Seorang lelaki tampan sedang menatap dirinya dari pantulan cermin, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Kok gue ganteng banget sih, heran?" Gumamnya, menyisir rambutnya Lalu memakaikan dasi dilehernya dan menatap setiap inci wajahnya.
Sebenarnya itu hanya untuk formalitas saja di depan orang tuanya dan tentunya sekarang hari senin dimana dilaksanakannya upacara dengan atribut yang lengkap, ia malas jika harus dihukum.
"Gio, cepetan turun anak cowok kok lama kayak anak perawan" teriak seorang wanita paruh baya dari lantai bawah
"Iya mah udah siap kok!" lalu mengambil dan menyampirkan tasnya di pundak.
"Pagi mah,pah" ucap Gio lalu duduk dan mengambil selembar roti yang sudah di olesi selai kacang.
"Lo gak mau nyapa gue?"
"Eh bang lo ada disini, gue kira udah berangkat hehe gak liat maaf." ucap Gio cengengesan, yang mau di sapa hanya menatap tak selera lalu memakan roti dengan wajah kesal.
"Kalian itu berantem terus, gak bisa sehari akur gitu?"
"Gak" "Gak" ucap mereka berbarengan, lalu saling menatap dan membuang muka.
"Padahal udah kompak" papa menyahut sambil menggelengkan kepala.
"Udah ah cepetan sarapannya nanti telat,sekarang kan hari senin"
Setelah sarapan Gio berangkat kesekolah menggunakan motor sport kesayangannya tak lupa menyalimi orang tuanya. Jarak sekolah dari rumahnya terbilang dekat dengan menggunakan motor hanya menempuh 20 menit saja belum lagi jika Gio membawa kendaraannya dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin hanya 10 menit ia sampai disekolah.
Seperti hari ini Gio sudah sampai disekolah, ia memasuki gerbang lalu memarkirkan motornya di parkiran sekolahnya. Setelah membuka helm nya banyak siswa-siswi yang berbisik-bisik dan menatap dirinya banyak yang mengagumi dan memuji ketampanan seorang Gio.
"Anjir dia ganteng banget sih"
"Gio kenapa lo seganteng itu"
"Apaan gantengan juga gue"
"Aaa Gio manis banget pengen gue pacarin"
Banyak dari mereka yang menatap kagum dirinya membuat sang idola kumat akan tingkat kepedeannya dan terus tebar pesona memasang wajah cool.
"Sok ganteng lu najes" ucap salah seorang yang daritadi memperhatikan suasana parkiran.
"Sirik aja lo, tapi emang gue ganteng sih ya gimana udah dari sono nya"
"Yee ni orang malah makin jadi"
Mereka berjalan menuju kelas mereka yang berada di lantai dua, sambil mengobrol tentang hal yang tak penting, Gio terus membuat lelucon yang membuat Jeno tak bisa berhenti tertawa hingga sesampainya dikelas.
"Haloo guys" teriak Gio membuat suasana kelas sunyi seketika.
"Heh ngapa pada diem, di sapa orang ganteng gak ada yang mau jawab gitu?"
Keadaan kelas pun berjalan seperti sebelumnya mereka melanjutkan aktivitas masing-masing tak menghiraukan Gio karena sudah terbiasa saat Gio datang ia akan berteriak dan dengan tingkah pede nya itu. Lalu Gio menuju kursinya yang disebelah Jeno teman sebangkunya.
"Jan berisik ngapa, tiap hari ngomong itu mulu gue yang lebih ganteng biasa aja jangan sombong lo!" ucap jeno dengan memutar bola matanya. Karena setiap hari Gio berisik sekali.
"Terserah lo deh orang ganteng salah mulu" Gio mengerucutkan bibirnya
"Najes gak usah di monyong-monyongin tuh bibir mau di tampol?" Ucap Devan sambil menjitak kepala Gio sedangkan Vale hanya menggelengkan kepala melihat tingkah teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio | Haechan
Teen Fiction"Jen lariii" Gio menarik tangan Jeno mereka berlari tanpa arah bahkan Gio meninggalkan Motor sport nya di pinggir jalan. Mereka memasuki pemukiman warga dan terus berlari sesekali Gio menatap kebelakang memastikan orang-orang itu masih mengejar atau...