"Cantik" gumam Altha memandang wanita di depannya penuh puja.
"Hmm" Qila menimpali ucapan Altha, karena dia setuju dengan apa yang diucapkan prianya itu.
"Tau nggak ini artinya apa? " tanya Altha, sesekali mengusap lembut punggung tangan Qila yang berada di genggamannya.
"Lambang infiniti? " tanyanya ragu, "eh? Iyakan? Yang biasa ada di rumus MTK, yang biasanya ada di soal limit"
Pletak
"Awss" Ringis Qila saat jemari lentik Altha dengan lancangnya menyentil dahinya.
"Dasar anak pinter, susah banget digombalin" dumel Altha, melepas tangan Qila dan sedikit memundurkan tubuhnya, bersandar pada kursi.
"yeee, lu sih salah sasaran kalo mau ngegombal"
Altha bersidekap sambil memalingkan muka, "Tau ah, aku ngambek"
Qila yang gemas dengan tingkah pria yang berumur 18 tapi bertingkah layakna anak TK di depannya pun hanya tergelak.
"Ututuuuu anak siapasihh cubanget kalo ngambek" dengan sengaja Qila menguyel-uyel pipi Altha yang menggembung.
Tidak ada respon berarti dari Altha, dia masih setia dengan wajah cemberutnya, mengabaikan Qila dengan segala usahanya membujuk Altha.
"Ey.. Udahan dong ngambeknyaaa.. Jelek tau kalau kelamaan"
Shit.. Gw udah kaya ngebujuk bocah aja anjir..
Qila sedikit meringis, menyadari tingkah konyolnya.
Cup
Altha yang semua masih diam cemberut kini memelototkan matanya karena mendapat serangan tiba-tiba dari gadisnya.
Baru saja Qila hendak menjauhkan bibirnya dari pipi Altha, gerakan tiba-tiba dari Altha lebih dulu menahan Qila pada posisinya, menggeser sedikit wajahnya mempertemukan kedua manik yang seindah bintang, ahh mungkin lebih.
Dengan tempo yang melambat Qila memejamkan matanya seiring dengan bibir Altha yang semakin mendekat.
1 detik..
2 detik..
3 detik..
Karena Qila tidak merasakan apa-apa melainkan hanya hembusan nafas Altha yang menyabu wajahnya kini dia membuka kembali matanya, mendapati Altha yang sedang tersenyum sinis.
Altha mendekatkan bibirnya pada telinga Qila, "Nggak mempan La, kalo cuma di pipi"
Cup
Sekarang tinggal Qila yang kaget, tidak hanya dibuat ketar-ketir dengan deep voice Altha juga hembusan nafas yang menerpa tengkuknya, Altha merasa tidak cukup menggodanya dengan itu semua, dengan tidak berakhlaknya dia mengecup pelan telinganya setelah membisikkan untaian kalimat tadi.
"ALTHARIZZZZZ" amuk Qila yang merasa di curangi.
Sang pelaku hanya tertawa melihat wajah gadis di depannya merah padam antara malu dan kesal.
"Hahahha.. eh La, aku kebelakang dulu ya"
Qila hanya mengangguk, karena dia rasa dia juga butug waktu untuk menetralkan kembali detak jantungnya yang barusan di porak-porandakan.
***
"Hallo? "
"..."
"...."
"...."
"Iya nanti aku kesana, kamu istirahat dulu aja.. Jangan banyak gerak"
"..."
"ya"
Tutt.. Tutt...
"Udah? " tanya ku yang melihat Altha berjalan mendekat ke arahku.
Altha mengangguk, ikut duduk disamping ku memandangi lampu kota yang berkelip bagai bintang di angkasa.
"Kenapa? " tanyaku lagi, karena aku merasa auranya berbeda dari sebelumnya.
Yang di tanya menggeleng, "ngakpapa, ayo kamu mau kemana lagi, hmm? "
Aku memalingkan wajah, kembali menatap pada sekumpulan lampu yang terlihat indah. "Disini aja, aku seneng banget bisa liat lampu-lampu kaya gini, berasa liat bintang beneran.. Rasanyaaa.. Aku kangen sama masa kecil, sekarang bintang dilangit udah jarang keliatan", tuturku panjang lebar dan diakhiri helaan napas.
"Hmm, kamu bener. Bumi sekarang makin tua, langit juga"
"Ngggg.. Al, menurut kamu.. Bintang itu sama langit atau bumi sih?"
Altha memandangku heran dengan mengangkat sebelah alisnya, "konteks? "
"Yaa.. Nggak tau, nanya aja"
Sebenarnya aku juga nggak tau kenapa nanya gitu, tiba-tiba pertanyaan tadi telintas dalam benakku.
"Jadi gimana? Sama langit apa bumi? "
"Aku nggak tau sih jawaban pastinya.. Cuma aku ngerasa.. Bintang emang tempatnya di langit di angkasa,, tapi dia selalu memandang kebumi?" ada sedikit keraguan dikalimat akhir Altha.
Aku mengangguk, "Bener sih, aku jadi penasaran".
Alta yang semula memandang kedepan kini memberikan atensi penuh padaku, menunggku lanjutan dari kalimatku.
"Aku penasaran, kira-kira bintang bakalan pilih langit atau bumi kalau-kalau suatu saat dia harus memilih diantara keduanya. Aku juga penasaran, siapa yang beruntung diantara mereka juga siapa yang dengan lapang dada merelakan bintangnya", ahh sepertinya aku tambah melantur.
Aku menutuskan untuk merebahkan kepalaku pada pundak Altha, sedikit bergerak-gerak mencari kenyamanan disana.
Altha menghela nafas, "Siapapun yang nantinya dipilih bintang,, semoga tidak menyakiti langit maupun bumi, karena ya.. Sejatinya bintang sendirilah yang memiliki dirinya, sama seperti kita. Kita bukan milik siapa siapa melainkan milik kita sendiri atau mungkin lebih tepatnya milih Tuhan yang kita pinjam" jeda sebentar.
Aku masih setia menunggu kelanjutan dari kalimatnya.
"Untuk siapa yang beruntung, dia punya kewajiban besar buat ngejaga apa yang harusnya ia jaga karena hal berharga itu memilih menetap bersamanya. Sedangkan yang ditinggal mempunyai kewajiban untuk mengikhlaskan dan merelakan apa yang memang bukan miliknya. Aku yakin bintang juga bakal ngerasa berat buat milih, karena memang dia ada diantara keduanya, gak gampang kalau dia harus milih salah satu dari mereka. Tapi kembali lagi, kita yang bisa menentukan gimana kedepannya dan mana yang terbaik buat diri kita, karena sejatinya tidak ada yang mudah dalam memilih, melepaskan, mempertahankan dan merelakan".
"Kamu kenapa nanya begitu? "
Karena Altha tidak mendengar jawaban atas pertanyaannya, ia menilik wajah gadis yang bersandar dibahunya.
"Eh? "
"Tidur? Haha dasar, pantes ngelantur. Ternyata ngantuk, Laaala.. "
Altha mengecup pelan kening Qila,kemudian tersenyum sebelum akhirnya menggendong tubuh mungil Qila dengan hati-hati karena takut membangunkannya.
Di resto bukit bintang, tak ada ya g tau kekhawatiran semacam apa yang ingin Qila beritahukan pada dunianya.
***
Berapa bulan ya? :'
Maaf kalau gaje + gak nyambung 😭😭
Happy reading and happy thursday~
#021221
#861word
KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl And anti fan
Random"Apa gunanyasih suka sama orang yang bahkan gak kenal sama lo? " tanyanya sambil merebut poto itu dari tangan gue. "Suka suka gue lah". Jawabku coba merebut poto itu kembali. tapi aku kalah cepat. "heh, gantengan juga gue". Katanya pede. "Jih, pe...