20 | Recovery

148 28 9
                                    

Lea memutuskan untuk pulang lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Selepas kepulangannya dari rumah sakit, Lea langsung menelfon kakaknya—Lira untuk mencarikan tiket pesawat di hari esok jam berapapun itu waktu penerbangannya. Yang terpenting adalah Lea bisa secepatnya angkat kaki dari Yogyakarta meski hanya sementara. Lea butuh menenangkan diri dari fakta yang didengarkannya dari orang masa lalunya. Sebuah fakta yang mampu menghancurkan Lea untuk kedua kalinya. Beruntungnya, Lira tidak menanyakan apapun kecuali mengiyakan permintaan adiknya. Tanpa diberitahu pun sepertinya Lira sudah tahu apa yang terjadi dengan Lea.

Malam itu, Lea bersedia diantar pulang oleh Je. Tidak ada percakapan yang terjalin selama perjalanan pun setelah Lea sampai di kos, tidak ada yang berbicara. Lea langsung masuk ke kosnya tanpa berpamitan atau menoleh sedikit saja untuk melihat keberadaan Je. Tidak, Lea tidak melakukannya sama sekali. Semuanya sudah berakhir. Urusannya dengan Je benar-benar selesai.

Lea telah mendapatkan jawaban yang ingin didengarkannya selama ini. Dan itu sudah lebih dari cukup baginya untuk melepaskan masa lalu, meninggalkannya di belakang tanpa mau Lea tengok kembali. Rasanya lebih menyakitkan dari apa yang Lea bayangkan. Sakit yang sampai membuat dadanya seakan-akan diremas, berkali-kali Lea memukul dadanya pun tidak ada yang berkurang. Yang Lea tahu hanya sakit, jawaban Je benar-benar menyakitkan tapi itu adalah resiko yang harus Lea tanggung. Kalau bukan malam itu, mungkin di lain waktu jawaban dari Je tetap akan menyakiti perasaannya. Sebab itulah fakta yang harus Lea terima.

Selain rasa sakit, Lea juga merasa bodoh masih menyimpan rasanya pada Je disaat rasa laki-laki itu pada dirinya telah habis sejak beberapa tahun lalu. Lea merasa dibodohi oleh sikap Je hingga membuatnya berulang kali goyah. Harusnya Lea tahu diri bahwa Je yang sekarang bukanlah Je yang dulu dikenalnya. Saat tahu Je telah memiliki putri salju sebagai pacar, harusnya Lea langsung memberhentikan rasa yang masih tertinggal di hatinya. Sejak awal, Lea tidak boleh goyah hanya karna perilaku Je padanya.

Bagaimana Je yang masih menunjukkan kepedulian pada dirinya. Je yang meminjamkan jaketnya saat Lea tembus, mengingat makanan yang disuka dan tidak disukai, mengantarnya pulang, memberitahu Jo apa yang tidak disukainya, bahkan Je masih mengingat merk pembalut yang biasa dipakainya--- hal privasi milik Lea yang masih diingat jelas oleh Je. Atau Je yang masih menyimpan barang pemberiannya. Dan bagaimana Je menciumnya waktu itu berhasil memporak-porandakan pertahanannya. Semuanya masih terasa sama yang berkali-kali Lea tolak kebenarannya.

Bodohnya Lea sempat berpikir rasa Je padanya masih ada. Yang nyatanya baru Lea sadari, semua perilaku Je selama ini mungkin saja hanya sebagai bentuk permintaan maaf. Sebuah permintaan maaf Je atas apa yang dilakukannya pada Lea di masa lalu. Tidak lebih dari itu. Je bersikap baik hanya atas dasar rasa bersalah. Dan Lea mengartikan itu dalam bentuk lain. Huh, Lea tidak menyangka bisa terbodohi.

“Lagi ngapain, Kak?” Lea tersadar dari lamunannya mendengar suara berat dari Papanya.

Lea mengusap wajahnya, “Gak ngapa-ngapain, Pa.”

Papa berjalan mendekati anak bungsunya yang duduk dikursi menghadap ke balkon. Duduk disebelahnya seraya mengusap surai hitam Lea yang sudah lama sekali tidak dilihatnya kecuali melalui panggilan video yang sesekali dilakukan. Ada senyum tertarik di wajah Papa memandang anak bungsunya ternyata sudah beranjak dewasa. Ini kali pertama Papa menghampiri Lea secara pribadi sejak tiga hari lalu anaknya pulang.

Selayaknya insting seorang Papa pada anak perempuannya, Papa tahu jika ada yang tidak beres dengan Lea. Kepulangan tiba-tiba Lea dari jadwal yang sudah ditentukan sudah bisa menjadi suatu tanda. Lalu, Lea yang lebih banyak melamun menjadi tanda selanjutnya. Lea masih tersenyum dan bersikap riang seperti biasanya tapi Papa tahu Lea menutupi sesuatu, hanya saja Lea tidak mau bercerita atau memang belum waktunya saja bercerita.

Return ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang