06 | The Fact

233 39 16
                                        

Jo tidak ingat kapan terakhir kali merasakan getaran yang begitu menggelitik dalam dadanya saat Jo bersama dengan lawan jenis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jo tidak ingat kapan terakhir kali merasakan getaran yang begitu menggelitik dalam dadanya saat Jo bersama dengan lawan jenis. Mungkin satu tahun lalu, lebih dari atau malah kurang dari itu, Jo tidak terlalu jelas mengingatnya. Yang Jo ingat, seseorang yang pernah membuatnya merasakan getaran ini adalah Airin. Seorang gadis berparas cantik nan keibuan, rambutnya hitam sepunggung, kulit seputih susu dengan tubuh mungil yang dulu suka Jo peluk. Dan satu lagi, senyum manis Airin selalu bisa membuat Jo merasa menjadi laki-laki paling bahagia sedunia. Airin bukan cinta pertama Jo, namun Airin mampu menaklukan hati Jo di pandangan pertama bertemu. Sayang, hubungan keduanya hanya terjalin dalam hitungan bulan. Hampir tidak ada masalah serius yang terjadi antara Jo dan Airin, keduanya mengakhiri hubungan dengan baik-baik. Airin yang meminta putus, bukan karna tidak lagi cinta pada Jo tapi untuk kebaikan keduanya.

Airin ingin fokus pada kuliahnya sebab saat itu Airin merupakan mahasiswi tingkat akhir kedokteran sedangkan Jo mahasiswa baru di fakultas teknik. Ada kesenjangan yang sangat kentara diantara keduanya. Bukan soal umur mereka yang terpaut jauh, Jo tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Baginya, cinta tidak mengenal batas umur. Namun, Airin mulai disibukkan dengan penyusunan skripsi dan co ass-nya begitu juga dengan Jo yang aktif ikut oganisasi. Bulan pertama berjalan lancar hingga bulan selanjutnya Jo dan Airin tidak pernah menemukan waktu yang tepat untuk bertemu. Jika Jo longgar, Airin yang sibuk begitupun sebaliknya. Airin yang lebih dewasa memilih untuk mengakhiri daripada keadaan akan semakin buruk. Sebenarnya Jo tidak rela, merasa baik-baik saja dengan hubungannya tapi Jo menghargai keputusan Airin. Lagipula Jo tidak ingin menghalangi Airin untuk menggapai mimpi-mimpinya.

Setelah itu, Jo tidak pernah lagi bertemu dengan Airin meski keduanya masih satu kampus. Hanya sesekali bertukar pesan untuk menanyakan kabar satu sama lain. Bagi Jo, Airin adalah salah satu mantan terindahnya. Hubungan mereka terjalin sesingkat itu tapi Airin tetaplah seseorang yang sebaik itu mengerti dirinya. Maka dari itu, Jo membutuhkan waktu yang lama mencari penggantinya. Tidak dipungkiri, Jo beberapa kali dekat dengan seseorang tapi tidak ada satupun yang membuat Jo tertarik hingga ingin memperjuangkannya. Menjadikan seseorang itu miliknya, mengisi ruang kosong yang ditinggalkan Airin. Sampai pada suatu siang Jo menemukan seorang gadis yang dengan cerobohnya membuang kunci motornya sendiri dan berakhir kebingungan.

Pada awalnya Jo tidak berniat memiliki ketertarikan dengan Lea. Namun semesta yang mempertemukannya lagi dan lagi dengan Lea membuat Jo berpikir sebaliknya. Semakin mengenal Lea, Jo semakin dibuat jatuh berkali-kali olehnya. Semua hal yang ada pada diri Lea mampu menarik Jo untuk jatuh lebih dalam. Bagaimana kecerobohan Lea yang berkali-kali terulangi seperti lupa menaruh ponselnya sendiri atau Lea yang membuat para anggota klub fotografi heboh gara-gara gadis itu lupa menaruh kunci villa (salah Karina sih yang sepercaya itu menitipkannya pada Lea). Lea yang dengan santainya menangkap katak padahal Hendri yang notabene cowok bisa berteriak se-nyaring itu. Lea yang bisa terlihat selucu itu ketika alergi dinginnya kambuh dengan hidung memerah. Ekspresi wajah Lea menghadapi omelan Mama-nya lewat telepon. Cara Lea tersenyum, bagaimana Lea tidak pernah termakan dengan gombalan maupun modus terselubungnya. Atau Lea yang selalu bisa membuat Jo tertawa. Tidak sampai disitu, masih banyak hal pada diri Lea yang Jo sukai tapi tak mampu Jo ungkapkan dengan kata-kata.

Return ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang