4. 30 PMJeffrey baru saja pulang bekerja. Hal pertama yang dicari adalah keberadaan istrinya yang saat ini sedang keluar bersama Tamara.
"Istriku di mana, Ma?"
"Jalan-jalan dengan Tamara."
Jawab Jessica seadanya, karena saat ini dia sedang bermain free fire di ponselnya.
"Kapan keluarnya? Kebiasaan, pasti kalau keluar tidak tahu jam. Waktunya suami pulang bukannya menunggu di rumah, tapi malah kelayapan!"
Gerutu Jeffrey sembari melonggarkan dasi.
"Jam 12 siang. Kamu ini! Biarkan saja, lah! Nanti menantuku stress kalau di rumah terus! Kamu juga tidak pernah mengajaknya jalan-jalan setalah honey moon. Kamu selalu sibuk kerja dari senin sampai sabtu, lalu di hari minggu tidur seharian dan tidak bisa diganggu. Istrimu juga tidak keluar terus, hanya seminggu sekali kalau Tamara datang. Awas saja kalau sampai kamu memarahinya kalau sudah pulang!"
Jeffrey tampak semakin kesal, karena Jessica selalu saja membela Joanna dibanding dirinya.
5. 30 PM
Joanna pulang sembari membawa dua kresek besar yang berisi bunga pesanan Jessica.
"Ini, Ma."
"Terima kasih, Sayang..."
Setelah mengucapkan itu, Jessica langsung menyimpan bunga-bungannya di meja yang terletak di pojok ruangan. Karena saat ini dia sedang membuat es doger bersama Evan.
"Es batunya hancurkan sampai kecil-kecil ya, Van?"
"Siap, Ma!"
Joanna hanya terkekeh pelan ketika melihat interaksi mereka. Dia senang, karena setidaknya Jessica tidak kesepian karena ditinggal dirinya.
"Kamu mau apa? Sudah, kamu ke atas saja! Suamimu sedang merajuk, kalau dia marah langsung laporan Mama. Istrinya sedang jalan-jalan kok dilarang! Manusia itu juga butuh hiburan, bukan seperti dia yang hampir gila mengurus pekerjaan!"
Joanna hanya terkekeh pelan dan kembali memakai tas selempangnya yang baru saja diletakkan di atas meja. Karena awalnya dia berniat membantu Jessica yang sedang mengupas alpukat.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka, Jeffrey terlihat pura-pura sibuk dengan ponselnya sembari rebahan di atas ranjang. Padahal, dia hanya membuka tutup lock screen saja.
"Maaf, ponselku mati. Aku mandi sebentar."
Jeffrey tampak geram, karena istrinya sama sekali tidak merasa bersalah pada dirinya.
Berapa menit kemudian Joanna keluar dengan keadaan yang lebih segar. Aroma lulur rempah yang selalu Jeffrey suka juga mulai menguar di setiap penjuru kamar selah pintu kamar mandi terbuka.
"Bagaimana hari ini? Ada yang mau kamu ceritakan?"
Joanna baru saja menduduki tepi ranjang, tangannya juga mulai merapikan rambut suaminya yang sedikit menutupi mata.
"Aku sedang marah! Kamu benar-benar keterlaluan!"
Jeffrey langsung menggulingkan tubuhnya hingga memunggungi Joanna. Dia juga mulai memeluk guling erat-erat dan menyembuyikan wajahnya di sana.
"Aku sudah izin Mama Jessica."
"Suamimu aku atau Mama!?"
"Kamu, tapi kamu tidak mengangkat teleponku ketika aku mau meminta izin."
"Seharusnya kamu tunggu! Begitu saja tidak tahu! Aku lelah! Aku seharian bekerja dan berharap bisa langsung meihatmu ketika pulang, tetapi apa yang kudapat!? Kamu kelayapan dan tidak ingat waktu pulang!"