24 jam kemudian.Sembari menunggu makan malam, Jeffrey dan Joanna memutuskan untuk bersantai di depan layar lebar yang terletak di bagian belakang kamar mereka.
Malam ini Joanna sengaja memakai dress hitam tali spaghetti karena memang malam ini terasa panas sekali. Begitu juga Jeffrey yang hanya memakai kaos putih tipis dan celana bahan drill berwarna navy.
"Aku sudah banyak bercerita tentangku, sekarang giliranmu."
"Itu hanya cerita tentang adik-adikmu, bukan kamu. Aku perlu tahu semua hal tentangmu yang belum pernah terlihat selama ini. Joanna, aku merasa menjadi manusia paling egois karena selalu ingin dimengerti, sementara kamu selalu menuruti apapun yang kumau tanpa mengeluh. Aku lihat banyak bungkus paracetamol di laci. Kenapa tidak bilang kalau kamu sakit? Tahu begitu aku tidak akan setuju kamu ikut di kantor setiap hari. "
"Hanya sakit kepala biasa, lagi pula, paracetamol itu obat aman---"
"Tapi bisa berbahaya kalau kamu konsumsi terus menerus dalam jangka panjang. Kemarin kamu menceramahiku tentang rokok dan minuman keras, lalu ini apa?"
"Aku sudah pakai itu sejak masih kuliah dan aman-aman saja."
"Kata Mama kamu sering bangun jam tiga untuk memasak. Setelah itu olahraga dan menyiapkan seluruh keperluanku bekerja. Kemudian kamu menamniku di kantor sampai sore dan---"
"Itu sudah menjadi tugasku, kan? Mengurus semua keperluanmu dan menjadi teman tidurmu."
"Tapi kamu tidak pernah tidur."
Joanna hanya bisa meringis pelan, karena ternyata kebohongan kecilnya terbongkar sekarang. Kalau dia memang jarang bisa tidur malam.
Itu sebabnya setiap pagi dia selalu meminum paracetamol agar rasa pusingnya hilang.
Lalu kapan jam tidur Joanna? Ketika Jeffrey ada rapat dan Joanna di tinggal di ruangan sendirian. Tidur hanya sekitar 2 sampai 4 jam. Itu saja hanya sekitar tiga kali dalam seminggu. Sisanya, Joanna hanya tidur singkat ketika selesai mandi sore dan menunggu makan malam. Durasi tidurnya juga tidak lama, paling singkat 30 menit dan paling lama 2 jam.
Joanna memang hanya bergantung pada paracetamol. Itu saja setelah berkonsultasi dengan dokter. Karena dia takut meminum obat tidur yang pasti memiliki efek samping lebih tinggi daripada obat yang diminum.
"Sebelum menikah juga sudah seperti itu."
Jeffrey memeluk Joanna erat-erat, dalam hati dia membatin apakah Joanna diberi saja kokain yang selama ini dia konsumsi diam-diam.
Iya, Jeffrey awalnya juga mengalami gangguan tidur seperti Joanna. Tetapi tidak lagi setelah dia menyuntikkan kokain pada tubuhnya. Selama dua tahun terakhir dia sengaja mengonsumsi kokain setelah makan malam agar dia bisa mengunci kamar rapat-rapat dan tidak ada Jessica yang melihatnya ketika dalam keadaan terbang.