Bulan dan Ikan Buntel

44 7 2
                                    

Alta POV

Sambil menunggu antrian popcorn yang panjang aku iseng melongok ke orang-orang yang juga mengantri dan mataku menangkap manusia yang sama sekali tak terekpetasi bakalan ketemu dimari.

"Selanjutnya"

"Maaf lama, yuk masuk filmnya dimulai 15menit lagi". Ucapku setelah selesai dengan urusan popcorn dan mengulurkan tangan pada Qila mengajaknya untuk masuk ke studio.

Beberapa iklan sudah di putar, tiba-tiba Qila mencondongkan tubuhnya dan berbisik di telingaku. "Al, tadi gue liat Mauren di depan"

Aku sebenernya kaget denger kalau Mauren juga ada di sini, tapi mengingat tadi aku juga melihat Gibran aku langsung berasumsi kalau mereka emang niat atau bahkan janjian kesini untuk mastiin hubungan kami.

"Gue juga liat Gibran di antrian popcorn" Aku ikut berbisik pada Qila.

"Wahh.. Mereka bener bener ya, udah kaya sasaeng" gumamnya.

"Sasaeng itu apa? "

"Semacam penguntit"

Aku hanya ber O~ tidak menyauti perkataannya lagi karena filmya sudah mulai.




***

Seperti biasa setiap hari senin selapas upacara kelas akan ribut karena masih ada sisa 10-15 menit untuk lanjut pada pelajaran pertama.

Aku melihat Velly memasuki kelasku dengan dua botol minuman ditangannya, biasanya Harriz juga akan datang kekelasku bersama dengan Velly yang mampir juga untuk sekedar ngegibah dengan teman sepertongkrongannya. Tapi sampai Velly duduk bersama teman-temannya aku tidak melihat Harriz.

"Tumben" gumamku lalu melanjutkan membaca baca buku.

"Eh tau gak sih lo" cerita Velly heboh.

"Paan" jawab Qila.

"Lo pada nonton darama Extraordinary you nggak sih? Gilakk.. Sosweet banget.. Masa pemeran utamanya nonton bioskop terus sambil makan popcorn di satu cup dan minum soda di cup yang sama sedotan yang sama,, anjr gak tuh".

"Wahh gila sihh,, itu namanya ciuman secara gak langsung woe,, gila gila." heboh Clara.

Mendengar penuturan Clara yang menurutku agak aneh aku langsung menajamkan pendengaranku.

Aku melihat Qila terbatuk, tersedak minumannya.

"uhuk uhuk"

"Sosweet darimana, yang ada tuh cowo pelit.. Masa iya beli soda cuma satu. " komentarnya sewot.

Mendengar perktaan Qila secara gak langsung aku merasa dituduh kalau yang kemaren itu modus.. Padahalkan emang kata mba mba nya udah abis sodanya.

"Lah lo kok sewot. "

"Gini nih yang lama menjomblo, gak ngerti mana yang pelit mana yang modus mana yang sosweet"

"Gue jadi curiga, lo pas pacaran sama Gibran gapernah ngapa-ngapain. " imbuh Velly dengan nada serius.

Plak

"Ya lo pikir gue mau ngapain.. Gausah neko-neko kali kalo pacaran, ujungnya putus ini toh. Udah ahh jangan bahas Gibran.. Eneg gue dengernya. "

Aku menghela nafas 'Pulang sekolah gue harus minta maaf dan ngejelasin ke dia' gumamku.

Entah kenapa rasanya perlu saja menjelaskan yang kemaren itu, aku gak maulah disangka cowo yang tukang modus atau pelit.. Sumpah demi apapun kalo boleh bawa makanan atau minuman dari luar ke bioskop udah kubeliin es boba tuh bocah.




 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang