[𝐘𝐔𝐊𝐎𝐎𝐊] sʜᴏʀᴛ sᴛᴏʀʏ

𝐷𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑦 [1]

(Tidak memakai kata baku, untuk yang tidak berkenan silahkan exit)

Awas typo dan Selamat Membaca❤

Yuna termenung setelah melihat sebuah acara variety show di salah satu channel di televisi rumahnya. Yuna memang sudah sering seperti ini, mengisi waktu kosongnya dengan menonton. Bukan mengisi waktu kosong, lebih tepatnya Yuna memang selalu mengingat bahkan mencari tau kegiatan artis yang baru saja ditonton tersebut.

'Apa dia masih mengingat aku?' gumam Yuna lirih yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

______

"Yuna, lo liat acara itu kemarin, 'kan? Lo liat ga sih, wajah Prince Mphii gue? Anjirr, dia makin keren aja tau ga, dan sumpah dia lucu banget pake setelan pink kaya gitu. Dan bukan itu aja, gue sampek oleng sama Daddy Namjoon lho Na, gue rasa pipinya baru aja dibor deh. Masa lesung di pipinya makin dalem aja."

Yuna baru saja mendudukkan pantatnya di bangku yang terdapat di kantin kampus dan cerita panjang lebar serta membahagiakan adalah kata sambutan untuk Yuna dari sahabat terkasihnya, Jung Yerin. Biasa di panggil Yenni atau Yen oleh Yuna.

"Terus juga ya, si Worlwide Handsome kita, makin hensem aja tau, ga? Gue bener-bener bisa oleng kalo kaya gini." Yuna hanya memutar bola matanya jengah mendengar cerocosan sahabatnya ini.

"Terus juga ya Na, si Abang Bantet alias Jimin Park, masa dia makin sekseh aja sih. Gue kan jadi pengen.... Pengen nyentuh abs nya itu lho."

Cerita Yerin belum selesai, memang selalu begitu jika mereka sudah membahas tentang Boy Grup kegemaran mereka itu, Yerin akan selalu bercerita dengan bahagianya. Dan Yuna hanya akan menjadi pendengar setia.

"Dan Si Kuda tampan, Abang Jeyop gue Na. Dia kok dancenya makin gelemoy aja, sih? Terus Abang Agus alias Mr. Swag, itu orang emang dinginnya kagak pernah ilang-ilang deh. Pengen banget gue masukin panci biar di rebus, terus cair deh dinginnya."

Jangan heran, Yerin memang selalu begitu, Yuna kadang bingung sendiri akan istilah-istilah yang dibuat olehnya. Gelemoy? Bahasa dari planet mana itu?

"Gue udah selesai Na, sekarang giliran lo. Gimana perasaan lo kemarin pas ngeliat Baby Maknae kesayangan lo itu? Mantan tetangga masa kecil lo."

"Biasa aja sih, cuma gue ngerasa kalo dia makin jauh aja dari gue."

"Ya iyalah jauh, orang dia sekarang udah makin terkenal. Tapi lo percaya ga, kalo dia masih inget sama lo?"

Yuna menggendikkan bahunya, sejujurnya dia pun masih ragu akan hal itu. Karena tujuh tahun itu bukanlah waktu yang singkat, bisa saja jika dia telah melupakan Yuna.

"Kapan-kapan kita pergi ke konsernya ya, Na."

"Engga ah, mending uangnya buat modal usaha."

"ASTAGA YUNA." seketika orang yang berada di kantin langsung menoleh ke arah mereka ketika mendengar teriakan cempreng Yerin.

"Lo apa-apaan sih? Malu tauk!" geram Yuna setelah menunduk segan seolah meminta maaf ke arah orang-orang yang masih menatap ke arah mereka, karena banyak dari beberapa orang di sana adalah senior mereka.

"Ya salah lo sendiri, sih," dengus Yerin.

"Salah gue apaan coba?" Yuna menjawab sambil memakan mie goreng yang baru saja di antar oleh Ibu kantin.