𝑍𝑒𝑟𝑜 𝑂'𝑐𝑙𝑜𝑐𝑘 [3]

864 139 76
                                    

Sudah lama rasanya saya tidak double up huhu

Awas typo dan Selamat Membaca❤

"Kook, di duniaku tidak ada pakaian."

"APA?" mata Jungkook mengerjab beberapa kali dengan bibir yang terbuka sedikit, dan ekspresi Jungkook yang seperti itu membuat Yuna tergoda. Dan tanpa tahu malu Yuna berdiri, mengecup singkat bibir Jungkook dengan cengiran khasnya.

"Bibirmu menggemaskan sekali, Kook," ucap Yuna dan sekali lagi mengecup bibir Jungkook, si pria belum sadar sama sekali dan si gadis masih terus menikmati pemandangan menggemaskan yang diselingi kejahilannya untuk mengecup bibir manis si pria.

"Berhenti," perintah Jungkook menutup bibir Yuna dengan kedua tangannya, dan Jungkook tahu jika Yuna sedang tersenyum lebar di balik tangannya.

"Jelaskan padaku apa maksudmu tidak ada pakaian?" tanya Jungkook melepas tangannya dari bibir Yuna.

Si peri cantik yang masih memasang cengiran anehnya bergerak memeluk leher Jungkook, mengusap tengkuk si pria dengan menggoda, namun fokus Jungkook masih pada kalimat 'Tidak ada pakaian.'

"Jawab Choi Yuna!" geram Jungkook dengan tatapan nyalang akan kemarahan.

Kenapa juga pria itu marah? Oke, Jungkook akan jujur bahwa emosinya tiba-tiba saja naik membayangkan pria-pria di dunia Yuna dapat menikmati pemandangan tubuh gadis itu. Oh tidak! Kepala Jungkook hampir meledak membayangkannya.

"Ya tidak ada, kami hanya menggunakan daun untuk pakaian."

"Lalu dari mana kau dapatkan dress ini?"

"Mencuri milik seseorang. Sudahlah, Kook, kita lupakan saja tentang pakaian. Sekarang aku ingin memelukmu." Yuna berucap sambil langsung memeluk Jungkook erat, menghirup aroma tubuh si pria yang sangat menenangkan.

Dan si pria yang katanya membenci kaum wanita, sekarang sedang membalas pelukan Yuna tak kalah erat bahkan Jungkook menghirup harum khas dari tubuh seorang wanita.

"Baby, kau tidak mengantuk?" tanya Yuna sedikit melonggarkan pelukannya, mendunga dan menatap wajah Jungkook dengan tatapan yang amat sangat menarik Jungkook ke dalamnya.

Pernah terlintas pertanyaan dalam benak Jungkook, 'Apakah Yuna memakai kekuatannya untuk menjerat dirinya?'

Namun sepertinya tidak. Jungkook mengakui mata Yuna memang indah, sangat indah hingga Jungkook enggan untuk berpaling.

"Kenapa?"

"Matamu memerah, Baby. Aku tidak suka," ucap Yuna sambil mengusap kantung mata Jungkook, sedikit meniupnya hingga membuat mata si pria terpejam sesaat.

"Aku menunggumu," cicit Jungkook bergerak menangkup kedua pipi chubby Yuna.

"Kau merindukanku?" tanya Yuna dengan tersenyum lebar, dan balas menangkup pipi Jungkook.

"Sepertinya."

"Hahaha, pesonaku sungguh luar biasa." Yuna berucap dengan bangga dan lagi-lagi mengecup bibir Jungkook yang masih betah menatapnya.

Jungkook tidak membantah, pria itu menikmati dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik Yuna.

"Maka dari itu jangan tebar pesona pada siapapun," ucap Jungkook sambil menekan dengan gemas pipi Yuna hingga membuat bibirnya maju ke depan.

"Aku hanya tebar pesona padamu, Kook, karena kau calon suamiku. Dan tidak ada yang bisa melihatku kecuali dirimu," Jelas Yuna sekali lagi ikut-ikut menekan pipi Jungkook hingga bibir pria itu maju beberapa centi.

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang