Bolos

15 3 1
                                    

"Dek dek bangun dek, mau saya kunci kelasnya".

"Ng? "

"Bangun mas, kelasnya mau saya kunci".

Altha berusaha mengumpulkan nyawanya, jam berapa ini?

"Biar saya yang kunciin aja pak, nanti kuncinya saya taro di pos depan. Saya mau bangunin temen saya dulu"

Pak satpam melirik kearah Qilla yang masih tertidur, "Yaudah mas, ini kuncinya"

"Terimakasih pak" ucap Altah sopan.

Kini Altha beralih memandang kearah Qilla, "La bangun yuk, udah sore kelasnya mau dikunci", sesekali ia akan menggoyang goyangkan bahu Qilla pelan.

Beberapa menit setelahnya Qilla bangun, merengganggkan sedikit badannya yang terasa sakit karena tidur dengan posisi duduk.

"Jam berapa ini? " tanyanya setelah sadar.

"Sebentar lagi Ashar" ujar Altha setelah melihat jam tangan, "Sholat dimusolah dulu, abis itu kita ketoko langganan kamu" lanjutnya, membuat Qilla mengangguk dan segera bergegas menggendong tasnya.

Sebenarnya Qilla sudah bangun 20menit lebih dulu, dia memandangi wajah pulas Alta yang tertidur di sampingnya. Tapi setelahnya dia kembali tidur, berpura pura tidur tepatnya karena ada yang datang kekelas.

"Ini doang? "tanya Altha meyakinkan.

"Iya, lagian album kali ini cuma tiga versi"

"Mau makan dulu apa langsung pulang? "

Qilla menanggapi helmnya, "Pulang aja deh, bentar lagi maghrib. Takut dicariin orang rumah, hpku juga mati"

Qilla mempunyai firasat buruk, tapi entah apa. Hp nya lowbate, Altha juga.
"Yaudah, pegangan ya"

"Hm"

***


Aku dan Altha berdiri mematung di depan rumah kami, sedari tadi Harriz mondar mandir sambil mengomel panjang lebar.

"Bisa bisanya kalian lupa ulang tahun gue" dia menunjuk-nunjuk kami dengan jarinya.

"Ayo cepet kerumah, om sama tante juga udah pada kesana. Lama gegara nungguin kalian doang ini", tanpa berkata kata lagi dia berjalan lebih dulu kerumahnya. Sedangkan kami hanya mengekor.

Hari ini kenapasih? Dari pagi nggak enak mulu, apa jangan jangan aku mau dapet?

"Ini dia mah pah om tante anak anaknya" ucao Harriz saat memasuki rumahnya.

Semua mata disana langsung tertuju pada kami berdua, membuatku sedikit gugup plus rada ngeri.

Belum juga masuk lebih dalam, tapi Harriz tiba tiba membalikkan badannya dengan mata memicing.

"Kalian nggak lupa bawa kado kan? " tatapnya penuh selidik.

Kami memang sudah biasa saling memberi hadian kecil saat salah satu diantara kami beruang tahun. Tapi.. Agaknya aku sedang linglung benerapa hari ini.

"Wah, ini ya? " dengan antusias Harriz merebut paperbag ditanganku, membuatku kaget.

"Untung ga lupa, coba lupa abis kalian berdua"

Aku memandangnya ngeri saat dia membuat gerakan seperti menyayat leher dengan tahannya, membuatku agak kesusahan menelan saliva.

"Hmm, apa ini" _Harriz.

Aku panik saat Harriz hendak membuka paperbag, pasalnya itu berisii...

"APA INI? "

Aku memejamkan mata saat dia mengeluarkan album D.O dari sana. Habis sudah kau Qilla.

***


"Hah? Naik sepeda? " aku memandang aneh Altha yang mengangguk yakin.

"Jangan bercanda deh, masa naik sepedah"

"Ya daripada naik bus, keluar uang. Mending naik sepedah, keluar kringet kan sehat". Ujarnya panjang lebar, membuatku melongo.

"Sehat sih sehat, tapi ya gempor" eluhku. Sekolah nggak jauh jauh amat tapi ya kalo naik sepedah lumayan juga, lumayan encok. ㅠㅠ

"Mau gak nih"

Aku berpikir sejenak, "Yaudah deh". pasrahku akhirnya, Harriz juga udah berangkat dan bjsa dipastikan dia nggak mau memberi tumpangan karena masih ngambek. Hadeuh,bertambah umur makim nyebekin aja tuh anak.

"Jadi ini alasan kamu semalam nyuruh aku buat bangun lebih pagi? " tanyaku disela sela perjalanan kami.

"Hmm" gumamnya.

"Ngenes juga ya kita"

"Haha, yaudah itung itung belajar menghemat"

Karena bosan dan aku tidak mau mengganggu Altha yang sedang pokus menggoes, aku memandang jalanan yang mulai ramai. Wah ternyata jalanan lebih indah dipandang dengan kecepatan bersepedah.

"Ohh"

Ada sebuah tempat yang menarik perhatianku. Sepertinya itu baru, pasalnya selama ini aku tidak pernah melihatny.

Aku menepuk-nepuk punggung Altha, "Al Al, berhenti dulu"

"Kenapa? " tanyanya, memberhentikan sepedah.

"Bolos kuy" cengirku.

"Hah?!?!"

***


ALTHA POV

Wah.. Aku beneran nggak habis pikir dengan gadis ini. Lihatlah dia, dengan santainya dia memakan ice cream ikannya ke limanya sengan lahap.

"Udahan makan ice cream nya, kembung nanti"

Aku mengusap sudut bibirnya yang belepotan.

"Ihhh Altha" Qilla memukul bahuku.

"Apa sih"

"K-kenapa dijilat"

Haha, ekspresinya lucu sekali. Kedua pipinya memerah seperti chery.

"Kenapa memangnya hm? " aku memajukan mukaku untuk menggidanya.

"Y-ya enggakpapa.. T-tapi kan... Arghhhh"

Dugh

Dia mendoroh dadaku dengan muka yang semakin memerah, membuatku tertawa lebih keras.

"Diem gak" ancamnya dengan muka tertekuk.

"Iya iya nih diem"

"Btw Al"

"Hm? "

"Bulan depan kita kesini lagi yuk, aku mau kasih kamu suprise"

.
.
.
.
.









Hayooo... Mau dikasih apa tuh si Altha..

Minta doa nya ya teman teman buat member EXO yang sekarang sedang karantina mandiri 🥺

Kalian juga keep healty.. Jangan lepas masker kalo lagi keluar, jaga pola makan dan janhan pada begadang ya..

See you all..

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang