𝑍𝑒𝑟𝑜 𝑂'𝑐𝑙𝑜𝑐𝑘 [2]

849 136 75
                                    

Awas typo dan Selamat Membaca❤

"Lalu, kenapa kau?" lagi Jungkook bertanya dengan pertanyaan yang sama saat tadi pagi mereka bertemu.

"KARENA AKU MEMANG JODOHMU!" teriak Yuna dengan wajah memerah kesal.

Jungkook tidak terkejut mendengar lengkingan Yuna itu, pria itu sudah mempersiapkan diri dari sebelumnya.

"Maksudku, kenapa harus kau jodohku? Kenapa bukan manusia saja langsung? Aku punya banyak teman wanita, kenapa bukan salah satu dari mereka saja?"

"Shit!" umpat Yuna sambil menghentakkan kedua kakinya.

"Oh, peri juga bisa mengumpat ternyata."

"Kau tidak mau berjodoh denganku?" tanya Yuna dengan sewot, sambil menatap Jungkook sinis dan menggembungkan pipi dengan perasaan kesal yang meletup-letup.

"Begini ya Choi Yuna, si peri yang aku tidak tahu nyata atau tidak. Aku
tidak bisa jatuh cinta pada wanita manapun, dan kau tidak terkecuali. Catat dan ingat, aku tidak akan menikah," ucap Jungkook dengan penuh kejujuran.

"Dan aku mempunyai alasan akan hal tersebut. Pertama, aku tidak suka berdekatan dengan wanita manapun. Kedua, mereka merepotkan. Dan ketiga, tidak ada yang berhasil membuat jantungku berdebar abnormal," jelas Jungkook penuh percaya diri. Dan pria itu melupakan satu hal, bahwa Yuna tadi pagi berhasil membuatnya berdebar-debar.

"Hello Tuan Jeon Jungkook yang ku akui sangat tampan luar biasa. Saat ini aku adalah kekasihmu. Dan kelak aku akan menjadi istrimu, aku adalah pengecualian dan itu harus kau ingat."

Keduanya saling menatap, Jungkook tidak kesal. Tidak sama sekali. Tapi kenapa? Itu yang Jungkook herankan, kenapa ia tidak kesal sama sekali? Justru, pria itu menikmati perdebatan mereka saat ini.

"Oke, aku terima. Tapi, bagaimana bisa kau jadi manusia?" Jungkook bertanya sambil menompangkan dagunya dengan sebelah tangan.

Yuna bergerak membungkuk, mendekatkan wajahnya dengan wajah Jungkook yang sangat membuatnya jatuh cinta.

"Rahasia." setelah mengucapkan itu, Yuna menghilang begitu saja meninggalkan Jungkook yang lagi-lagi terkejut akan kecantikan sang gadis.

Sepertinya Jungkook harus mengakui jika Yuna adalah pengecualian, karena gadis itu berhasil membuat Jungkook terpana.

*****

Masih di hari yang sama, Jungkook kali ini memilih pulang lebih awal dan merenung di dalam kamarnya sambil memikirkan Yuna. Dan tadi sebelum pulang, Jungkook kembali memanggil gadis itu namun tidak muncul. Dan kali ini Jungkook percaya jika dia hanya berhalusinasi, sebaiknya ia pergi ke psikiater untuk memeriksakan diri.

Jungkook berjalan ke arah kamar mandi, dia butuh berendam untuk mengendalikan pikirannya. Walau jarum jam sudah menunjukkan angka 12, maksudnya 12 siang.

"Gila saja jika aku percaya dia nyata, tapi kenapa bisa aku jadi berhalusinasi senyata itu?" gumam Jungkook pada dirinya sendiri sambil melilitkan handuk pada pinggangnya. Kemudian pria itu berjalan ke arah wastafel untuk menggosok gigi.

Tubuh dan otaknya butuh tidur. Benar, Jungkook butuh tidur.

"Choi Yuna, Choi Yuna. Apa-apaan ini? Kenapa nama itu tidak bisa hilang dari pikiranku?" lagi-lagi Jungkook bergumam dengan kesal.

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang