi dengan amarahnya, ia tak ingin semua orang menatapnya curiga hanya karena melihat keromantisan yang tak dapat ia terima, di tengah taman yang sepi kalimat Deon kembali bergema menerornya Jangan harap kau kembali memilikinya setelah melepaskannya saat itu Ezra ingat betul, bagaimana tatapan hangatnya serta senyumnya.
Ezra bisa merasakan betapa tulus pria itu mencintai Dela tapi, tetap saja ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Dela dan Deon telah bersama.
"Deon, mengapa kau membelikan ku baju? Emangnya kita mau kemana?!" Tanya Dela yang baru saja mengenakan pakaian yang Deon pilihkan.
"Karena aku suka baju itu di tubuh mu, jangan di lepas, yah! Untuk hari ini saja, kok!"
"Ah, tapi aku tidak suka mengenakan rok selutut."
"Kalau gituh kita ganti saja, apapun yang buat kamu nyaman," ucap Deon tersenyum lalu memilah gantungan dress.
Pada akhirnya Dela memakai gaun hitam dengan celana panjang dengan warna serupa dan karena suhu udara yang cukup dingin Deon memberikan Jasnya untuk menjaga Dela tetap hangat.
Mobil hitam Deon melaju dan berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Pintu garasi terbuka dengan sendirinya lalu Deon melaju masuk secara perlahan.
Muncul aneka macam tanya di kepala Dela. Dan dengan kepolosannya Dela menggenggam tangan Deon mengikuti tiap langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan tinta TAMAT✓
General FictionCinta pertama telah meninggal dirinya Lika liku hidup yang penuh kejutan ujian silih berganti datang menjabat tangannya yang dingin di saat semakin tingginya panas global. Menemukan cinta setelah sekian lama berharap pada satu janji yang pada akhirn...