09

701 81 3
                                    

"Selamat pagi teman-teman semua. Orang ganteng baru datang!!!" Teriak Gio di depan kelas.

"Woy berisik lo, PR udah belom!" Omel Devan sementara Gio menepuk jidatnya ia lupa belum mengerjakan tugas dari pak bamb pelajaran matematika.

"Mampus gue mana lima menit lagi!" Gio buru-buru menyalin tulisan Jeno di sebelahnya namun baru menulis soal nomor 3 pak bamb sudah berada di depan kelas lalu mengucapkan salam yang di jawab serempak oleh siswa di kelas itu.

"Tugas minggu lalu segera di kumpulkan ke meja bapak, sekarang!"

"Gimana dong gue, belum beres!" Resah Gio dengan suara pelan pada Jeno.

"Lo sih banyak gaya, udah tungguin hukuman aja lah!"

"Sialan lo, sama temen juga bukannya nolongin lo."

"Gio, tugas kamu mana?" Suara tegas pak bamb menginterupsi ruangan menjadi hening dan Gio maju kedepan dengan cengiran konyolnya.

"Em... itu pak tugas saya ketinggalan tapi udah di kerjain kok pak!"

"Lah terus Gi ini buku siapa baru ngisi nomor tiga!" Tanya Devan mengangkat buku Gio tinggi-tinggi. Gio melotot pada Devan yang tak di hiraukan oleh sang pelaku. Lalu pak bamb menyuruh Gio untuk berlari lapangan sebanyak 10 putaran.

"Tapi pak-" "Gak ada tapi-tapian sekarang laksanakan atau saya tambah jadi 15 mau?" Gio menggelengkan kepala nya dengan cepat lalu kembali ke tempat duduknya untuk mengambil topi nya.

"Devan, tugas kamu mana?"tanya pak Bamb

"Loh itu kan tugas saya pak. Bapak gimana sih!"

"Ini buku pelajaran ekonomi Devan!" "Bhahahaha rasain lo karma dari gue!" Ucap Gio berjalan keluar kelas masih dengan tawa nya yang mengejek.

"Sekarang kamu susul Gio dan lari sebanyak 10 putaran. Kamu sama teman mu itu sama aja sebelas dua belas!" Ucap pak Bamb menggelengkan kepalanya.
Devan menyusul Gio ke lapangan yang sudah berlari. "Gi!!" Teriak Devan membuat Gio menghentikan larinya.

"Kenapa?" Tanyanya "Tungguin, bareng napa!"

"Hahaha kena hukum juga kan lo, makanya jadi temen tuh jangan mau seneng di penderitaan orang lain jadi nya kebawa juga kan hahaha!" Tawa Gio terdengar menjengkelkan di pendengaran Devan. Devan sendiri hanya merutuki dirinya yang salah membawa buku.

"Serah lo dah!" Kesal Devan sambil berlari. Gio mensejajarkan larinya dengan Devan

"Thanks ya."

"Hah...Buat apa!"

"Buat semuanya!"

"Apasih lo gak jelas" Gio mengedikkan bahunya. "Dih,..."

Setelah itu mereka melanjutkan hukumandari pak Bamb mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh putaran.

"Hosh..... hosh.... hosh.... cape.. Gue cape gak kuat gue!" Gio berjalan mengitari lapangan sementara Devan masih setia berlari kecil dan menatap Gio yang berjalan.

"Woy lari, lo mau di tambahin hukumannya?" Teriak Devan di seberang Gio berdiri.

"Gue cape mau ke kantin aja!" Ujarnya sambil melangkahkan kaki nya menuju kantin dan di ikuti oleh Devan sambil celingukan takut pak Bamb ada. Dirasa aman dirinya lari menyamai langkahnya dengan Gio. Hingga sampai di kantin mereka berdua membeli air mineral yang di teguk langsung hingga tandas.

"Ahhh leganya tenggorokan gue!" Seru Gio membuat ibu kantin tertawa.

"Habis ngapain atuh nak Gio, meni kesangan kitu!" Ujar bu siti dengan logat sundanya.

Sergio | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang