Happy Reading!
Ramdan hanya menyimak curahan hati temannya itu, tidak berniat menanggapi, yah sekarang dirinya paham mengapa Jendra se-brutal tadi. Ramdan menghela nafas, terdengar berat, "yaa.. gimana Yon, tetep salah lo.." ucap Ramdan akhirnya.
"Ya, gue emang selalu salah."
Ramdan berdecak, "ngga gitu anjir!"
Leon tidak menanggapi atau sekedar menatap Ramdan, lelaki itu langsung menyembunyikan tubuh nya dibalik selimut, alih-alih pergi dari kamar, Ramdan menarik selimut yang Leon kenakan dengan wajah datar, nampaknya Ramdan tengah serius?
"Gue masih mau ngomong, nggak sopan lo sama Kakanda."
Benar saja, sejak kapan temannya itu terlihat meyakinkan.
"Gue ngantuk. Capek gue abis di bully temen lo."
"Salah sendiri, lagak lo emang mengundang hujatan dan bully-an. Makanya nggak usah nyari perkara napa, cukup hidup tenang dan damai. Bersyukur lo nggak ketemu Tuhan sekarang pas Jendra bonyokin lo hehehe," cengirnya.
Leon mendengus, terdengar sarkas, "keluar lo Dan!"
Ramdan pura-pura menuli, sekarang lelaki itu mengambil mangkuk yang berisi bubur, masih utuh. "Lo bubur nya di aduk apa ngga?"
Leon menoleh, menatap aneh ke arah Ramdan, "ngapain lu?"
"Cepet jawab elah."
"Gue? Nggak suka di aduk buburnya."
Ramdan mengangguk, sedetik kemudian Ramdan mengaduk-mengaduk bubur itu dengan brutal, yang tak sedikit membuat bubur itu menyiprat keluar, tak hanya lantai dan kasur Leon yang terkena imbas, muka Leon pun terkena juga.
Leon yang merasa jengah, menarik paksa mangkuk yang berada di tangan Ramdan. "Siniin! Lo ngapain sih!?"
"Bersyukur elu jawab nggak suka diaduk, kalo jawab suka diaduk, gue tumplekin langsung ke muka lo."
"Gue udah diem jir," sengit Leon tidak terima.
"Ya, anggep aja itu pelajaran buat lo. Saran gue, bertaubatlah engkau kepada yang Kuasa," ucapnya sembari mengangkat tangan ke udara, ala-ala ustad yang memberikan siraman rohani di televisi, yang biasanya tayang pada pagi hari.
"Keluar aja lo."
"Hehehe, btw, gue suka bubur yang diaduk. Kita gak sefrekuensi, unfriend bye," cengir lelaki itu, lagi. Seperkian detik, barulah ia melenggang pergi dari kamar Leon.
"TUTUP PINTU NYA!!!"
Lagi, Ramdan menulikan telinga nya dan tetap stay santuy.
"GUE CEKEK LO, AWAS AJA!"
Gue? di cekek? Maaf, nggak dulu.
***
"Lah gue kira lo dah balik Dra."
Jendra tidak menggubris, namun ekor matanya melirik Ramdan yang tengah terkekeh geli sendiri, argh kenapa wajah temannya itu menyebalkan sekali!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Novela JuvenilRumpang yang tercipta berakibat celaka bagi kita. Perasaan kita berpetualang namun tak kunjung dipertemukan. Hingga saatnya kita satu namun tidak pernah padu. Kita sama-sama tidak bisa menyangkal takdir. Sejauh apapun kita pergi, kita hanya fana yan...