CHAPTER 12

14 5 1
                                    

Hari yang ditunggu tunggupun tiba. Pagi ini Yura sangat bersemangat dan tenaganya sudah pulih sepenuhnya. Nathan juga sudah menunggu di depan rumah untuk menjemput Yura seperti biasa.

Merekapun berangkat sekolah, dan disambut sang mentari yang tampak beseri seri.

"Kok senyum senyum gitu?" tanya Nathan.

"Pagi kali ini rasanya beda aja. Kayak ada satu kebahagiaan yang akan datang dan bisa menghapus semua kesedihan, atau masalah." jawab Yura dengan merentangkan tangannya dijalan yang sepi ini.

"Ya menurut kamu sih gitu. Tapi kitakan juga nggak tau kedepannya gimana. Ingett dibalik kesedihan pasti ada kebahagiaan begitu juga sebaliknya dibalik kebahagiaan pasti ada aja kesedihan yang bakal kita hadapin. Kebahagiaan dan kesedihan itu sama aja, sama sama menyakitkan tau nggak" sahut Nathan agak berteriak.

Yura tersenyum mendengar perkataan Nathan. Itu emang benar. Pasti banyak juga yang ngalamin.

Merekapun sampai di sekolah. Ternyata sudah ramai. Banyak siswa yang membawa beberapa peralatan dapur.

"Astaga! Kok kita ke sekolah langsung sih. Harusnyakan ke rumah Ima buat ngangkut ngangkut makanan! Ayo cepet balik Than!!" celetuk Yura dan langsung menarik tas Nathan.

Namun Nathan melawan dan hanya berdiam di tempat.
"Nggak usah kesana, kamukan masih sakit. Lagian pasti udah banyak kok yang bantuin." jawab Nathan malas.

"Yaudah aku naik angkot!" seru Yura.

Dengan sigap Nathan menggenggam lengan Yura dan Yura reflek berbalik.

"Gue anter" singkat,padat,jelas. Yura sampai terkejut.

Sesampainya disana, ternyata benar jika sudah banyak yang membantu bahkan dihalaman rumah Ima sudah ada 3 mobil terparkir rapi.

Nathanpun melirik Yura kode kalau udah banyak yang bantuin. Yura hanya tersenyum malu karna tak percaya dengan ucapan Nathan.

"Yuk balik" ucap Nathan.
"Eh tunggu dulu dong, kita bantuin ngangkut makanan oke?" ajak Yura dengan memohon mohon. Nathanpun menyetujui dan mereka mendekati kerumunan itu.

"Hai Yur. Udah lo nggak usah bantu bantu ada 3 anak buah gue disini, dan tambah satu yang baru dateng." ucap Ima dengan melirik Nathan yang masih berdiri.

Yura yang merasa Nathan hanya diam dan nggak peka, diapun menyenggol lengan Nathan membuat Nathan sedikit terkejut.

Sebenernya males banget bantuin. Tapi demi kemanusiaan! Dan juga teman.

Akhirnya selesai masalah angkut mengangkut.

"Yur lo berangkat bareng gue yuk. Nggak terlalu penuh juga mobil gue." ajak Arya. Yurapun langsung menatap Nathan yang ada disampingnya. Nathan juga cuma menatap lurus kedepan.

"Gue berangkat duluan ya sama Aji" celetuk Keyra tak mau ikut campur.

"Gue juga berangkat duluan ya semua." ucap Bagas seraya melambaikan tangan.

Tersisa Yura, Arya, Nathan dan Ima.
Mereka malah saling diam.
"Emm lo mending berangkat bareng Ima, lagian gue tadikan berangkat bareng Nathan. Kasian juga dia berangkat sendiri, pakek motor lagi." ucap Yura seraya memegang lengan Nathan.

Yurapun menarik lengan Nathan lalu pergi berangkat sekolah dibonceng Nathan.

Bel masuk berbunyi semua murid berbaris rapi di depan halaman sekolah, mendengarkan amanat kepala sekolah yang amat panjang.

Sampai beberapa siswa jongkok jongkok dan membuat anggota OSIS geram.

"sekian dari saya Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu." tutup kepala sekolah.

YURARYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang