𝐹𝑟𝑖𝑒𝑛𝑑 𝑤𝑖𝑡ℎ 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 [3]

1K 155 69
                                    

Awas typo

&

Happy Reading :)

"Di berkata seperti itu?" tanya Irene yang sudah merebahkan dirinya di sebelah Yuna.

"Hmm," gumam Yuna lirih, dengan kedua mata yang sudah terpejam.

Setelah kepergian Jungkook tadi, Yuna langsung menyuruh Irene untuk pergi ke apartemen nya dan menceritakan permasalahan yang baru saja terjadi antara dia dan Jungkook.

Irene mengambil guling yang terdapat di tengah-tengah dia dan Yuna, memeluk benda berisi kapuk itu dengan mata yang menerawang ke langit-langit kamar. Yuna membutuhkan dirinya saat ini, jadi dia akan tidur di sini untuk menemani dan mendengar segala keluh kesah dari sahabat baiknya tersebut.

"Ahh, aku tahu sekarang," decak Irene sembari terkekeh kecil.

Yuna membuka matanya, dan menoleh pada Irene. "Apa?" tanyanya penasaran.

"Dia mencintaimu, Choi Yuna," balas Irene sambil menatap yakin pada Yuna.

"Hilangkan pikiran kotormu itu, Irene Bae. Dia tidak mungkin seperti itu," bantah Yuna cepat.

"Kau tidak percaya padaku?" tanya Irene sedikit kesal. "Kesimpulan yang ku ambil dari cerita mu tadi, dia memang seperti itu. Kau tidak mengerti tentang cinta dari pria dingin nan manja?" Irene memiringkan tubuhnya menghadap Yuna, yang masih bertahan untuk terlentang.

Yuna hanya diam dengan pandangan yang menatap ke langit-langit kamar. Namun, di pikirannya berputar bayangan dirinya dan Jungkook. Pria dingin, manja, egois dan pemaksa. Sahabatnya sedari kecil. Apa benar yang dikatakan Irene tadi? Jungkook mencintainya?

"Mau bukti?"

Yuna menoleh dengan cepat ke arah Irene. Sahabatnya itu sudah duduk di ranjang sambil memeluk guling milik Yuna.

"Itu bukti yang pertama," ujar Irene sambil menunjuk dinding kamar Yuna, yang sedari tadi dia tatap. Ada beberapa bingkai foto di sana. Dan untuk pertama kalinya Irene melihat seberapa intim hubungan Jungkook dan Yuna.

"Apa teori mu tentang foto itu? Keseharian kami memang begitu, bahkan lebih."

Irene menghembuskan nafasnya pelan. "Dia memeluk dan mencium mu di tempat umum, Yuna."

"Kami bahkan berbagi kehangatan di ranjang, Irene," sela Yuna cepat.

"Dengar," Irene lagi-lagi menghela nafasnya. "Siapa yang memulai hubungan gila ini? Bercinta tanpa cinta."

"Tentu saja dia," balas Yuna malas. Gadis itu kembali memejamkan matanya.

"Itu dia. Karena dia menginginkan dirimu. Bukan hanya sekedar keinginan, tapi juga kebutuhan dan rasa takut kehilangan." Irene berucap penuh keyakinan. "Dia berkata memberimu kebebasan bukan? Tapi, dia juga mengancam. Itulah penjelasannya," lanjut Irene bangga akan isi pikirannya.

"Aku tidak mengerti dengan penjelasanmu," seru Yuna merasa kesal sendiri.

"Dia pasti memiliki alasan kenapa tidak mengungkapkan tentang perasaannya," gumam Irene sambil kembali merebahkan tubuhnya. Matanya kembali melirik foto-foto di sudut kamar Yuna.

Melihat dari pancaran matanya, Irene sangat yakin jika Jungkook ada something terhadap sahabat nya ini. Sayang sekali, Irene tidak pernah bertatap langsung dengan Jungkook. Lelaki itu terlalu membatasi diri. Satu-satunya gadis yang mau dia temui adalah Yuna.

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang