THIS PART

58 4 0
                                    

Jujur saja aku bingung, sebenarnya jennie orangnya bagaimana

Apakah dia bisa dipercaya? Atau karena hubungan ini tidak jelas, karena aku tidak mengajaknya menikah

Padahal bukan begitu, seringkali aku ingin mengajaknya ke hal yang lebih serius, namun ia masih dalam masa kontrak dengan agensi dan aku tidak bisa seenaknya dan seceroboh itu menghancurkan karirnya. Bahkan hubungan ini yang tadinya tidak akan dia rahasiakan akhirnya sama saja, aku seperti berselingkuh dengannya karena fansnya lebih suka jika jennie dengan pasangan sesama idol

Jujur saja aku sakit hati, namun aku percaya ia sangat mencintaiku

"sudahlah lim jangan melamun terus"

"aku harus gimana sekarang?"

"entah, aku juga tak mengerti"

"aku, akui tidak mau lagi berurusan dengan masa lalunya, tetapi kenapa hal seperti ini selalu datang lagi. Kau tahu namtan ia sering kali tidak memberiku kabar jika pergi dengan sahabatnya karena takut aku cemburu. Padahal aku akan lebih marah dan kecewa jika dia melakukan itu"

.

.

Tangisnya pecah, baru kali ini aku melihatnya menangis sampai napasnya tidak teratur

"astaga lim" tiba-tiba ia pingsan

"unnie, maaf mengganggu waktumu" ucapku panik

"ne namtan ada apa?"

"lim pingsan unnie, bisakah kau menjemputnya?"

"ne, aku kesana sekarang"

"lim" sambil memeluknya ku tahan lagi menahan tangisanku, melihat sahabatku yang berjuang mati-matian demi kekasihnya, aku sangat jengkel karena sering kali melihat jennie keluar dengan para laki-laki, tetapi apa boleh buat lim selalu tidak percaya dan lebih percaya pada jennie

"unnie" teriakku

"astaga, namtan apa yang terjadi?"

"tiba-tiba pingsan unnie"

"biar aku yang menggendongnya" ucap kekasih rose

.

.

Sepertinya ia kecapean, karena belakangan ini aku melihat lim sangat bekerja keras dan dengan beban pikirannya juga

Kekasihnya, aku tahu lim dan jennie akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja karena biasanya jika dengan jennie ia akan menjadi orang yang paling Bahagia. Tapi seminggu kebelakangan ini ia menjadi pendiam bahkan aku saja seperti tak di anggap jika bicara, menyebalkan memang

"kita bawa lim ke rumah sakit saja sayang" aku melirik adikku yang sedang berbaring di pangkuan namtan, sambil mengelus pipinya.

"badannya demam unnie"

"ya namtan, jangan panik kita akan segera sampai rumah sakit"

WILL YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang