Karina sudah mulai pulih tapi hubungan Jeno dan Karina belum pulih kaya sebelumnya. Atau sebenarnya mereka harus mengulang semua dari awal. Seperti biasanya Jeno memang sering menjemput Karina jika jadwal pulang mereka sama. Tapi kali ini berbeda Jeno lebih gugup untum bertemu Karina.
Jeno terus mengetuk-ngetuk setir mobil dengan kesepuluh jarinya dan mengigit bibir bawahnya. Lebih tepatnya Jeno seperti orang yang baru mau ketemua doi-nya.
Ketukan kaca jendela membuat Jeno langsung tersadar, dia langsung keluar dari mobilnya.
"Sudah selesai?" Tanya Jeno pada Karina
Karina mengangguk, "Kamu mau ngajak kemana?"
"Eeee... makan malam"
"Oookee" jawab Karina sambil menganggukan kepalanya
"Kamu gak sibuk kan?"
"Lebih tepatnya gak sibuk banget"
Jeno membukakan pintu untuk Karina, "Silahkan masuk"
"Terima kasih"
Sekarang ini keadaannya benar-benar canggung atau mungkin hanya Jeno yang Canggung. Sesekali Jeno mencuri pandang ke arah Karina, perempuan itu selalu terlihat tenang.
"Mau makan malam dimana?" Tanya Karina
"Ha?"
"Mau makan dimana Jen?" Tanya Karina ulang
"Ah, di apartemen aku, gak apa-apakan. Kalau gak mau kita bisa cari tempat lain" bicara Jeno lebih cepat
"Gak apa-apa kalau mau di apartemen kamu" sahut Karina
Jeno sebenarnya mau buat hidangan spesial buat Karina, dia gak punya harta sebanyak Chenle buat reservasi satu restoran kalaupun punya kayanya Jeno gak mau. Masak buat Karina, it's something special.
Sampai di apartemen Jeno, cowok itu masih saja gugup, "Kamu kenapa? Kok gelisah banget" tanya Karina
"Eum? Gak kok. Ayo masuk" ucap Jeno setelah membukan pintu apartemennya.
Karina bisa lihat banyak sekali perubahan di studio apartemen milik Jeno.
"Kenapa gak dirumah kamu aja Jen jadi sekalian sama Eric sama orang tua kamu"
"Rumah udah mulai di kosongin dari minggu lalu, cuman Ayah yang tinggal disana. Eric juga sudah masuk asrama"
"Kasian Ayah kamu sendirian dirumah"
"Nggak kok, Ayah lagi dinas juga" jawab Jeno
Karina meletakan tasnya di sofa bed samping tempat tidur Jeno, "Kamu mau masak ya?" Tanya Karina saat Jeno mengeluarkan bahan-bahan dari kulkasnya
"Iya, khusus buat kamu" ucap Jeno
Karina menumpukan tangannya di pantry, Karina sangat jelas melihat Jeno kebingungan dengan segala bahan dan alat-alat masak yang begitu banyak.