Smile in the Moonlight

48 11 2
                                    


안녕...




"Kyaaaaaaaaa".

'Qila? ' tanya Alta dalam hati.

"Eh kalian denger kaga tadi suara apaan? ". Tanya Harriz merinding.

"Apa deh lo, parnoan". Jawab Gibran acuh.

"Eh sumpeh gue denger ada yang treak tadi". Harriz mencoba meyakinkan.

"Al lo juga deng_ eh woy ". Kata kata Harriz terputus begitu saja.

"Kalian duluan aja tar gue nyusul" Alta sudah berlari ke arah suara itu berasal tanpa persetujuan Harriz dan Gibran. Ya mereka sekelompok karena satu tenda.

"Woy bocah". Teriak Harriz karena Alta tiba tiba berlari ke arah suara itu berada.

Perasaannya tak enak, hatinya menyurunya untuk berlari ke arah suara itu berasal. Semoga saja dugaannya salah.

Alta berhenti tak jauh dari danau masih dengan nafas yang tak beraturan karena berlari. Demi apapun ini tidak baik.

"Qilaaaaa.. "

Alta melemparkan tas melepaskan kemejanya asal. Tanpa pikir panjang Alta langsung menceburkah diri ke danau yang sedingin es saat malam hari. Tentu saja, inikan pegunungan.

BRUAAMMM

'Qila bertahanlah' ucapnya dalam hati sambil terus menyelam ke dasar danau.

'Gue mohon' lirihnya lagi.

Alta yang melihat sedikit pantulan cahaya diapun mempercepat gerakannya di dalam air.

Gyut

Alta meraih pinggang kecil Aqila, memeluknya erat dan berusaha membawanya ke keluar dari danau yang dingin itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alta meraih pinggang kecil Aqila, memeluknya erat dan berusaha membawanya ke keluar dari danau yang dingin itu.

Alta membaringkan Aqila di tepian danau yang tak terlalu jauh, dia terus melakukan pertolongan pertama pada Aqila yang tak kunjung sadar.

"Maafin gue". Lirih Alta sebelum dia menempelkan bibirnya pada bibir Aqila yang pucat dan dingin untuk memberinya nafas buatan.

"uhuk.. Uhuk uhuk". Aqila memuntahkan air yang dia telan saat tenggelam tadi.

Alta membantunya duduk dan mengusap usap punggungnya membatu meredahkan batuknya.

"Are you okay? ". Tanya Alta masih mengusap lembut punggung Aqila.

Aqila hanya mengangguk lemah menanggapi pertanyaan Alta. Energinya bahkan tak cukup hanya untuk sekedar berkata 'ya'.

###

Aqila merasa sedikit membaik setelah beberapa menit menghangatkan diri dengan api unggun yang di buat Alta. Bahkan Alta meminjamkannya kemeja yang sempat dia lempar.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang