Saat ini Gio sedang memasak mie instan, sebenarnya Gio pandai dalam memasak namun untuk saat ini dirinya malas harus memasak serta memotong bahan-bahan jadinya ia memilih jalan pintas yaitu mie instan.
Belum selesai memasak namun ada suara ketukan pintu membuat Gio mematikan kompor dan berjalan ke pintu untuk membuka siapa yang datang di sore hari begini. Sebab tidak mungkin Anta karena dia pasti sedang di rumah sakit saat ini.
"Bentaran!"
Ceklek
"Lho, bang?" Kaget Gio lalu mempersilahkan seseorang itu masuk
"Tadi kata temen lo, lo itu sakit makanya gue kesini bawain makanan buat lo. Pasti belum makan,kan?" Yap itu adalah Dery, sepupu Gio yang ia sayangi
"Hehe iya bang, gue tadi lagi masak mie eh lo bawa makanan. Gak jadi deh makan mie nya!" Gio cengengesan sementara Dery mengambil piring dan sendok lalu duduk di seberang kursi yang Gio duduki.
"Lo lagi sakit juga kenapa makan mie sih, bang Anta mana?"
"Lagi jaga ortu di Rs!" Ucap Gio santai padahal dalam hati nya rasa sesak menyelimuti nya
"Kemarin gue habis jenguk mereka dan mama lo udah siuman Gi!" Ujar Dery sambil menata makanan yang sempat ia beli tadi.
"APAA?" Kaget Gio mendengar penuturan Dery membuat Dery ikut kaget dibuatnya.
"Lo belum tau?" Gio menggeleng dan abang nya pun tidak memberi tahukan hal itu.
"Yaudah habis ini mau jengukin mereka?" Tanya Dery membuat Gio mengangguk dengan semangat. Mereka makan bersama dalam diam tidak ada yang membuka obrolan terlalu menikmati ayam bakar yang Dery beli tadi.
Selesai makan mereka bergegas ke rumah sakit menggunakan mobil Dery yang sengaja membawa mobil untuk Gio karena niat awal nya ingin mengajak Gio menjenguk ortunya di rumah sakit.
Selama perjalanan mereka bercanda dan saling melempar candaan yang menurut mereka lucu. Gio dan Dery dua orang yang sebelas duabelas lawaknya ada saja tingkah nya yang membuat orang sekitar geleng-geleng kepala. Dan satu kelebihan mereka yang sama yaitu dapat mencairkan suasana.
Setelah sampai rumah sakit kedua nya berjalan beriringan menuju kamar pang tua Gio. Setelah sampai Gio membuka pintu dan mendapati ibunya sedang di suapi oleh Anta. Dengan terbukanya pintu membuat yag di dalam kamar menatap Gio, mereka lalu tersenyum lebar.
Sang mama pun langsung menyuruh Gio menghampirinya.
"Mah..!" Panggil Gio dengan lirih sambil memeluk sang mama.
"Iya sayang?"
"Maafin Gio, mama kaya gini karna Gio... maafin Gio!" Gio mengeratkan pelukannya pada seorang yang ia sayang itu sambil menahan urakan tangis nya agar tak terdengar oleh semua orang.
Gio melepaskan pelukannya dan menatap lekat mamanya sambil tersenyum. Bersyukur bahwa tuhan tidak mengambil orang tersayang nya dan tak berhenti berterima kasih pada tuhan yang masih mengizinkannya bersama mama dan papanya.
"Husssh... jangan bicara begitu sekarang mama sama papa baik-baik aja, kan? Jadi berhenti salahkan diri kamu sendiri atas apa yang terjadi. Oke?" Gio mengangguk lalu memeluk kembali sang mama sambil tersenyum lebar dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah bertahan melewati masa kritisnya.
"Kamu udah makan?" Gio mengangguk.
"Tante, disini masih ada Dery lho. Masa di kacangin?" Ujarnya cemberut membuat orang yang berada di dalam ruangan itu tertawa.
"Oh iya Gi, besok lo sekolah kan?" Tanya Anta. "Iya lah dirumah mulu bosen gue sendirian!" dengus Gio .
"Yaudah om, tante, bang Dery pamit pulang ya soal nya tadi cuman mau nganter Gio doang kesini!" Ucap Dery berpamitan pada kedua orang tua Gio serta Anta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sergio | Haechan
Teen Fiction"Jen lariii" Gio menarik tangan Jeno mereka berlari tanpa arah bahkan Gio meninggalkan Motor sport nya di pinggir jalan. Mereka memasuki pemukiman warga dan terus berlari sesekali Gio menatap kebelakang memastikan orang-orang itu masih mengejar atau...