CHAPTER 20 FIGHTING!

12 3 1
                                        

"PAGI KAK!! " teriak Yura.

"Semangat banget. Kemarin aja, murung teruss!! Udah sembuh pusingnya?? " tukas Leon.

"Udah sembuh kok kak. Eh iya kak..   Syarat-syarat pendaftaran kuliah di Korea Selatan apa aja? Udah cari info belom?" sahut Yura sambil mengunyah roti.

"Belum.. Bukanya masih lama kamu lulusnya?"

"Ya walaupun masi lumayan lama tapi kan seenggak nya persiapan dulu." ucap Yura.

"Kalo kamu jadi kuliah di Korsel, kakak sendirian dong disini. " celetuk Leon bernada lemas.

"Kakak boleh kok ikut aku ke Korsel, ntar nglamar kerja disana. Kan ada banyak perusahaan-perusahaan besar disana. Lumayan loh kak! " kompor Yura.

"Iya juga sii. Tapi mama papa gimana? Apa dibolehin?" ragu Leon.

"Ngapain sih ijin sama mereka. Mereka aja nggak peduliin kita!" ketus Yura sambil duduk di sofa.

"Raa..  Walaupun mereka selalu nyakitin kita, mereka tetep orangtua kita Ra.. Mereka udah rawat kita dari kecil.." Sahut Leon seraya mengeluss elus kepala Yura.

"Udah ah males!  Mau berangkat takut telat! Assalamualaikum!" ucap Yura dan langsung pergi.

"Nggak bareng abang?" teriak Leon.

"Enggak!! "

Yurapun mengambil sepedanya dan mulai menggayuh menuju sekolah. Ditengah perjalanan ke sekolah. Tanpa Yura sadari ada yang membuntutinya dari belakang.

Yurapun menggayuh sepedanya sekuat tenaga. Karena ia merasa ada sesuatu di belakangnya. Takut.

TINN!!
bunyi bel sepeda motor itu mengagetkan Yura, sampai ia terjatuh dan lututnya berdarah.

Sang pemotor yang membuntutinya tadi menghapirinya dan meminta maaf karna tlah mengagetkan dan membuat Yura terjatuh.

"Eh maaf Yur nggak sengaja.. "

"Arya!  Tenyata lo yang ngikutin gue! aww. " ucap Yura terkejut.

"Maaf tadi sebenernya cuma bercanda. Eh malah lo jatoh.. Sini sini gue bantuin berdiri. "

"Lain kali ati ati. " lirih Yura.

"Bentar bentar gue bersihin dulu lukanya ya?  Takutnya infeksi kalo nggak cepet cepet di bersihin. " ucap Arya dengan mengeluarkan kain dan mengikatkannya di lutut Yura yang berdarah.

"Aww pelan pelan Ya."

"Iya...  Nah udah nih. " ucap Arya.

Yurapun langsung menuntun sepedanya menuju sekolah dengan kaki pincang.

"Eh Yur gue boncengin aja!! " teriak Arya dan tak disanggupi Yura.

Di jalan Arya hanya ngomel itu itu muluuu..  Sampai Yura capek dengernya.

Yurapun berhenti mendadak.
"Lo bisa diem nggak? " ucap Yura dengan menatap lurus kedepan tanpa melihat lawan bicaranya.

Mati gue!  Yura jadi marahkan karna sikap lo!  Ucap Arya dalam hati.

"Iya maaf gue bakal diem dan nggak akan ngomong." ucap Arya.

Setelah itu mereka lanjutkan perjalanan dengan sama sama menuntun kendaraan mereka.

"Lo kenapa nggak ninggalin gue? " celetuk Yura tak mau terlihat canggung.

Arya hanya diam tak menjawab sepatah katapun.

"Kok diem sihh!! " Ucap Yura sedikit berteriak, dan berhenti melangkah.

Arya pun mengeluarkan buku dan pulpen. Lanjut ia menulis sesuatu.

"KATANYA GUE NGGAK BOLEH NGOMONG. SEKARANG MALAH NGAJAK NGOBROL"

Tulis Arya seraya berekspresi jutek.

Yurapun jadi salah tingkah. Ia lupa kalo tadi nyuruh Arya untuk diam dan tak berbicara.

