𝑍𝑒𝑟𝑜 𝑂'𝑐𝑙𝑜𝑐𝑘 [5]

970 143 37
                                    

Awas typo dan Selamat Membaca❤

Jungkook kembali terjaga, tepat pada pukul 00.00 dini hari, pria itu otomatis terbangun. Mata tajamnya menerawang, jika sudah begini Jungkook yakin dia akan sulit untuk kembali tidur sampai esok pagi. Jungkook tidak mengerti kenapa dia jadi seperti ini, tidur adalah anugerah yang Jungkook dapatkan, kenapa? Karena sejak hari itu, hari dimana kematian Yuna tepat di depan matanya terjadi, Jungkook mendadak sulit tidur. Empat jam adalah batas, tidak pernah lebih. Bisa dibayangkan bagaimana rupa tampan Jungkook yang berubah menjadi seperti zombie akibat kekurangan tidur? Sangat mengenaskan, satu hari hanya diberi jatah empat jam untuk bisa terlelap, walau Jungkook memaksa dengan obat tidur pun tetap sama hanya empat jam. Ini seperti hukuman atau apa? Sudah patah hati, tersiksa fisik pula.

Terkadang Jungkook mencoba mengingat-ngingat dosa paling besar apa yang ia perbuat selama 25 tahun hidup, namun tidak ada. Ya, tidak ada. Biar Jungkook dingin terhadap orang-orang disekitarnya, tapi pria itu tidak pernah menggores luka pada hati mana pun.

"Choi Yuna." setiap hari, setiap ada kesempatan merenung, setiap berbaring di atas ranjang, maka setiap itu juga Jungkook bergumam memanggil Yuna. Satu-satunya gadis si pencipta debaran aneh di jantungnya, satu-satunya gadis si pembuat lubang luka untuknya dan satu-satunya gadis yang sulit untuk dia lupakan. Jika ada yang bertanya, sudah berapa hari berlalu sejak kematian Yuna? Maka dengan penuh ketidak ikhlasan Jungkook akan menjawab.

"Empat bulan lebih sudah berlalu, apa benar kau sudah mati, Sayang?" bertanya pada gelapnya malam, Jungkook menarik selimut menutup seluruh tubuhnya. Kembali setetes air mata lolos begitu saja, si pria dingin sekarang sudah berganti menjadi si pria melow. Tidak salah, tidak. Kenapa? Karena Jungkook pantas meratapi nasib, sekali jatuh cinta langsung patah hati.

Di balik selimut Jungkook memejamkan mata, mencoba kembali mengistirahatkan diri namun.

'Karena aku mencintaimu, karena aku sangat ingin akulah gadis yang kau nikahi, karena aku ingin cintaku terbalaskan.'

Kalimat terakhir yang Yuna rapalkan membuat mata Jungkook terbuka lebar, suara gadis itu berdengung nyaring di telinga Jungkook. Selalu dan selalu seperti ini.

"Aku juga mencintaimu, maka dari itu pergilah jika ingin pergi selamanya," gumam Jungkook bagai bisikan malam yang sangat menyedihkan.

Flashback.

Jungkook menutup telinga disaat Yuna berteriak kesakitan, gadis itu bahkan sampai meraung dan Jungkook ketakutan. Tapi salah, langkah yang Jungkook ambil salah. Seharusnya Jungkook menutup mata saja, karena tubuh mungil Yuna tiba-tiba tertarik dan hancur berkeping-keping menjadi kelopak bunga mawar. Jungkook menyaksikan, kematian Yuna. Hilang. Gadis itu menghilang dan tergantikan dengan banyaknya kelopak bunga mawar merah yang berserakan di kamar Jungkook. Jika bisa Jungkook menangis darah, Jungkook akan melakukannya. Namun, air mata saja tak terloloskan dari mata tajamnya. Karena ini teramat menyakitkan untuk Jungkook tangisi.

Seperti yang pria itu katakan, cinta yang dia tebar menjadi pisau bagi kematian Yuna. Mulai detik ini Jungkook bersumpah, untuk tidak lagi jatuh cinta. Hanya Choi Yuna. Ya, hanya gadis itu yang akan Jungkook balut dengan cintanya. Biarlah Jungkook menentang takdir atau apapun itu, yang terpenting Jungkook hanya ingin mencintai Choi Yuna.

Flashback End.

"Selamat pagi, Tuan." Jungkook mengangguk kecil saat beberapa pelayan menyapanya.

Pagi ini Jungkook belum melihat Sohee, pelayan yang tiba-tiba Jungkook istimewakan itu pasti sedang mengurus taman bunga mawarnya.

Ya, sejak kematian Yuna, Jungkook membuat halaman bagian kiri rumahnya menjadi taman kecil yang berisi bunga mawar semua. Dan Sohee dipercayakan Jungkook untuk mengurusnya. Wanita paruh baya itu belum menceritakan apapun pada Jungkook, belum memberikan penjelasan atas ucapannya empat bulan yang lalu dan Jungkook juga belum siap untuk menagihnya. Jungkook masih memulihkan hati atas bayang-bayang kematian Yuna. Di mana tubuh gadis itu hancur tepat di depan matanya. Terkadang Jungkook tidak dapat tidur karena itu, bayangan kematian Yuna tidak menyeramkan namun sangat menyeramkan bagi Jungkook.

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang