𝐴𝑟𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒𝑑 𝑀𝑎𝑟𝑟𝑖𝑎𝑔𝑒 [2]

2.1K 182 16
                                    

Note : mengandung kata non-baku

Happy Reading❤

.
.
.
.
.

Suasana pagi ini sebenarnya cukup cerah, namun berbanding terbalik dengan suasana hati Jungkook yang terlihat dari raut wajahnya yang gelisah.

'Tin.. Tin.. Tinn...'

Bunyi klakson kendaraan yang beruntun dan memekakkan telinga cukup membuat Jungkook tersadar bahwa lampu lalu lintas telah berubah warna menjadi hijau. Segera dia lajukan mobilnya sebelum orang-orang di belakang melemparnya dengan umpatan makian.

Baru beberapa meter dia melajukan mobilnya, kembali dirinya menginjak pedal rem karena di depan terdapat keramain yang disebabkan oleh suatu insiden kecelakaan.

Berbeda dari akhir pekan biasanya, dirinya membenci weekend kali ini! Bagaimana tidak? Jika biasanya dia masih bermanja ria dengan kasur juga selimut, atau sekedar kencan dengan sang kekasih yang hanya bisa dirasakannya dalam sebulan hanya empat kali, terkadang hanya dua kali karena sang kekasih yang mempunyai kesibukan lain. Maka pagi ini dia harus terbangun dengan cara yang tidak wajar, mendengar alunan syair ngegas nyaring sang Ibu, hingga terjebak macet demi bertemu dengan calon istri yang tak pernah diharapkannya! Sungguh, makian apa yang harus dilantunkannya untuk menggambarkan betapa buruknya weekend kali ini?

Belum cukup sampai di situ dirinya kembali dibuat kesal akan dering ponsel yang terletak di saku sebelah kiri jasnya. Ha? Pakai jas?

'Yang formal dong, Sayang! Kita ingin bertemu calon mertua serta calon istrimu. Kau pikir, ketika bertemu dengan bos di kantor saja harus rapi? Bertemu calon istri juga harus jaga image, Nak! Pakai jas cepat!' Jungkook kembali teringat akan ucapan panjang lebar sang Ibu ketika dirinya sedang menuruni anak tangga dengan memakai kemeja biasa untuk menemui kedua orang tuanya dan bersiap berangkat ke tempat tujuan.

"Halo," ucap Jungkook ketika menjawab telepon.

'........'

"Iya Bu, Aku sudah dalam perjalanan ke sana. Mungkin sedikit telat. Disini macet," jawabnya kepada si penelpon yang ternyata Ibunya.

'.........'

"Ada kecelakaan di si... Aishh." belum sempat dia menjawab, ponsel yang sebelumnya menempel di telinganya sekarang dijauhkan karena mendengar teriakan dari seberang sana.

"Bukan Aku Bu, aku tidak apa-apa," jawabnya setelah meringis karena mendengar teriakan khawatir sang Ibu.

'.......'

"Iya Bu, Aku pasti datang..... Hmm, baiklah!" kembali dimasukkannya ponsel yang dari pagi ini memang tidak dihiraukannya sama sekali ke dalam saku jasnya.

Sambil menunggu antrian macet berhenti, Jungkook menutup mata dan menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi mobil.

******

Setelah menerjang kemacetan selama 30 menit akhirnya Jungkook sampai di tempat tujuan. Jungkook menatap malas dari dalam mobil ke arah tempat yang akan menjadi saksi pertemuannya dengan wanita pilihan orang tuanya. Innisfree GREEN CAFE. Sebuah kafe elit namun elegan yang cukup menarik untuk dijadikan tempat bernongki-nongki santuy seluruh khalayak, baik penduduk setempat maupun pendatang baru. Namun, di mata Jungkook tempat ini terlihat menyeramkan!

'Huft.' hembusan nafas kasar kembali dikeluarkan olehnya. Kemudian kembali menatap ke arah kafe dan menggenggam kedua tangannya erat. Malas menatap ke arah kafe berlama-lama, Jungkook menutup kedua matanya lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi mobil. Takut membuat orang di dalam lelah menunggu, lebih tepatnya Jungkook takut jika Ibunya kembali menelphon seperti beberapa menit yang lalu.

'Meja nya atas nama Ayahmu ya, Nak. Nomor 21. Jangan sampai salah, oke?' Bayangkan, sang Ibu menelphon dua kali berulang-ulang dalam kurun waktu selang lima menit dan hanya kalimat itulah yang diucapkan. Bagaimana Jungkook tidak takut? Bukan takut apa-apa, hanya saja ia lelah mendengar Ibunya yang jika berbicara jarang sekali lembutnya! Lebih banyak ngegasnya!

Jungkook mulai membuka pintu mobilnya, dan turun secara perlahan hingga melangkahkan kakinya bermaksud untuk pergi ke pintu utama kafe. Namun, belum ada tiga langkah, Jungkook kembali berhenti dan untuk kesekian kalinya Dia kembali menghembuskan nafasnya.

Masih di area parkir dirinya kembali menatap gusar ke arah pintu kafe elit tersebut. Melihat tanpa minat, dan menarik nafas sebanyak-banyaknya seakan ingin merampas semua pasokan oksigen di daerah ini. Kembali menutup mata sejenak, Jungkook mulai melangkah dengan perlahan.

Sepersekian detik, dirinya sampai di depan pintu. Mendorong perlahan, dirinya dikejutkan oleh sebuah sapaan.

"Selamat datang, Tuan. Semoga Anda menikmati hidangan di sini!" seorang satpam pria lengkap dengan seragam khususnya menyapa Jungkook dengan ramahnya disertai senyuman.

Seolah tersadar dari keterkejutannya Jungkook hanya membalas dengan senyum kaku dan anggukan kepala.

Jungkook mulai mendorong tubuhnya agar dapat masuk dan melihat suasana di dalam. Sambil berjalan Jungkook memperhatikan sekitarnya, seolah mencari sosok sang Ibu. Sepertinya Jungkook akan kesusahan untuk mencari tanpa bertanya atau menelphon sang Ibu di mana Ibunya berada. Suasana kafe ini cukup ramai, dikarenakan ini hampir masuk jam makan siang dan ditambah lagi ini adalah hari minggu jadi banyak orang melakukan kumpul keluarga. Mungkin! Masih sibuk-sibuknya Jungkook mencari, dirinya kembali dikejutkan oleh.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" kalimat tanya dari seorang wanita muda, dengan pakaian atasan putih dan bawahan hitam. Sepertinya itu seragam pelayan disini, karena tadi Jungkook melihat ada beberapa wanita dan pria yang berlalu lalang juga menggunakan seragam yang sama.

"Saya sedang mencari meja yang di tempati oleh keluarga Saya," jawab Jungkook dengan mata masih celingak-celinguk.

"Bisa disebutkan atas nama siapa dan meja nomor berapa, Tuan?" wanita muda itu kembali bertanya, disertai senyum yang tidak luntur dari wajahnya.

"Atas nama Jeon Hyunjung, dan meja nomor 21," ucap Jungkook sambil menatap ke arah pelayan wanita tersebut.

"Baiklah, mari Saya antar Tuan." sambil tersenyum dan tangan yang seolah menyuruh Jungkook mengikutinya, wanita muda tersebut mulai melangkah yang diikuti oleh Jungkook di belakang.

Tidak butuh waktu yang lama, pelayan wanita itu kembali berucap..

"Itu mejanya, Tuan. Apakah betul keluarga Tuan ada di sana?" Jungkook melihat ke arah meja di depan mereka yang ditunjuk pelayan tersebut dan memperhatikan secara seksama.

"Hmm. Terima kasih," ucap Jungkook yang kembali menatap ke arah wanita muda itu.

"Baiklah, Tuan. Saya permisi, semoga menikmati hidangan kami," ucap sang pelayan sambil membungkuk dan berlalu dari hadapan Jungkook.

Dengan ragu-ragu Jungkook mulai melangkah ke arah meja yang diduduki oleh keluarganya. Satu langkah lagi hendak sampai, Jungkook dibuat mematung di tempat. Karena sebuah suara dari seorang gadis berponi yang duduk tepat di tengah-tengah antara Ibunya dan seorang wanita paruh baya yang sepertinya seumuran dengan Ibunya.

"Kookie," ucap sang gadis yang cukup membuat Jungkook mematung.

"Yuna-ya," gumam Jungkook dalam keterkejutannya.

********

Dipublikasikan : 19 Januari 2020

Gimana? Gimana? Ada yang berminat dengan story acak-adul ini?😂

See you❤

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang