September Rain

18 4 4
                                    

"Dek beliin abang Thai tea depan indoapril dong"

"Ogah" jawab Qilla yang sedang asik scrol instagram.

"Kamu juga nih abang beliin satu"

"Satu doang, mana cukup"

"Dua deh, sama beli jajanan yang kamu suka. Gih.. "

Sedikit tertarik dengan penawaran yang ada, Qila tak lagi pokus dengan benda pipih di tangannya.

"Lima puluh ribu, gue berangkat"

Yang tua menghela, "Elah dek, titipannya aja cuma 10k. Ini sih beli ongkir gratis Thai tea"

"Yaudah berangkat sendiri aja sana" acuh Qila dan memilih kembali pada kesibukannya yang sempat tertunda.

"Iya deh iya, udah sana nih"

Melihat lembaran warna pink keluar dari dompet abangnya Qila langsung berdiri dengan semangat 45.

"Thai tea doang? "

"Wafle boleh deh, abang lagi mager"

"Mager teross, keluar sana cari jodoh"

"Kaya situ ga jomblo aja"

"Engga dong" Qila sudah bersiap keluar tapi..

"Emang punya pacar? " tantang bang Abi.

"Pu-" berpikir sejenak, "Y-ya jelas punya dong.. Pacar gue banyak ada 23+8 orang.. Itu semua pacar gue.. Udah ah nanti ngantri bye"

"Woe dek bawa payung, mendung ini"

"Mendung belum tentu hujan" balasnya teriak, seperti halnya aku dan dia yang sama-sama suka, tapi belum tentu bersama. Yang sudah bersama pun belum tentu bisa selamanya. Lanjutnya dalam hati.

***

Tes

Tess

Tes

Aku mendongak sembari menadahkan tangan, "Anjir beneran ujan" umpatku.

"Lari gak lari gak? "

"Lari aja kali ya? "

"oke, hitungan ke tiga kita lari"

Aku menarik napas dalam sebelum mulai berhitung, layaknya pelari internasional aku menggerak gerakkan sedikit kakiku sebelum lari.

"Oke, satu.. Dua.. Tii-ga.. Eh? "

Tak ada lagi air hujan turun, membuatku mendongak. 'payung? '

Aku berbalik.

"La"

"Jangan ujan-ujanan"

Aku masih diam, enggan membalas perkataannya.

"Ayo pulang"

"Gue pulang sendiri"

Altha menghela, "Tadikan udah aku bilang, jangan main hujan. Ayo pulang pake payung"

"apa gunanya? "

"Eh? "

"Apa gunanya pake payung. Mungkin iya payung bisa melindungi kita sedikit dari air hujan yang jatuh, tapi tidak dengan terpaan anginnya. Yang gue butuh itu rumah buat tinggal dan menetap, bukan sekedar payung yang cuma dipake sementara atau dimusim tertentu aja" jeda sebentar, aku mengambil napas sebelum kembali melanjutkan kata kataku.

"Lagian gue udah terlanjur basah, jadi gue gaperlu payung. Makasih"

Setelah mengatakan terimakasih entah untuk apa, aku memilih pergi meninggalkan Altha yang masih berdiri dibawah payungnya.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang