4. 30 PMJeffrey baru saja terbangun. Hal pertama yang dicari adalah keberadaan istrinya yang didekap erat-erat sebelum tidur.
Bukannya apa-apa, Jeffrey hanya kesal pada Joanna yang tiba-tiba saja mninggalkan ranjang tanpa membangunkan dirinya.
Setelah mandi, Jeffrey bergegas mencari istrinya di lantai dasar.
"Joanna di mana, Ma?"
Tanya Jeffrey pada Jessica yang sedang berkutat dengan vas bunga.
"Di ruang olahraga."
Jeffrey menyerengit singkat, dia sedikit terkesan dengan tenaga istrinya yang tidak kunjung berhenti bergerak.
Di tempat olahraga, Joanna sedang melakukan push up di atas matras hitam. Perut ratanya juga sedikit terlihat karena saat ini dia tengah memakai crop tee berwarna ungu muda.
"Bangun jam berapa?"
Joanna menoleh ke sumber suara, pada Jeffrey yang sudah membawa air botol dalam kemasan.
"Sekitar dua jam yang lalu. Terima kasih."
Jeffrey mengangguk singkat setelah membuka tutup botol kemasan sebelum diberikan pada Joanna.
"Nanti malam aku mau keluar. Boleh, kan?"
"Mau ke mana?"
"Ada sesuatu yang mau kubeli."
"Apa?"
"Ada deh."
Entah kenapa, tiba-tiba saja Jeffrey menjadi begitu sangat penasaran terhadap Joanna. Padahal, mereka hanya saling mengenal dan menjalani sesi pendekatan dalam satu bulan ke belakang.
"Aku ikut, mumpung aku libur. Jarang-jarang aku free seperti sekarang."
Joanna ingin menolak, tetapi karena wajah Jeffrey terlihat kesal, mau tidak mau dia mulai mengangguk saja agar tidak semakin memperpanjang perdebatan.
"Mau makan sekarang?"
"Kamu sudah makan?"
Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Jeffrey justru balik bertanya. Membuat Joanna kesal dan langsung berjalan cepat menuju dapur berada.
"Aku tadi sempat membuat dimsum. Kalau sudah lapar kamu bisa makan terlebih dahulu. Aku mau mandi."
"Aku tunggu."
"Maksudnya?"
"Aku tunggu kamu selesai mandi. Kita makan bersama, aku tidak suka makan sendiri."
Joanna menatap Jessica yang mengangguk singkat ketika menatap dirinya. Dia bingung tentu saja, karena Jessica belum menceritakan kalau Jeffrey memang kurang suka makan sendirian. Itu sebabnya dia memilih tinggal di rumah dan tidak di apartemen yang letaknya lebih dekat dari kantornya.
"Ya sudah, paling lama 15 menit."
Joanna berlari kecil menuju kamar. Berniat mandi kilat agar Jeffrey tidak semakin lama menunggu dirinya.
"Joanna cantik, ya?"
Goda Jessica ketika menatap anaknya yang tidak kunjung berhenti menatap tubuh bagian belakang Joanna.
"Cantik."
"Mama tidak salah mencarikanmu istri, kan? Kepribadiannya baik dan pengertian sekali. Mama yakin dia tidak akan banyak menuntut dan mampu mengurusmu dengan baik."
"Iya, Mamaaa!"
Jessica terkekeh pelan, dia kembali merangkai bunga dan mengabaikan Jeffrey yang sekarang sedang memainkan ponselnya.