Perkenalan~

145 19 1
                                    

Hi!! Nama gue Ayyesa Aqila Benazir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi!! Nama gue Ayyesa Aqila Benazir. Umur gue masih 17 tahun kelas XI MIPA2 (semester 1). Ayahku mempunyai perusahaan game yang cukup besar. Ibuku seorang desainer. Dan gue mempunyai seorang kakak laki laki yang sedang berkuliah di Paris. Gue exo-l, ya walaupun bukan garis keras apalagi garis lengkung atau garis yang saling bersinggungan. Gue beberapa kali mengikuti konser, sebenarnya nyokap gue rada ga suka dengan hobby gue yang satu ini. Dan terakhir gue jago bikin pastry.

Nama gue Altair Yuzki Alattas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama gue Altair Yuzki Alattas. Gue seumuran sama Aqila atau biasa di panggil Bena tapi gue lebih suka panggil dia Aqila. Dan gue juga sekelas sama dia. Dan jangan lupakan fakta kalau gue tetanggaan dan temenan dari orok sama si Aqila, ya walaupun jarang akur sih. Ibu gue punya toko pastry. Dan ayah gue bekerja sebagai pemasar di perusahaan game ayahnya Aqila. Jadi gak heran kalo Bokap gue juga selalu bareng sama ayahnya Aqila. Dan ini salah satu yang buat gue bisa ke korea bareng Aqila. Gue punya adik perempuan masih umur 1 tahun 9 bulanan-an sih. Oh iya gue juga rada rada anti fan, you knowlah kenapa.

###

"Assalamu'alaikum... Bunda!! Abang pulang". Teriak Alta saat memasuki rumah sambil menenteng tas dan sepatu futsalnya.

"Wa'alaikummussalam".

"Loh, kok ada lo sih. Ngapain? Bunda mana?" tanya Alta pada Aqila. Aqila memutar bola matanya malas. Helloo kaya ga biasa liat bidadari Aqila di rumah ini aja.

"Gue jagain Nadira. Bunda lagi ke bandara jemput ponakannya". Jelas ku. Alta hanya manggut manggut lalu menghampiri pada Nadira.

"Hello adek abang". Sapanya yang di sambut tawa oleh Nadira.

"Nadira sini jangan deket deket. Abang bau asem, belum mandi".  Kataku pada Nadira lalu menggendongnya.

"Jangan hasut adek gue". Sewot Alta.
"Orang bener ko ya Nadira sayang?". Tanyaku pada Nadira, yang hanya tertawa kecil.

"Awas aja lo ajarin Nadira yang enggak enggak. Apalagi ajari Nadira buat nge fans ke opah lo itu". Peringatnya, aku hanya mengabaikannya.

"Udah lo sana pergi mandi, bau tau". Ucap ku dengan memasang muka jijik.

"Iya iya,  tapi lo harus manggil gue sayang juga kaya Nadira". Godanya.

"Lo mau di bacok apa di gorok?" tanyaku galak.

"Wezz selow, mbak nya galak amat sih".

"Bodoamat".

"Yaudah gue mandi dulu ya. Jagain Nadira, itung itung latihan sebelum kita punya anak". Godanya lagi sambil menaik turunkan alisnya.

"Altaaa!!!! " teriak ku kesal lalu melemparkan garpu yang ada di tangan ku tapi meleset kerena Alta udah lari duluan sambil tertawa jahat:((

###

Alta menghampiri Aqila yang ada di ruang TV rumahnya. Nadira sudah tidur.

"La, lo udah makan belum?" tanyaku.

"Tadi pagi sih udah. Tapi sekarang belum". Cengirnya, lalu kembali fokus menonton tv lagi.

"Gue mau bikin mie lo mau sekalian gak?" tawarku yang di angguki oleh Aqila.

"Boleh. Yang kuah ya". Jawab Aqila. Alta langsung pergi me dapur membuat mie untuknya dan Aqila.

Sepuluh menit kemudia Alta sudah kembali dengan dua mangkok mie di tangnnya dana jangan lupa ES segar juga karena dia bawa nampan.

Gue menanggapi dengan senang hati, dan langsung memakannya setelah mengucapkan terimakasih.

"Bunda kapan pulang?" tanya Alta di selah selah makannya. Aku berfikir sejenak.

"Hmm sore kayanya. Kenapa?"
"Gapapa. Lo di sini dari pagi?" aku hanya mengangguk. Ah sebentar aku ingat sesuatu.

"Alta, gue mau nanya". Kataku padanya setelah selesai makan.

"Tanya aja". Katanya yang sedang mengganti ganti chanel tv.

"Lo ngasih tau Hariz kalo kita ke korea?" tanyaku to the poin.

"Gak". Jawabnha singkat.
"Terus?" dia menghela nafas dan menghadap padaku.

"Sepulangnya gue dari Korsel besoknya Hariz main kesini. Pas itu dia lagi liat liat hp gue, biasalah keppo dia. Terus ya nemuin foto gue sama lo". Jelasnya, aku hanya ber o~ria saja.

"Kenapa emang ?"
"Gapapa".

Hening..

"Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikummussalam". Jawabku dan Alta lalu bergegas membuka pintu.

"Eh bunda udah pulang". Kataku menyalimi tangan bunda, ayah dan sodaranya Alta.

Bunda tersenyum"Kenalin ini teh Rani". Mata bunda memperkenalkan.

"Aqilla".
"Sinta Baharani. Panggil aja Rani". Katanya menyambut uluran tanganku.

"Kalian ga mau masuk?" tanya Alta. Bunda dan yang lainnga hanya tertawa.

"Nadira gak rewel kan?" tanya bunda sambil memasuki rumah.

"Enggak kok bun"

"Yaudah yu makan dulu". Tawarnnya padaku.

"Makasih bunda, tapi Qila sudah makan. Tadi Alta bikin mie". Tolak ku halus. Bunda hanya ber o~ria.

"Yasudah Qila pamit ya bun". Kataku setelah membantu membawa belanjaan bundanya Alta.

"Iya, makasih ya, Maaf bunda repotin kamu. Salam buat mamah juga ya". Aku hanya mengangguk lalu menyalimi buda dan pulang.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang