Break or broke

14 0 0
                                    

"Na Lo beneram putus sama Altha?" Kepo Clara yang baru saja memasuki kelas, hari ini sudah mulai tryout dan ujian ujian akhir lainnya.

"Hmm"

"Kok gitu?" Velly.

"Udah nggak sejalan dari awal". Acuh Qila yang berusaha kembali fokus dengan pendalaman materinya.

"Pasti gara-gara nek lampir itu kan" tuduh Clara geram, pasalnya teman kecil Altha itu sangat keterlaluan menurutnya.

"Gak seharusnya kita menyalahkan orang lain dalam hubungan kita" kata Qilla lagi teringat dengan perkataan Ardan sebulan sebelum ujian yang artinya sebulan sebelum Qila memantapkan diri untuk putus dengan Altha.

"Tapi gakpapa sih Na, Lo masih bisa sama Ardan.. secara dia juga gada gelagat anti sama cewe KPop juga" kelakar Velly serius.

"Kita cuma temen kali Vel"

Clara menggeleng, "No, mungkin Lo nganggepnya gitu, tapi penglihatan gue bilang si Ardan ada rasa sama lo. Santai aja kali, Lo juga dulu sama Altha udah kaya kucing sama tikus yang kerjaannya gelud terus, edingnya apa? Jadian juga kan wkwk".

"Bener tuh, gue setuju. Buka hati dengan cepat bukan berarti Lo nyari pelampiasan.. tapi ya sedikit lebih cepat menuju move on aja" imbuh Velly sok bijak yang dihadiahi jitakan oleh Qilla.

"Yeuhh jomblo diem wkwk.. kebanyakan paca fiksi Lo"

Sekarang giliran Clara yang menoyor kepala Qila "Ngaca goblok Lo juga yeuuu".. setelahnya mereka tertawa bersama.

Lo bahkan baik-baik aja la setelah pisah sama gue.. batin seseorang yang tidak sengaja melewati ruang ujian mantan pacarnya.

........
Dua bulan lalu

Ceklek

"Eh Qilla, masuk"

"Gimana keadaan Lo? Udah mendingan?"

Yang ditanya mengendurkan bahu, "ya gitu hehe.. makin hari makin lemes"

Qilla mengangguk, "gakpapa mungkin efek obatnya, Lo harus lebih banyak istirahat dan ya nurut dokter aja"

"Ehem"

"Btw kenapa Lo ngehubungin gue?"

"Ohh itu"

Karin menarik nafas panjang lalu mengembuskan ya dengan lesu dan menatap kearah luar jendela rumah sakit, memperhatikan betapa cerahnya langit hari ini.

"Sebelumya gue minta maaf kalau kesannya egois dan jahat" katanya lagi dengan pada yang sudah beralih menatap Qilla di depannya.

"Lo pasti udah tau sebagian besar tentang cerita masa lalu gue saudara gue dan Altha" jeda sebentar, Qilla hanya mendengarkan karena dia rasa waktunya untuk berbicara masih lama.

"Dulu gue nggak bisa sama Altha karena saudara gue, dan sekarang karena dia udah jadi milik orang lain.. yaitu Lo"

Sepertinya Qilla sudah tau kemana pembicaraan ini mengarah nantinya.

"Sekali lagi gue minta maaf, tapi bisa nggak sebelum gue bener bener ninggalin dunia ini seenggaknya gue pernah memiliki Altha sekali dalam seumur hidup gue?

Anggep aja itu permintaan terakhir gue".

Qilla masih diam, dia mungkin sudah tau maksud dari pembicaraan ini, tapi tetap saja dia tidak pernah benar-benar mempersiapkan jawaban macam apa yang pantas dia berikan. Pasalnya dalam hubungan ini ada dua orang yang mengikat komitmen, dan menurutnya kalaupun putus keduanya harus sama-sama setuju.. lagi pula Altha bukan barang yang seenaknya dia oper dan pindah tangankan pada orang lain.

"Honestly gue gak tau mau jawab apa, tapi mungkin gue bisa coba pikirkan dulu masalah ini.. dan guee.."

"Jangan"

"Hah?"

"Jangan diskusikan hal ini dengan Altha. Buat seolah emang Lo mau putus sama dia murni.. atau Lo bisa pake Ardan sebagai alasan kalian putus"

"Rin?" Qilla yang kaget dengan pikiran jahat Karin refleks berdiri dari duduknya.

"L-lo?"

"Iya gue jahat gue tau, tapi waktu gue gak banyak La, gak sebanyak Lo dan Altha nantinya.. jadi gue mohon, pikirin baik-baik permintaan gue"

"Gue gak tau lagi harus ngomong apa sama Lo" ucap Qilla sebelum pergi meninggalkan Karin sendiri dalam runag rawat inapnya.

........

"Hei cantik, kok ngelamun"

"Eh?"

"Ngelamunin apa sih?"

"Nggak ada, gue cuma kepikiran gue tadi jawab soalnya kira-kira salah berapa"

Pria di depannya tertawa, "random banget sih" katanya sambil mengusap pucuk kepala Qilla gemas.

"Ihh Ardan tangan Lo kotor" sewotnya menepis tangan Ardan dan segera merapihkan kembali tatanan rambutnya.

"Padahal aku makan pake tangan kanan" ucap Ardan menatap tangan kanannya yang sedari tadi hanya diam diatas meja.

"Pulang aja yu, langitnya mendung nih, gue gak bawa mantel".

"Aku kan bawa mobil?"

"Lo kan masih ada urusan sama guru, gue cabut duluan aja sama temen gue yang lain"

"Clara sama Velly udah pulang duluan kalau kalau kamu lupa".

"Bener juga, tapi tetep aja.. emangnya Lo pikir temen gue cuma mereka" sewot  Qilla tak terima.

"Terus mau balik sama siapa? Altha?"

Qilla diam, pasalnya dia tidak pernah menyangka Ardan akan membawa nama itu dalam obrolan mereka.

Ardan yang melihat air muka Qilla yang langsung berubah dia menjadi sedikit panik. "L-la aku nggak bermaksud"

"Wkwk apasih, biasa aja kali"

"Udah ah gue balik duluan.. tuh ojol gue udah nungguin di depan sekolah, byee Ardan" pamit Qila lalu berlari meninggalkan Ardan yang masih setia memandang punggungnya.

"Mau sampai kapan La kamu terus terusan nyakitin diri sendiri" gumam Ardan.

Tes

Tes

Tes

Ahh sial, gerimis lebih dulu turun menyapa bumi, padahal langkahnya kedepan sekolah masih lumayan jauh.

Huft Qilla menghela nafas, lalu menunduk untuk mengikat tali sepatunya lebih erat lagi agar bisa ia bawa berlari menuju depan sekolah.

"Ng?" Merasa aneh Qilla pun mendongak dan tatapan keduanya pun bertemu.

"Pulang sama gue"

Tanpa menghiraukan perkataan pria tadi Qila melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

"La Lo denger gak sih"

"Denger gue gak budek"

"Ya kalau denger nurut"

"Siapa Lo? Apa peduli Lo?"

"Fine, jangan bahas siapa gue dan apa peduli gue.. tapi pikir secara rasional aja, Lo besok masih ujian dan Lo gak bisa kena ujan"

Lagi, Qila tidak menghiraukan perkataan Altha dan hendak berlari karena gerimisnya semakin deras..

Greb

"Seenggaknya ijinin gue nganterin Lo Sampe halte"

Kali ini Qila tidak melakukan perlawanan, entah karena malas berdebat atau memang dia masih memikirkan bagaimana ujiannya besok kalau dia sampai tumbang.

Dan lagiii.. gue selalu kalah dari Lo batin pria yang hanya bisa menatap dua punggung dibawah payung yang sama yang kian makin menjauh dari tempatnya berdiri.




#953words
#050822

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang