08 | Monday

185 37 47
                                    

Bagi sebagian orang hari Senin bukanlah hari yang perlu disambut dengan suka cita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi sebagian orang hari Senin bukanlah hari yang perlu disambut dengan suka cita. Tak jarang orang mengawali Senin-nya dengan wajah tertekuk. Karena mungkin mereka belum cukup menikmati liburannya di hari Minggu sehingga banyak yang mengeluh maupun sebal dengan kedatangan hari Senin, terutama bagi sebagian pelajar dan pekerja. Senin selalu menjadi penanda kembalinya aktivitas yang sempat terjeda oleh liburan. Rasanya seperti ditarik paksa dari sebuah mimpi yang indah. Dilambungkan tinggi ke atas awan setelah itu terhempas begitu saja di daratan seolah-olah semesta menyadarkan tentang kehidupan yang sebenarnya. Hidup tidak pernah seindah mimpi di siang bolong.

Dari sekian banyak orang, Lea menjadi salah satu diantara orang-orang yang tidak menyukai datangnya hari Senin. Sejak dulu sampai sekarang, Lea belum menemukan alasan tepat untuk menyukai hari Senin. Ada banyak hal yang tidak Lea sukai ketika Senin. Seperti harus bangun lebih awal untuk mengikuti kegiatan upacara yang selalu diadakan di hari Senin sebelum otaknya disuruh berpikir keras menghadapi pelajaran Matematika yang menjadi jam pertamanya saat masih duduk di bangku sekolah. Dan angka kesialan Lea selalu meningkat di hari Senin. Pokoknya ada saja yang terjadi di hari itu menjadi penyebab Lea berdiri dideretan siswa khusus pelanggar aturan sekolah. Beberapa kali Lea pernah dihukum entah hormat bendera, lari keliling lapangan atau membersihkan toilet seusai jam pelajaran. Sebab di hari Senin, Lea sesering itu kelupaan memakai atribut sekolah misalnya lupa tidak memakai dasi, ikat pinggang, atau membawa topi sekolah. Makanya Lea se-tidak suka itu dengan hari Senin bahkan sampai sekarang.

Lea bukan lagi siswa melainkan mahasiswa yang tingkatannya lebih di atas. Namun hal itu belum menyurutkan ketidaksukaannya pada hari Senin. Sebab hari Senin-nya sebagai mahasiswa tidak lebih baik dari sebelumnya. Lea masih harus bangun pagi untuk mengikuti kelas pagi. Dan lucunya disetiap Senin pagi, Lea harus menguras tenaganya untuk menaiki tangga ke lantai 3 menuju kelas yang pagi itu Lea gunakan. Setelah itu, Lea harus turun lagi ke lantai satu untuk mengikuti kelas selanjutnya. Capek? Jelas, mana dosen di hari Senin itu termasuk spesies singa lagi. Telat sedikit saja langsung didepak dari kelas.

Pernah suatu kali Lea mengeluh pada Papa mengenai hari Senin-nya. Tahu apa jawaban yang diberikan Papa? Papa dengan tegas berkata pada Lea, Kenapa kamu menyalahkan hari Senin? Emang dia punya salah apa sama kamu sampai kamu setidak suka itu? Saat ditanya begitu oleh Papa, praktis Lea tidak bisa menjawabnya. Lalu Papa meneruskan, Semua yang terjadi di hari Senin itu sepenuhnya salah kamu bukan harinya sebab hari apapun itu sama baiknya, tidak ada yang lebih buruk maupun baik. Hanya diri kamu yang membuatnya berat, sugesti yang kamu berikan ke diri kamu hingga mendikte semua yang terjadi itu buruk. Padahal kenyataannya tidak seburuk itu kalau kamu bisa mensyukuri apa yang kamu punya sekarang. Seperti misalnya bisa bertemu kembali dengan Senin mungkin?

Jujur, perkataan Papa ada benarnya. Tidak ada yang salah dengan hari Senin malah bisa jadi Senin adalah hari pembuka untuk banyak kebaikan. Namun rupanya, Lea belum bisa berhenti untuk tidak menyukai Senin sebab hari ini pun Lea masih menganggapnya sebagai hari yang menyebalkan. Setelah pagi tadi harus naik turun tangga gedung fakultasnya, sekarang Lea harus berjalan sendirian ke gedung Fakultas Teknik yang jaraknya cukup membuat kakinya pegal. Lagi-lagi Lea rela dibodohi oleh duo kodok sawah macem Hendri dan Dejun. Belum cukup diminta meminjam kamera pada Jo hingga membuat matanya ternodai oleh pemandangan Ben dan pacarnya (mungkin) di kontrakan. Lalu bersitegang dengan Je karena suatu alasan. Beruntung, kemarin Jo cepat datang dan menyelamatkannya sebelum dirinya lepas kendali. Dan kali inipun, Lea menyanggupi permintaan Dejun untuk pergi menemuinya dan Hendri di kantin Fakultas Teknik (berhubung Hendri dan Dejun ini berada di Fakultas Teknik hanya beda jurusan saja) Lea mengalah menemui mereka berdua. Rencananya mereka mau membahas foto mana yang akan dikumpulkan sebagai hasil project kemarin.

Return ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang