Sory I'm Jet('aime)lag

31 3 3
                                    

"Awws" Ringis Alta sambil memegang kepalanya yang terasa berat.

"Udah bangun lo"

"Ini dimana? " tanyanya masih dengan mata sedikit terpejam.

"Dimana mana hatiku senang"

Alta yang mendapat jawaban nyeleneh dari Qila pun berdecak dan menatapnya garang.

"Rumah gue lah" jawab Qila akhirnya.
"Sekarang jam berapa?"

Qila menilik jam tangannya "Hmm, jan 8 pagi? "

Sontak Alta membuka matanya lebar-lebar "WHAT?!?! "

"Ngapa sih. Dah tuh makan sarapannya, gue mau balik ke kamar dulu. Bye.. "

"La oi"

Qila tidak menggubris panggilan Alta dan tetap pada niat Awal, balik kamar.

"Jadi yang semalem... Cuma mimpi?!?" monolog Alta dengan wajah pasrah.







Qila masuk dan menutup pintu kamarnya dengan smirk "Hahhaahaah.. Lucu banget sih ya ampunnn" gelaknya tak tertahan di belakang pintu.

"Bisa-bisanya, wkwk" Qila mengusap sudut matanya yang sedikit berair karena terlalu banyak tertawa.

Flashback on

"Je t'aime, seras-tu ma petite amie?"

Aku tertawa mendengar pertanyaan Alta.

"Kan udah"

"Maksud gue yang beneran bukan pura pura kaya kemaren"

Aku diam, mencoba mencerna.

"Je t'aime, seras-tu ma petite amie?"

Ulangnya tiba-tiba. Aelah belom juga mikir mau jawab apa.

"La Je t'aime, seras-tu ma petite amie?"

Waduh mesti jawab apa nih.

"O-Oui" jawabku agak terbata, karena bingung juga mau jawab apa.

Tidak pernah kuduga sebelumnya, sumpah dia kerasukan apa sih? Mamahh Qila mau pulang aja 😭

Alunan musik klasik yang dimainkan oleh pengamen jalanan di jajaran jalan Eiffel seolah mengiringi gerakan bibir Alta yang semakin intens, lembut tanpa menuntut. Aku semakin terbawa oleh alur permainannya dan kian mengimbangi permainannya.

Hujan turun tanpa abah-abah mengguyur kota Paris, kami menyudahinya karena sama sama terengah. Lalu saling menatap satu sama lain dan tertawa.

Dia menguceup bibirku sekali "Ayo cari tempat berteduh" katanya lalu memeluk lenganku agar merapat dengannya.

Kami berteduh didepan kedai yang sudah tutup lebih awal. Kami tertawa untuk yang kesekian kalinya, entah menertawakan apa karena tidak ada yang lucu sebenarnya.

Receh. kataku dalam hati.

Alta tiba-tiba menggenggam tanganku, mengisi ruas-ruas jariku memenuhk kekosongan disana kemudian menarikku mendekat.

"Kurang soswit ya? " tanyanya kemudia melirik kearahku.

"Hah? "

Pletak

"Kebiasaan, lemotnya gak ilang ilang"

Aku menusap jidatku yang di sentil, gak sakit sih. Hehe.

"La madep sini coba" katanya sambil membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya.

Aku mematung saat sesuatu yang dingin menyentuh permukaan leherku. Aku menunduk memandang benda yang kini menjuntai indah.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang