𝐿𝑜𝑣𝑒 𝐽𝑎𝑐𝑘 [2]

713 142 50
                                    

Note : Versi lokal!

Awas typo dan Selamat Membaca❤




Siang ini, Yuna sedang duduk di depan rumahnya sambil memperhatikan ponsel di genggamannya. Dia sedang membuka sebuah aplikasi ojek online. Lagi-lagi gadis itu harus memesan ojol karena tidak ada yang bisa mengantarnya. Yeonjun mungkin setengah jam lagi sudah pulang, tapi Yuna tidak yakin untuk menunggu karena dia harus segera ke kampus karena ada kelas sekitar 20 menit lagi. Sedangkan Papanya masih di kantor dan sore nanti baru pulang. Di rumah memang ada Mamanya, tapi beliau pun sama seperti Yuna, sama-sama tidak bisa mengemudi.

Sebenarnya Yuna merasa cukup risih untuk memesan ojek online, karena dia takut kejadian seperti kemarin terulang lagi. Bertemu dengan driver yang memiliki banyak nama panggilan dan hobi merayu dengan kalimat-kalimat gombalnya.

Sebenarnya pria itu tidak terlalu buruk. Ya, Yuna mengakuinya. Dia masih muda dan cukup tampan. Dengan hidung mancung, tatapan tajam, bola mata yang hitam pekat, dan memiliki sebuah lesung di pipi sebelah kirinya yang akan terlihat ketika dia tersenyum maupun berbicara.

Namun, Yuna merasa geli saja akan gayanya itu, menurutnya pengemudi ojek itu terlalu lebay dan juga norak.

Setelah memastikan nama dan juga foto pengemudi itu bukan seperti orang kemarin, Yuna akhirnya langsung memesan ojek tersebut. Jarak kampus dengan rumahnya sebenarnya tidak jauh, mungkin hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Namun tetap saja, jika pergi dengan bantuan kendaraan itu bisa lebih cepat dan aman. Ya, aman. Aman dari lirikan para lelaki penggoda, di sepanjang jalan.

Yuna bergegas ke pagar rumahnya, saat sebuah motor berhenti di sana. Ojek yang di pesan Yuna sudah tiba.

“Selamat siang, Mbak Yuna.”

Yuna menatap terkejut ke arah orang yang baru saja membuka helmnya dan tersenyum manis pada Yuna. Dan tanpa mengucapkan apapun, gadis itu berlenggang pergi dari sana.

“Eh, Mbak, kok saya ditinggal?”

Yuna seolah tuli dan terus berjalan. Dia berpikir, lebih baik pergi ke kampus dengan kaki saja.

Dan dengan gerakan santai, si pengemudi ojek tersebut menjalankan motornya seolah mengiring langkah Yuna.

“Mbak, dari pada jalan pake kaki mendingan naik sama saya.”

Dengan kesabaran yang susah payah didapatkan, Yuna menjawab. “Saya sudah pesan ojek, lebih baik Bapak cari penumpang lain saja.”

“Aduh, Mbak. Jangan panggil saya Bapak dong, saya masih muda ini.”

Yuna menghentikan langkahnya dan menatap si pengemudi ojek itu dengan pandangan kesal. “Mendingan lo pergi sekarang juga, karena ojek yang gue pesen bentar lagi nyampe!”

“Buat apa nunggu yang jauh sih, Mbak. Kalo di depan mata sudah ada.” driver ojek tersebut terkekeh pelan. “Lagian ojek yang Mbak Yuna pesan itu saya sendiri.”

Yuna meraih ponsel di saku celananya dan kembali membuka aplikasi ojek online tadi untuk memastikan jika dia tidak salah memesan. “Ojek yang gue pesen itu namanya Juki, kenapa lo lagi yang dateng?”

“Juki itu juga nama saya, Mbak.”

Nama baru lagi?

Yuna menghembuskan nafasnya kesal. “Kemarin lo kaga nyebutin nama itu.”

Si pengemudi ojek tersebut menampilkan senyuman manisnya dan menatap Yuna lekat-lekat. “Saya ga nyangka ternyata Mbak Yuna mengingat nama-nama yang saya sebutkan kemarin.”

“Gue kaga inget!” ketus Yuna. “Nama lo banyak banget, ya? Sebenernya nama asli lo siapa, sih?”

Lagi-lagi, si pengemudi ojek tersebut tersenyum dengan lebarnya. “Cie, Mbak mulai kepo, ya, sama saya? Sampe nanyain nama asli saya segala. Atau Mbak udah mulai merasakan sesuatu yang berbeda di antara kita? Seperti saya yang sudah terlanjur sayang sama Mbak Yuna.”

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang