Prepare for Camping

75 15 4
                                    

"Mamaaa, Qila pulang". Teriakku saat memasuki pintu utama rumahku.

"Lah kok lo ada di sini sih bang?" Tanyaku pada sosok pria yang duduk manis di ruang keluarga dengan PS di tangannya.

Yang di tanya hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus ke PSnya.

"Ihh abang kok di tanya bukannya jawab malah lanjut main". Sewotku sambil melempar bantal yang ada di sofa.

"Yah yahhh kalah". Histerisnya.

Dia meletakkan PSnya setelah mematikannya.

"Selow napa de". Katanya menoleh kepadaku.

"Abisnya abang ngeselin". Aku mengambil duduk di sampingnya.

"Kok abang ada dirumah? Sejak kapan? " ulangku.

"Hmmm,, tadi pagi. Abang juga liat kamu di jalan sama Alta". Katanya sambil mencomot cemilan di toples.

"Ohh, terus mama mana? ". Tanyaku yang tak mendapati ibuku sedari tadi.
"Ikut ayah ke luar kota. Makannya gue di suruh pulang jagain lo. Biar ngga ilang". Jelasnya, sambil menunjuk nunjuk ke arahku dengan jarinya.

"Ihh, apaan deh. Biasanya juga sendirian di rumah. Lagiankan abang di Paris, kok cepet banget nyampenya". Kataku heran.

"Sebenernya abang lagi ada tugas di Lombok dari dua harinyang lalu. Terus kebetulan tugas kuliah abang selesai duluan jadi boleh ngga masuk kampus".

Aku hanya ber O~ ria

"Sanagih mandi, bau tau". Dia mendorong dorong tubuhku menyingkir dari sofa.

"Kok jahat". Abangku hanya mengendikkan bahu dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa lalu bermain handphone.

Aku yang merasa di abaikanpun memilih berlalu menuju kamarku di lantai dua.

###

"Assalamu'alaikum".

"Wa'aalikummussalam. Abis kemana bang, kok jam segini baru pulang? ". Tanya bunda setelah menjawab salamku.

"Hehe maap bun tadi abang ada urusan sebentar". Kataku lalu menghampiri bunda dan mencium tangannya.

"Lain kali kabari bunda atau orang rumah kalau mau pulang telat. Mana kamu ngga bawa obat lagi". Bunda meletakkan punggung tangannya di keningku.

"Abang nggapapa kok bun". Aku tersenyum lalu menggenggam tangan bunda.

"Yaudah sanagih mandi. Bentar lagi maghrib. Kamu udah sholat ashar? "

"Udah kok bun". Jawabku yang sudah di ujung tangga.

***

"Bang". Panggilku seraya menyodorkan selembar kertas, ah mungkin lebih tepatnya undangan sekolah?

Abangku mendongakkan kepala lalu menaikkan satu alisnya.  "Apaantuh? "

"Surat dari sekolah. Buat wali murid". Jawabku, masih menyodorkan kertas tadi.

"Lo bikin masalah apa sampe walimurid di panggil ke sekolah? " tanyanya lagi.

Plak

"Lho kok abang malah di tabok". Protesnya.

"Lagian abang tinggal liat sendiri aja. Mana suuzon lagi". Judesku. Dia menggambil kertas yang sedari tadi ku sodorkan, membacanya lamat lamat.

"Terus? " tanyanya setelah selesai membaca surat tadi.

"Ya abang tanda tanganin. Kan ayah sama mama lagi ngga ada". Dia hanya ber O~ ria kemudian menyambar pulpen yang ada di dekatnya lalu menandatangani surat tersebut.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang