20

701 81 11
                                    

"Selamat pagi, saya Sergio Algianta telah kembali masuk ke kelas tercinta ini. Bagaimana dengan teman-teman sekalian apakah rasa rindu kalian sudah terbayar dengan berdirinya saya disini?" Ujar Gio dengan gaya berpidato di depan kalayak dengan senyuman menyebalkan yang tak pernah hilang dari wajahnya.

Anak-anak dikelas merasa tak habis pikir dengan tingkah Gio walau memang benar mereka merindukan guyonan Gio, teriakan Gio dan tingkah percaya diri yang melampaui batas. Sebab beberapa hari kebelakang keadaan kelas sangat berbeda jika tak ada makhluk manis yang super jail itu.

"Giooo gue kangen banget sama lo, lo kemana aja sih ayang nya Melly gak ngasih kabar?" Teriak Melly dengan suara di manja manjain  yang suka asal jeplak kalo ngomong.

"Idih, lo siapa gue pacar gue Syifa Hadju beda jauh sama lo kalik!" Ujar Gio mendudukan bokong nya di kursi favoritnya. Yaitu dekat jendela.

"Kayak mau aja Syifa Hadju sama lo, kenal aja kagak boro-boro kenal tau lu idup juga gak mungkin kayak nya!"

"Sembarangan lo, ya emang bener juga sih tapi ngehalu dikit gapapa dong gue masih mending ngehaluin jadi pacar lah elo? Haluin siapa tuh si Haechan suami lo. Dia juga mikir kali lo pantes nya jadi serpihan debu di rumah nya alias gak keliatan sehelai rambutpun!" Ledek Gio tak kalah nyelekit.

"Sialan lo!!" Mereka beradu bacot hingga Vale yang melerai baru mereka diam.

Jam pelajaran dimulai sejak 1 jam yang lalu Gio tidur selama jam pelajaran  hingga bu Diana menuliskan soal matematika di papan tulis.

"Yang bisa ngerjain kalian boleh istirahat duluan!" Hal itu sontak membuat semua murid melek kembali dari rasa ngantuknya dan berlomba lomba berusaha mengisi soal yang menurut mereka sulit itu yang bahkan Vale yang selalu juara satu di kelas harus memutar otak untuk menemukan jawabannya.

15 menit berlalu dan belum ada yang bisa mengerjakannya Gio yang sedang senderan pada kursinya karena di bangunkan oleh Jeno mulai menatap papan tulis dan meneliti setiap angka yang ada di papan tulis itu. Hingga 5 menit kemudian Gio mengacungkan tangannya membuat seisi kelas menatap bingung padanya.

"Kenapa Gio? Kamu mau ke kamar mandi?" Tanya bu Diana karena tau sifat anak didik nya yang satu ini sedari tadi tidur tak memperhatikan pelajaran yang ia berikan.

"Saya mau coba kerjakan soal ibu!" Kata Gio membuat seisi kelas semakin menganga dan terkejut apakah Gio serius padahal Vale saja yang pintar di pelajaran Matematika saja 20 menit belum terpecahkan.

Sambil ragu-ragu bu Diana mempersilahkan Gio mengerjakan soal nya. Gio maju kedepan dengan langkah tenang sangat santai malah seperti ingin mengerjakan soal 1 ditambah 1 sama dengan 2. Ia membuka spidol hitam itu lalu mulai menuliskan angka-angka yang berderet panjang kebawah. Semua siswa termasuk bu Diana memperhatikan Gio di depan sana. Bahkan Gio tak mencobanya dulu di buku tulis. Dan finish, Gio menyelesaikan soal itu dalam waktu 7 menit. Karena ternyata jawaban nya lumayan panjang.

"Kalo ada yang salah mohon di koreksi bu karna saya udah gak kuat kebelet pipis jadi saya bolehkah keluar duluan?" Ucap Gio dengan perangai menahan buang air kecil. Bu Diana mengangguk dan melihat jawaban Gio yang sangat detail dan mudah di mengerti dan tentu nya jawaban Gio benar.

"Apakah aku salah mengenai Gio? Anak bengal dan tak pernah serius dalam pelajaran bisa menyelesaikan soal ini hanya dengan 7 menit saja bahkan aku mengerjakan soal ini lebih dari 10 menit." Batu bu Diana menatap meja Gio yang tak ada selembar kertaspun.

Bu Diana melanjutkan pelajarannya hingga bel istirahat berbunyi. "Baik anak-anak untuk pelajaran kali ini tidak ada tugas tapi jangan lupa untuk terus belajar karena sebentar lagi kalian akan menghadapi ujian. Mengerti?" Nasihat bu Diana sebelum kaluar dari kelas. "Mengerti bu!" Sorak kelas12 IPS 3 dan Bu Diana pamitan keluar dari kelas.

Sergio | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang