Happy Reading!
Dista menghela nafas, entah sudah berapa kali gadis itu menghela nafas lantaran Caca tidak kunjung keluar dari toilet. Caca adalah tipe anak yang tidak mau ke toilet sekolah sendirian, harus ada yang menemani nya dan sebagai seorang teman yang baik, Dista rela menunggu teman nya itu.
Dista yang tadi hanya diam sembari menunggu, kini mengangkat suara. "Ca, masih lama kah?"
"Sorry lama. Soalnya gue nggak tau kalo lagi dapet Dis, nembus ke rok gue. Gue mau minta tolong," jeda Caca.
Dista menyaut, "iya Ca?"
"Beliin gue pembalut tapi uang gue di kelas. Minjem duit lu dulu dong."
Refleks Dista memeriksa saku seragam sekolahnya dan tidak ada sepeser uang pun disana. Dista menghela nafas, lagi.
"Dista juga nggak bawa, Dista mau ke kelas dulu kalau gitu."
Caca membuat suara memekak, gadis di dalam toilet itu berteriak, "JANGAN DIS! NANTI LO GAK BOLEH BALIK LAGI! JANGAN!!!"
Mendengar itu, jantung Dista rasanya ingin melompat keluar saking terkejutnya. Sungguh, teriakan Caca tidak main-main.
"Ngagetin tau!" Decak Dista.
Mungkin jika Caca sudah di luar, melihat Dista yang berdecak kesal, Caca hanya menyengir lebar. Begitupun di dalam, terdengar kekehan ringan, "lo pinjem uang gih, sama Kenan."
"Kenapa nggak ngutang dulu aja sama Bu Nay," balasnya.
"Ish, gue malu ngutang sama Ibu Koprasi!"
"Dista nggak tau mukanya Kak Ken" Dista tidak asing dengan nama Kenan, terlebih lelaki itu murid kepercayaan guru untuk memimbing Adik kelas yang akan mengikuti olimpiade matematika, namun Dista tidak pernah berpapasan langsung dengan Kenan.
"Kan kelasnya lagi pelajaran olahraga, elo ke lapangan terus teriak aja KENAN!!! CACA MAU NGUTANG!"
Dista mendengus tak percaya, ide macam apa itu!?
"Jangan banyak mikir! Lo bilang aja gue mau minjem duit sama dia" Suara Caca membuyarkan pikirannya kembali, Dista mendegus, terkengar sarkas dan membatin. Kenapa Caca selalu bikin Dista senam jantung!
Akhirnya Dista hanya bisa mengalah, "Iya, ini Dista mau kesana."
Awalanya gadis itu meragu, bagaimana pun Dista harus kesana, menemui Kakak kelas yang dimaksud kan oleh Caca tadi. Langkah yang gontai mengiringi, Dista sudah berada di bibir lapangan. Netranya mengamati murid laki-laki yang sedang bermain bola basket, seperkian detik netra bening Dista bergeser, mendapati lelaki yang sedang membasuh wajahnya dengan air mineral, sepertinya ia tengah beristirahat. Walau merasa enggan Dista tetap mendekati punggung lelaki itu.
Saat sudah berada di samping, Dista menepuk ringan pundak lelaki yang berada di sebelahnya, "Permisi Kak."
Oknum yang di panggil Dista menoleh, menatap Dista bingung. "Ada apa?"
"Anu, nyari Kak Kenan," senyum canggung Dista mendominasi.
Lelaki itu hanya ber-oh dan segera bangkit dari duduknya, setelahnya menatap Dista, "tunggu ya, gue panggilin" Mendengar itu, Dista hanya mengangguk dan menunggu di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Novela JuvenilRumpang yang tercipta berakibat celaka bagi kita. Perasaan kita berpetualang namun tak kunjung dipertemukan. Hingga saatnya kita satu namun tidak pernah padu. Kita sama-sama tidak bisa menyangkal takdir. Sejauh apapun kita pergi, kita hanya fana yan...