"Ya-yaudah lo boleh ngomong. " sahut Yura dan lanjut melangkah.

"Emang salah kalo gue peduli sama sahabat sendiri? " jawab Arya sambil menoleh ke wajah Yura.

"Kalo Keyra?  Apa lo juga akan kayak gini?"

"Yaa..  Tergantung dia mau apa nggak.." ucap Arya santai.

"Emang tadi lo nanya ke gue, mau apa nggak? Nggak nanya tuh.. " sahut Yura memojokkan Arya dan langsung meninggalkan Arya.

Aryapun terdiam dan merasa malu. Bego banget si lo Ya!!

Sampai sampai Yura membuyarkan lamunannya. 

"Arya!!  Cepetan!!  Bentar lagi udah bel masuk!!" teriak Yura di depan sana.

"Yurr!!  Tunggu!!" sahut Arya, terkejut.

Sampailah mereka di sekolah.  Untung nggak telat.

"Yur.. Yuraa!! " panggil Arya terus terussan.

Mendadak Yura berhenti melangkah dan tak sengaja Arya menabrak tubuh Yura. Dan membuat Yura hampir jatuh jika tidak ditangkap Arya.

Yura yang semula membelakangi Arya kini posisinya beralih menjadi berhadap hadappan. Tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang melihat keromantisan keduanya.

"CIEEE CIEEE" seru penonton. 

Arya dan Yurapun melihat sekelilingnya.

Astaga Yur..  Inget!  Inget!  Tujuan lo.  Ucap Yura dalam hati.

Baru kali ini gue ngerasa malu. Ya bukannya pertama kali ngerasain malu!!  Cuma ini rasanya beda. Malu, seneng, canggung, campur aduk deh udah kayak es campur. Jadi pengen. Ucap Arya dalam hati.

"Eehh. Makasih. " celetuk Yura dan bergegas menuju ke kelas.  Namun saat ia hendak berbalik dan melangkahkan kakinya.

Yura melihat Ima dan Keyra sedang melihatnya. Imapun langsung pergi dengan derai air mata. Yura kemudian mengejar dengan sedikit pincang.

"Ima tunggu!!  Gue bisa Jelasin!! " teriak Yura.

Brug!!

"Awww!! Aduh sakit!! " lirih Yura, yang terjatuh saat melewati tangga dan keningnya berdarah karena menabrak dinding. Seketika Arya langsung berlari dan ia sudah melihat Yura terkapar tak sadarkan diri. 

"YURAAAA!!!! " teriak Arya sangat kencang.

Ima dan Keyrapun kembali dan melihat sahabatnya kini tak sadarkan diri.

"A-r-ar-ya s-a-sa-kit.. " ucap Yura saat Arya tengah membopong Yura untuk dibawa ke rumah sakit.

"Plis lo harus bertahan. Sabar ya, kita bakal ke rumah sakit sekarang." sahut Arya.

"Eh Ya!! Yura kenapa!?? " tanya Nathan yang baru datang ke sekolah.

"Yura jatuh dari tangga. Lo tolong panggilin bu siapa kek suruh bantuin panggilin ambulans apa gimana gitu.  CEPETANNN!!! " panik Arya.

Akhirnya ambulans datang. Yura langsung masuk dan merakapun menuju rumah sakit terdekat.

"Ya.. "

"Hm?  Apa..  Lo pengen apa? " tanya Arya penuh lemah lembut.

"I-ima mana?  Je-jelasin ke dia so-soal tadi. " ujar Yura setengah sadar.

"Sssttt...  Udah lo nggak usah pikirin itu dulu.  Lo harus pikirin keadaan lo saat ini. Ima nggak bisa ikut ke rumah sakit karna yang boleh ikut cuma 1 atau 2 orang. Yaitu gue dan Nathan. Yang lainnya tetep sekolah. Mungkin nanti setelah pulang sekolah. Pasti Ima dan Keyra jenguk lo."

Setelah Arya panjang lebar menjelaskan, tanpa sadar gadis yang sebagai lawan bicaranya kini sudah tak sadarkan diri.

"Yur..  Yura..!!  Pak cepetan pak temen saya nggak sadarkan diri!!. " ucap Arya panik.

YURARYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang