Adult

2 0 0
                                    

"Bang kamu kapan senggang?"

"Belum tau bun, emang kenapa?"

Bunda yang sedang mengangkat cangkir tehnya menunjuk sesuatu diatas meja dengan dagu sebelum kembali menyeruput tehnya.

"Ini apa?"

"Baca aja"

Alta membaca dengan seksama undangan yang kini berasa di tangannya.

"Ini Aqila yang sebelah rumah kita?"

"Iyalah, siapa lagi.. kamu masa lupa"

"Haha nggak gitu bun, kirain nggak ada yang mau sama dia"

"Ihh kok ngomongnya gitu"

"Alta bercanda" jawabnya kemudian berlalu naik ke kamarnya.

"Jangan lupa sempetin waktu buat dateng ke nikahannya ya"

"Hmm"

Setelah mengirim pesan terakhirnya yang hanya dibaca Hariz Alta melempar handphone nya kesembarang lalu telentang memandang langit-langit kamar lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengirim pesan terakhirnya yang hanya dibaca Hariz Alta melempar handphone nya kesembarang lalu telentang memandang langit-langit kamar lamanya.

Tidak ada satupun kata yang terucap, ingatannya sibuk berkelana memutar semua kepingan ingatan dadi masa lalunya. Dia tidak bisa terus begini, dia harus menyibukkan diri.






*3 Minggu berikutnya*

"Lo jangan sibuk-sibuk gini lah Al" nasehat Hariz sebelum Alta keluar ruangannya.

"Dokter mana sih yang gak punya kesibukan"

"Ya lu mah sibuk dibuat-buat, udah tau gada jadwal.. masih aja ke RS"

Alta hanya tersenyum tidak membalas, "gue duluan".

"Hmm, ati ati Lo"

Cting

Bunda

Jangan lupa ya besok ambilin rapot Nadira

Alta kembali menghela nafas, niatnya untuk sedikit melepas penat malam ini ia urungkan karena pesan bundanya yang mengingatkan untuk menjadi wali adiknya besok, karena kedua orangtuanya sedang keluar kota.

Alta memang bekerja di rumah sakit kota tempatnya tinggal, tapi disamping itu dia juga memiliki klinik yang dibangun sendiri yang letaknya tak begitu jauh dengan rumahnya. Sesekali setiap pulang kerja dia akan menyempatkan mampir untuk sekedar menyapa pekerjanya.

Langkah kaki Alta yang baru saja akan masuk ke klinik terhenti saat seorang gadis yang familiar tertangkap oleh sudut matanya.

Ah tidak, ini bukan hanya mirip.. Alta bahkan yakin 100% kalau itu gadisnya. Sebentar, gadisnya?

Ya setidaknya dulu dia memang gadisnya.

"Qila?"













Wow sudah masuk ke penghujung 2024 dan cerita ini belum juga tamat wkwk.. mainn

Aku baru selesai nyiptain karya tulisku yang pertama, yang diberi nama skripsi :) jadi baru ada waktu buat nulis lagi huhu

Oh iya, kalau ceritanya aku remake dalam versi AU gmna? Setuju gak ya?  Kasih saran juga dong kalau nanti di remake castnya mau tetep apa ganti.. hehe makasih yang udah baca dan like ya..

Have a nice day

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang