KEEMPAT

121 4 0
                                    

Tut (pesan masuk)

"lim ini aku namtan"

"hai namtan aku lim"

"ya aku sudah tau"

"lim aku dengar kau kuliah di jerman?"

"memang benar"

"akupun, dan rencana malam ini aku akan kembali"

"aku pun"

"ahh kenapa manusia ini dingin sekali" gumam namtan

"jika sudah disana bolehkah aku menghubungimu?"

"tentu, kita bisa jadi teman"

"yasudah, sampai jumpa"

Ku simpan ponselku di tas dan aku tidak sadar sedari tadi ternyata mereka semua menatapku tajam dan aku bingung kesalahan apa yang sedang aku lakukan

"why?" tanyaku membuat fokus mereka buyar

"ahh ani" ucapnya bersamaan

"kau kenapa senyum-senyum" bisik somi

"tidak, aku hanya mengecek jadwalku"

"ini masih siang dan masih banyak waktu"

Sedangkan kakek sedari tadi memperhatikan kami berdua seakan bertanya apa yang sedang kami bahas

"lim nanti kamu pulang diantar jet pribadi saja ya"

"ahh tidak usah, lim harus mandiri grandpa"

"yasudah ayo makan" karena bagaimanapun lim akan dengan pendiriannya

Kamipun selesai makan, ya tidak ada obrolan sama sekali membuat kami canggung bahkan aku dan somipun terasa kaku

"ahh ya lim apa kau sudah punya kekasih" tanya kakek jennie

"ahh ani kek, lim sing.."

"dia sedang PDKT kek" potong adikku dan refleks aku langsung mencubit pahanya

"jen bagaimana denganmu?" kali ini giliran kakekku yang bertanya

"ahh jennie, masih fokus pada karir kek" ucapnya sambil menatap mataku dan somi secara bergantian

"bang gua ke belakang dulu, misi" 

"som gua ikut" refleks aku langsung melihat ke arahnya

"cantik" gumamku

.

.

Ya aku benar-benar kebelet tadi gatau nahan ketawa aja liat bang lim dipojokin kayak gitu, makanya nyari alesan biar bisa ketawa bebas kayak gini, ya allah punya abang ga peka banget

"katanya mau ke wc"

"bentar jen gua belum puas"

Jennie menatap somi aneh

.

.

Makan siang 2 keluarga itupun selesai ya kakek dan nenek Kembali ke mansion bersama adikku, aku disuruh untuk mengantarkan jennie ke dormnya karena managernya sedang mengurus yang lain

Mobil ini milik somi, mobil sport hadiah karena akhirnya somi mau kuliah di korea dari kakekku, namun keadaan didalam mobil ini sangat canggung karena memang tak ada obrolan yang terdengar hanyalah suara radio yang terputar. Sampai pada lagu milik wanita di sampingku ini terputar

"astaga lagu ini" gumamku dalam hati, aku tak bisa menahan hasratku untuk menari karena sangat menyukai alunan lagu ini

"solo lo lo lo loo" ucap jennie pelan mengalihkan fokusku

"lim sehatkan?" tanyanya karena melihat peluh mulai menetes dikeningku

"ya sehat kok, oh ya dari sini kita kemana?" tanyaku menenangkan hati yang sedang berdegup

"lurus aja nanti ada apart"

Sesampainya di depan Gedung apart sebagai dorm jennie, ia cemas karena melihat satu mobil yang membuatnya sangat ketakutan

"why?" ucapku sambil mengikuti arah pandang matanya

"lim" ucapnya pelan

"ya kenapa?" aku mencoba menyamakan pandangan dengannya melihat seorang pria mulai mendekati mobil kami

"lim aku takut" ucapnya dengan suara yang bergetar

"jen ada aku" ucapku meyakinkan bahwa dia akan aman

Tuk tuk tuk

"ya ada apa tuan?" tanyaku pada pria berambut coklat itu

"apa yang sedang kau lakukan dengan kekasihku" jawabnya dengan nada yang sedikit tinggi

"jika dia kekasihmu mengapa dia takut padamu?" ucapku dengan nada yang sedikit mengejek, sedangkan jennie sedari tadi memegang ujung jaketku sangat erat seakan meminta perlindungan

"tolong jangan ganggu urusan kami" ucapnya

"jen ayo keluar sayang, kita bisa bicarakan baik-baik" sambil mengetuk kaca dan berusaha membuka pintu mobil bagian penumpang, sedangkan jennie ia semakin ketakutan dibuatnya

Ku tutup Kembali pintu kacaku dan mencoba berbicara memberi pemahaman padanya

"jennie cobalah berbicara padanya, jangan takut aku ada disini" bukannya menjawab ia malah memelukku seakan benar-benar meminta perlindungan, sedangkan aku bingung karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi

"okeh apa kau bisa jelaskan padaku?" ucapku lembut untuk membuatnya nyaman

"dia memacariku hanya untuk menghasilkan uang"

"maksudmu?"

"ya dulu memang kita memang saling menyayangi sampai pada akhirnya aku tahu bahwa dia memacariku hanya karena taruhan dengan temannya" jelasnya sambil menahan tangisnya, akupun menatap lelaki itu tak menyangka bahwa wanita ini hanya di manfaatkan oleh lelaki yang sangat ia cintai

"tapi sekarang aku sangat membencinya, tolong aku lim" pintanya sambil meremas jaket hoodie ku

WILL YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang