𝑍𝑒𝑟𝑜 𝑂'𝑐𝑙𝑜𝑐𝑘 [6 - 𝐄𝐍𝐃]

1.4K 162 151
                                    

Awas typo dan Selamat Membaca

Tiga bulan, empat bulan, lima bulan, dan setengah tahun sudah berlalu. Jungkook mulai kembali kerutinitasnya seperti dulu, pergi bekerja, pulang bekerja, perjalanan bisnis, mengunjungi Ibunya yang merengek tidak jelas karena ingin bertemu dengannya dan tidur.

Hanya ada 3 kebiasaan baru yang Jungkook tambahkan. Pertama, mengunjungi ruangan Yuna setiap pagi dan malam untuk sekedar bercakap-cakap layaknya manusia bodoh. Kedua, menemani Sohee mengurus taman kecilnya setiap pulang bekerja. Ketiga, berdoa di setiap malam sebelum tidur yang dulunya tidak pernah Jungkook lakukan.

Seperti malam ini, jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 lebih. Namun, Jungkook masih asik menghisap puntung rokok yang ke 2, sejak kematian Yuna, Jungkook kembali aktif mengkonsumsi benda ini. Malam, sediri, dingin dan sebatang rokok. Sangat pas untuk bernostalgia dengan kenangan, sial! Lagi dan lagi Jungkook dipaksa untuk mengingat senyum indah Yuna. Tidak masalah memang, namun untuk hari ini jangan paksa hati Jungkook yang merindu semakin merindu dalam. Jangan, tolong biarkan Jungkook menikmati rokoknya lalu beranjak tidur.

Bintang tersenyum manis pada si Bulan, Jungkook mendunga setelah sebatang rokoknya tadi habis dia hisap. Menatap bintang dan bulan yang hari ini tampak sangat bersinar terang. Mendadak Jungkook ingin menghirup harum tubuh Yuna, sudah biasa seperti ini memang jadi maklumi saja.

Tidak ingin berlarut-larut dengan rindu yang tak berujungnya, Jungkook langsung masuk ke dalam kamar kembali, berjalan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajah. Tidak lama hingga akhirnya Jungkook selesai dengan ritual sebelum tidurnya. Sekarang Jungkook sudah mulai bisa menikmati 6 sampai 8 jam untuk tertidur, tidak seperti bulan-bulan pertama Yuna mati, di mana hanya 4 jam jatah tidurnya. Tahu kenapa Jungkook dapat tidur dengan tenang? Karena ini-

"Tuhan, sekali lagi aku memohon untuk tidur lelapku malam ini. Bantu hambamu yang penuh dosa ini agar tetap kuat dan sabar menjalani takdir yang kau berikan." doa Jungkook masih sama seperti 3 bulan yang lalu, selalu dan selalu doa ini yang pertamakali pria itu rapalkan sebelum tidur. Sohee yang menyarankan agar Jungkook berdoa sebelum tidur, dan Jungkook mencobanya. Tentu berhasil, Tuhan tidak tidur untuk mendengar nada lelah hambanya.

"Selamat malam, Sayang. Hari ini aku masih merindukanmu, masih mencintaimu dan masih menunggumu. Sayang, entah kau bisa mendengarnya atau tidak yang pasti aku mohon, kembalilah," bisik Jungkook yang keseratus sekian kalinya. Baik saat menatap bunga mawar, mengunjungi ruangan Yuna, menatap pakaian gadis itu, sampai menjelang tidur kalimat di atas adalah hal yang selalu Jungkook bisikkan pada angin.

Mata tajam Jungkook belum tertutup, masih menatap langit-langit kamar dengan debaran aneh dalam hati. Hari ini Jungkook merasa beda, seperti ada sesuatu yang akan terjadi namun tak kunjung terjadi. Tidak ingin terlalu keras berpikir, Jungkook mencoba menutup matanya, semoga ia bisa tertidur.

Dari arah ruang jenazah Yuna, terdapat kilauan cahaya merah. Lemari sedang yang Jungkook gunakan untuk menyimpan kelopak bunga mawar dari tubuh Yuna kini menerang, bercahaya dan bergetar. Kelopak bunga kering yang berasal dari tubuh Yuna kini bergerak, menyatu dan berubah menjadi satu tangkai bunga mawar merah yang sangat besar. Pintu lemari tadi dan pintu ruangan terbuka secara bersamaan, angin di luar rumah Jungkook berhembus kasar. Si pria yang belum terlelap membuka matanya terkejut atas suara yang ditimbulkan pintu lemari dan pintu ruangan yang terbuka tadi.

Tidak ingin berpikir panjang, Jungkook langsung menatap ke asal sumber suara, betapa terkejutnya Jungkook melihat setangkai bunga mawar besar dengan cahayanya bergerak menuju dirinya. Oh, Tuhan! Benarkah Jungkook sedang tidak bermimpi? Hal ajaib apa lagi ini? Sungguh dunia tidak semistis ini.

Cepat-cepat Jungkook turun dari ranjang saat setangkai bunga mawar raksasa tadi terjatuh di atas ranjangnya, Jungkook masih menatap dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan mimik tegang yang ia miliki.

[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang