The Final Exam for a New Start

22 4 2
                                    

"Ue ue.... Akhirnya selesai juga ujian semesternya". Qila melakukan peregangan pada otot yang tegang karena soal fisika.

"Iyanih, gasabar gue jadi kelas 12". Saut Clara dari bangku ujung.

"Halah, sok sokan mau jadi kelas 12".

Siapakah dia? Tentu saja manusia julid a. k. a Alta.

"Guesih berharap ya kita ngga sekelas lagi". Nyinyir Qila

"Nanti gabisa nyontek Kimia lagi nangeeesss". Ledek Alta tanpa melirik kearah Qila yang macam ke gep lagi nyontek.

Qila mengibaskan rambut pendeknya "Yuk Ra, kita keluar. Disini panas hawanya". Qila menarik Clara sambil mengipasi wajahnya seolah kepanasan.

Alta sempat cengo, lalu balas teriak "Gue juga ogah ya!!".

Gyut

Qila memangdang kearah tangannya yang tiba tiba di tarik.

"Apa?"

"Lo beneran mau liburan ke Paris? "

"Iyalah"

"Tega gitu"

"Apanya?"

"Masa kita LDR sih La". Alta memasang wajah sok sedih.

Qila menghempaskan genggaman Alta. "Mending lo ikut gue ke Paris".

Alta melotot senang bak anak kecil yang dijanjikan akan dibelikan ice cream. "Beneran nih? " Alta langsung meraih kedua tangan Qila, dengan harapan yang melambung setinggi angkasa.

Qila mengangguk dengan pasti "Iya. Nanti gue bawa lo ke Psikiater terhebat disana".

Alta yang tadi menggenggam kedua tangan Qila pun menghempaskannya dengan satu sentakan. Harapannya kini jatuh sejatuh-jatuhnya ke dasar laut terdalam.

"Gak lucu". Alta berlalu meninggalkan Qila yang sudah terbahak meliat ekspresi Alta.

"Woy Alta tungguin, kata abang gue suruh pulang suruh pulang sma lo".

"Pulang sana sama Psikolog". Alta mengabaikan Qila yang berlari di belakangnya.

"Iya nanti, kan pasiennya ada di sini". Cengirnya yang sudah mengambil helem cadangan di jok Alta.

"Ck". Alta diam, males berdabat. Pasalnya ia sungguh-sungguh dengan ucapannya tadi, ini malah di bercandain.

Home

"La" Alta tiba-tiba nongol di pager pembatas rumah mereka.

"Apa?" jawab Qila males tanpa mengalihkan pandangan dari benda pipih ditangannya.

"Minggu depan jadi lo konsernya? "

"Jadilah".

"Online kan? "

"Iya"

"Gue mau nepatin janji nih. Tapi gue ngga tau cara bayar konsernya gimana".

Qila yang mendengar ucapan Alta langsung mengangkat kepalanya dan memandang Alta penuh selidik.

"Bentar deh, maksud lo konser yang mana? "

"Konser yang diadain minggu depan? " Alta ragu-ragu menjawab yang malah lebih mirip dengan pertanyaan.

"YaAllah pengen berkata kasar". Qila nampak menahan emosi dengan jawaban Alta.

"Kasar". Dengan polosnya Alta mengatakan itu yang semakin membuat Qila naik pitam.

"Woy anjr.. Konser minggu depan mah gratis Astaghfirullah, nyebut.. ㅠㅠ". Qila mati-matian menahan agar kebun binatangnya tidak keluar, pasalnya orang tua Qila sedang ada di rumah semua.

 Fangirl And anti fanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang