14

634 72 2
                                    

Hari minggu, seorang remaja masih bergelut dengan selimut nya menghiraukan gedoran pintu yang tak sabaran.

"Bangggg, woy kebo bangun jam berapa nih!" Teriak Gio sambil menggedor kamar Anta yang terkunci dari dalam.

"Kalo gak bangun gue dobrak ya nih pintu!" Namun tak ada sahutan sama sekali membuat Gio berdecak.

"Oke, gue serius dalam hitungan ke tiga beneran gue dobrak nih pintu. Satu... dua....!" Sekali lagi tak ada pergerakan dari dalam membuat Gio mengambil ancang-ancang akan menendang pintu

"Tiiii....gaa!" Bruk , Gio  terkapar di lantai dengan Anta memegang gagang pintu

"Ngapain lo tiduran disitu,Gi?" Tanya Anta mengucek kedua matanya sesekali menguap karena masih mengantuk.

"Anj...Kalo mau buka pintu bilang-bilang,  sakit nih!" Ujar nya menepuk-tepuk lengannya.

"Salah siapa juga, lagian ngapain sih ganggu orang tidur aja. Inikan hari minggu!"

"Temenin gue jogging, biar sehat Bang!"

"Males udah sana keluar gue mau tidur lagi!"

"Temenin gue dong, gak asik lo gue bilangin kak Aish kalo lo jarang mandi, terus kemarin ketemu mantan lo siapa? Si Putri? Udah gue mau telpon kak Aish dulu bye!" Ucap Gio mengibaskan tangannya hendak pergi keluar kamar Anta. Namun baru beberapa langkah Anta menarik lengan Gio.

"Dasar lo mulut ember, tunggu di bawah gue ganti baju dulu!" Dengan ketus Anta mendorong Gio keluar dan menutup pintu dengan kencang.

"Gitu kek dari tadi, kan gue gak usah ngeluarin tenaga. Dasar bocah!" Seru Gio sambil berlari kebawah saat mendengar Anta akan membuka pintu

"Apa lu kata, gue plintir tau rasa!"

***

Gio dan Anta sedang berada di taman komplek perumahan mereka, setelah selesai jogging mereka memutuskan beristirahat di taman sekalian cuci mata kata si Gio.

"Bang?" Tanya Gio di balas deheman oleh Anta.

"Habis kuliah lo mau ngapain?"

"Lulus kuliah nanti kayak nya gue bakal ngurus perusahaan papa, lagian lo tau sendiri papa mau nya gue yang ngurus perusahaan dia. Mau gak mau ya harus mau!" Jawab Anta lalu meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah.

"Tapi, keinginan lo? Maksud nya kan pasti lo punya mimpi atau cita-cita yang pengen lo gapai!" Tanya Gio lagi.

"Gue pengen punya toko roti!"

"Hah? Itu doang? Serius?" Tanya Gio beruntun membuat Anta menggeplak mulut nya agar diam.

"Suara lo ya... gak bisa pelan-pelan. Emang kenapa salah gue pengen punya toko roti?" Tanya Anta mendapat gelengan dari Gio.

"Bukan, gue ngiranya lo mau punya perusahaan kayak papa mungkin atau apa gitu. Sederhana banget cita-cita lo!"

"Ya gimana, itu yang gue pengen rintis tapi gua akan berusaha buat kerja di perusahaan papa dengan hasil dari sana gue mau bangun toko roti yang super duper enakkkk!!" Ucap Anta antusias.

"Paling gue yang ngabisin hahaha!"

"Gak bakal gue kasih, satu gigit juga gak bakal gue kasih!"

"Gue doain gak laku ya kalo gak ngasih gue!" Ancam Gio dan Anta melotot lalu menyentil bibir tipis adiknya itu.

"Ngomong lu kagak pernah di jaga ya, sekate-kate lu omongan itu doa inget tuh doa!" Lalu mereka sibuk masing-masing.

Mereka memandang sekeliling taman dan terpusat pada seorang anak yang sedang bermain sendirian. Tanpa disadari mereka menatap satu objek yang sama.

Sergio | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang